"Ini kotaknya." Jisung menyerahkan kotak P3K pada kakak kelasnya dan mendapatkan senyuman manis dari Chenle.

"Makasih. Sini tiduran!"

Chenle menepuk pahanya, menginstruksikan pada yang lebih muda untuk menaruh kepalanya di sana. Jisung awalnya ragu, namun Chenle menariknya dan membuat dia tidur di sana.

Chenle membuka kotak P3K milik Jisung, isinya cukup lengkap. Alkohol, kapas, pinset, antiseptik dan beberapa obat-obatan ada di sana. Chenle mengambil kapas dengan pinset lalu menuang alkohol.

Setelahnya si manis membersihkan luka Jisung dengan telaten. "Jisungie habis berantem lagi?" tanyanya.

"Iya."

"Kenapa? Kan kalau gini kamunya jadi sakit tau. Muka kamu jadi lebam-lebam, jadi kurang ganteng!"

Jisung terkekeh. "Kamu bisa tau alamat aku dari siapa?" Jisung menanyakan pertanyaan lain untuk menghindari pertanyaan dari Chenle.

"Jawab dulu! Kalau kamu jawab aku jawab pertanyaan kamu."

"Ga perlu tau. Ga penting juga buat kamu kan?"

"Ish penting Jisung. Jisung kan teman aku, jadi harus tau dong!"

Sial, apa yang ditakutkan Jisung kini terjadi. Jadi selama ini PDKT-nya gagal dong. Jisung menghela nafas kasar. Sakit bung rasanya.

"Aku cuma teman kamu?"

"Memang Jisung mau jadi siapanya aku?"

Apa semua orang pintar kalau dianya akan balik bertanya? Baru kali ini Jisung kalah berdebat dengan orang lain.

"Pacar?"

"Kalau gitu berhenti berantem. Aku ga mau pacar aku cepat meninggal. Aku ga mau sedih gara-gara ditinggal meninggal sama Jisungie."

Wajah Jisung seketika memerah, apa lagi telinganya. Chenle itu kalau bicara sangat terus terang, itu bisa jadi senjata yang mematikan untuk jantungnya.

"Kamu ga kaya gini cuma buat rubah sikap aku kan?"

"Maksudnya?"

"Banyak orang yang begini cuma karena mau aku berubah, terus mereka ninggalin aku."

Chenle menghela nafas kasar. Dia memang mau mengubah sikap Jisung menjadi lebih baik, tapi bukan berarti Chenle hanya melakukannya untuk itu. Soal Jisung menjadi pacarnya, dia serius kok.

Cowok jangkung itu berhasil mengambil hatinya. Chenle suka Jisung, sayang Jisung atau mungkin sudah cinta? Ga tau deh, Chenle belum dapat menyimpulkan hal yang terakhir.

"Jisungie jangan aneh-aneh, Lele sa-sayang Jisungie makanya mau jadi pacar kamu."

Haduh Chenle jadi ikutan malu. Karena menahan malunya, Chenle tidak sengaja menekan luka Jisung dengan cukup keras, membuat yang sedang tiduran di pahanya meringis kesakitan.

"Sssshhh"

"Ehh ma-maaf!" Tangan Chenle terangkat dari wajah Jisung.

Tutorial | ChenJi  [✔️]Where stories live. Discover now