Jisung tersenyum mendengarnya, masih ada kesempatan untuk mengambil hati si manis. "Tapi kenapa kamu ga telpon aku?"

"Aku telpon kamu, sampai rumah aku langsung telpon kamu malah. Tapi kamu salah masukin nomor, yang angkat itu malah penjaga restoran makanan Cina."

Jadi Jisung patah hati karena ulahnya sendiri? Astaga betapa bodohnya dia. "O-Oh, kalau itu kesalahan teknis. Otak aku geser gara-gara habis berantem."

"Oh gitu."

Suasana menjadi hening, keduanya tidak tahu harus membicarakan apa lagi. Jisung diam, begitu pun dengan Chenle. Terlalu canggung dan mereka out of topic.

Jisung akhirnya duduk merapat ke sebelah Chenle, membuat lengan mereka bersentuhan. Perlahan dia menyenderkan kepalanya di bahu si manis. Aroma susu, apa orang di sebelahnya ini bayi?

"Ga pa pa kalau aku nyender?"

"Eum! Teman aku juga biasa begitu kok."

Yah, apa Chenle akan menganggap Jisung teman juga? Baru saja senang Chenle belum punya pacar, tapi jatuh lagi gara-gara takut hanya dianggap teman.

"Ji?"

"Ya?"

"Nama kamu siapa? Kamu belum kasih tahu aku nama kamu. Tulisan kontak kamu pun cuma Jiji."

Jisung tersenyum, Jisung memang belum sempat memperkenalkan diri. "Nama aku Jisung."

"Jisung siapa?"

"Park Jisung."

"Aku sempet tanya nomor kamu ke guru. Tapi aku ga tau kamu itu Park Jisung atau Han Jisung, nama kamu pasaran banget."

Jisung hanya terkekeh dalam menanggapinya. Nama 'Jisung' memang sangat pasaran. Coba kalian sebutkan berapa orang yang menggunakan 'Jisung' sebagai namanya.

Jisung merogoh kantung celananya, lagi-lagi dia mengeluarkan sebatang rokok. Belum sempat Jisung menyalakannya, Chenle sudah mengambil rokok itu dan membuangnya dengan sembarang.

"Ga boleh ngerokok ih!"

Kalau saja itu orang lain, Jisung pasti sudah membuatnya babak belur. Untung saja itu hanya seorang Chenle yang merupakan pujaan hatinya.

"Kenapa?"

"Ga suka aja lihat orang ngerokok, terus nanti kamu cepat meninggal tau?!"

"Jadi kamu mau aku buat berhenti ngerokok?"

"Iya."

"Kalau begitu aku juga ga suka kalau orang lain nyender ke kamu."

"Kenapa?"

"Kamu calon pacar aku, jadi ya... ga boleh pokoknya." Baru kali ini Jisung malu-malu berbicara dengan seseorang. Biasanya dia selalu ngegas.

"O-Oke, tapi kamu berhenti juga ya?"

"Iya aku bakal usaha buat ga ngerokok lagi."

"Pinky promise dulu!" Chenle mengulurkan jari kelingkingnya. Ini memang sangat kenakan tapi Jisung menerima jari gembil itu dengan senang hati.



Sejak kejadian di roof top, hubungan mereka semakin dekat. Jisung selalu menghampiri Chenle saat istirahat lalu mereka makan bersama di belakang sekolah.

Tadinya Chenle lebih suka makan di kantin, dibelakang sekolah seram. Tapi Jisung tidak suka makan di kantin, jadi otomatis Chenle ikut Jisung deh makan di belakang sekolah.

Tutorial | ChenJi  [✔️]Where stories live. Discover now