Chenle itu polos, saking polosnya dia sama sekali engga tahu siapa itu Kakek Sugi. Beda lagi sama Jisung yang ngakunya bad boy tapi engga punya pengalaman pacaran. Mereka pacaran, tapi garing kayak rangginang baru digoreng. Sampai akhirnya mereka mi...
Setelah mengucapkan itu, Chenle segera memencet tombol lift dan menuju pantai paling atas. Apartemen ini cukup tinggi karena terdiri dari enam puluh lantai, jadi perlu waktu yang cukup lama di dalam lift.
Pintu lift terbuka, Chenle keluar dan mencari nomor penthouse milik Jisung. Ternyata itu hanya berjarak tiga pintu dari lift. Si manis pun segera memencet bel pintu unit Jisung.
Pipp
Satu kali Chenle pencet, namun tidak ada tanda-tanda si tuan rumah akan membukakan pintu untuknya. Chenle memencet bel lagi untuk yang keduanya kalinya.
Pipp
Masih sama. Jisung masih belum membukakan pintu untuknya. Sepertinya Jisung mengajak Chenle untuk berperang. Perlu kalian tahu, Chenle ini bukan tipikal orang yang suka menunggu.
Pipp
Pipp
Pipp
Pipp
Pipp
Pipp
Pi—
"Berisik bang—"
'sat' lanjut Jisung dalam hati. Sial kenapa harus ada Chenle di saat seperti ini. Kondisi dia sedang tidak baik.
Jisung akhirnya membuka pintu. Chenle dapat lihat kalau wajah Jisung lebih parah dari sebelumnya. Haduh kan baru beberapa hari lalu Jisung babak belur, kenapa lagi anak ini?
"Jisungie!"
"Ka-Kamu ngapain ke sini?"
"Aku kangen sama Jisung, jadi kesini. Boleh masuk?"
"Bo–Boleh."
Jisung mempersilakan Chenle masuk ke dalam. Untung saja kemarin malam dia sudah membereskan unitnya. Kalau belum di bereskan, itu sama saja menunjukan aibnya pada gebetan.
Unit Jisung terbilang cukup mewah dengan warna cokelat. Chenle sangat suka suasananya. Di sana tidak ada banyak barang, semuanya minimalis dan terlihat cukup elegan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jisungie ada kotak P3K?"
"Ada. Kamu kenapa? Ada yang luka?"
Chenle menggelengkan kepalanya. "Kamu yang luka. Cepetan ambil nanti aku obati."
Jisung pergi menuju kamarnya untuk mengambil kotak P3K sementara Chenle mendudukkan dirinya di sofa yang berwarna putih. Si manis kemudian melepaskan tas ranselnya dan ditaruh didekatnya.