26.MANJANYA ANARA

145 30 41
                                    

"life is still going on."

-Nct dream-

•••

"Devannnn ... Nara mau itu," rengek gadis itu dengan wajah bertekuk sambil menunjuk hal yang ia mau.

Aldev menggeleng kecil, mengusap lembut surai halus gadis itu. "Nara, kalo gue bilang enggak artinya enggak!" tegas Aldev.

"Devan, please," cicit gadis itu lagi, kali ini dengan wajah memelas berharap Aldev akan luluh padanya.

"Sampai kapan gue harus ngulangin kata-kata yang sama, Anara?"

Nara menunduk, matanya mulai berkaca-kaca. Entah kenapa semenjak keluar dari rumah sakit, Anara memang jadi semanja ini pada Aldev.

Helaan napas kasar terdengar dari Aldev. "Ya Tuhan, kuatin iman Devan biar gak dorong Nara dari lantai 17 ini, Tuhan," lirihnya amat pelan.

Aldev memilih untuk duduk di sofa, memejamkan matanya dan membiarkan Nara menangis sepuasnya hingga gadis itu lelah.

Beberapa saat berlalu bukannya mereda, tangisan itu semakin kuat terdengar. Aldev membuka matanya perlahan, menepuk ringan bagian samping sofa yang kosong.

Seolah mengerti, Anara menggelengkan kepalanya. Menolak untuk duduk di samping Aldev. "Gak mau," tolaknya.

"Anara, duduk," ujar Aldev berusaha melembutkan suaranya.

"Gak mauu ..." rengek gadis itu.

"Anara." Mulai terdengar penekanan dikatanya.

"Hiks, gak mau! Nara gak mau!" bentak gadis itu spontan dengan wajah yang sudah basah oleh air mata.

Aldev memilih mengalah, dia bangkit dari posisi duduknya lalu menghampiri Nara yang berdiri tak jauh darinya. Merengkuh tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.

"Stttt ... Udah jangan nangis, gue minta maaf ya." Aldev mengusap lembut punggung Nara.

Nara memberontak kuat, memukul dada bidang lelaki itu dengan sekuat tenaganya. "Nara, gak mau! Gak mau, pokoknya Nara gak mau!" tutur gadis itu terus menerus.

"Sshhh," Aldev meringis pelan.

"Ini cewek tenaganya kuat banget," batinnya.

Aldev merengkuh erat tubuh gadis itu, membuat Nara tidak punya celah untuk kembali memukul dadanya yang seksi itu.

~kalo kata author mah, Aldev ni emang rada-rada

Nara mulai melunak, gadis itu terisak kuat di dalam dekapannya. "Devan, please," pintanya lagi.

Aldev menggeleng dengan tegas. "if i say no, it means no!"

"Jangan kayak anak kecil dong! Lo udah cukup besar untuk paham itu gak baik buat lo, Anara!" bentak Aldev tanpa sadar.

Nara tersentak, gadis itu menunduk semakin dalam di dekapan Aldev. "Hiks ... Nara cuman mau ice cream satu aja," lirihnya.

Aldev tersadar. "Sttt, iya-iya udah jangan makin kuat dong nangisnya," ujar Aldev mulai putus asa.

"Ice cream satu boleh? Hanya satu Devan, Nara janji."

DEVANARAWhere stories live. Discover now