10. Apa itu Honeymoon?

12 2 0
                                    

Naraya Titania tidak menyangka hidupnya akan berubah drastis dalam kurun waktu dua bulan. Jika dulu ia diberi pertanyaan seputar apa yang akan dirinya lakukan setelah lulus kuliah, sudah pasti Naya akan menjawab ia ingin membangun karir dan mungkin akan melanjutkan studi ke jenjang berikutnya. Namun yang saat ini terjadi sangat jauh berbeda dari rencana tersebut. Satu minggu yang lalu Naya sudah berhasil menyelesaikan sidang skripsinya dengan hasil yang memuaskan. Dan hari ini, tepatnya di hari Minggu ini, Naya baru saja meresmikan diri sebagai istri dari seorang lelaki bernama Amarendra Bayu Wikhaputra.

Takdir sepertinya memang sangat suka bermain-main dengan dirinya.

Dua bulan memang waktu yang sangat cepat. Dalam kurun waktu itu entah sudah berapa kali Naya mencoba peruntungan berbicara dengan Bayu untuk menunda pernikahan mereka sedikit lebih lama. Namu lelaki itu sangatlah keras kepala. Bayu bisa menjadi sangat otoriter. Naya bisa memahami itu karena bagaimanapun juga Bayu adalah salah satu atasan di kantornya. Namun terkadang Naya sangat lelah berhadapan dengan Bayu yang sangat otoriter dan tidak bisa didebat. Karena saat Bayu bertingkah seperti itu, Naya semakin merasa kalau ia sedang berbicara dengan bosnya, bukan calon suaminya--- atau yang mulai saat ini harus Naya sebut dengan suaminya.

"Ini Arini, Nay. Istrinya Dewa. Dan ini Rivega, anak mereka berdua."

Restiani sedang memperkenalkan Naya kepada seorang wanita cantik yang sedang menggendong anak lelaki yang sepertinya baru berusia sekitar satu atau dua tahun. Naya memberikan senyuman lebarnya seraya menyentuh pipi Rivega yang tembam. Gemas sekali. Rasanya ia ingin terus menyubit pipi tembam itu.

"Berapa tahun, Mbak?"

"Baru banget satu tahun dua bulan yang lalu, Nay."

Naya mengangguk-angguk mengerti, lalu lanjut bermain dengan pipi tembam Rivega seraya mengajak bayi kecil itu berinteraksi. Rivega menatapnya dengan begitu lekat. Mungkin sedikit kebingungan melihat dirinya yang menggunakan mahkota dan pakaian super mewah ala pengantin yang tentunya berbeda dari tamu lainnya.

"Mas Dewa-nya mana? Kok gak kelihatan?" Naya bertanya lagi ketika ia tidak mendapati sosok yang tidak lain adalah adik dari Bayu itu.

Ia memang sudah pernah bertemu dengan Dewa sebelumnya. Hanya satu kali. Dan dari pertemuan yang singkat itu, ia bisa tahu bahwa Dewa dan Bayu tidak terlalu dekat. Bahkan yang mengenalkan Dewa padanya bukanlah Bayu, melainkan Restiani. Seperti saat ini juga contohnya. Bayu entah sedang berada di mana.

"Tadi keluar sebentar, mau ngobrol sama temannya katanya."

"Bayu juga kemana, Nay? Tadi kayaknya masih di samping kamu." Giliran Restiani yang bertanya. Sepertinya mama mertuanya itu baru sadar kalau sang mempelai pria sedang menghilang.

"Tadi katanya mau ke toilet sebentar, Ma."

Entah sebentar versi Bayu itu berapa lama. Yang jelas ini sudah hampir lima belas menit sejak Bayu izin pergi ke toilet.

Ah ya, Naya dan Bayu sepakat untuk membuat pesta pernikahan mereka tidak terlihat terlalu formal. Mereka tidak hanya berdiam di atas pelaminan menunggu tamu-tamu undangan yang datang. Sebaliknya, di pesta ini mereka justru berbaur dengan para tamu undangan sambil bercengkerama santai. Naya lebih menyukai konsep ini karena dengan begitu ia tidak hanya akan berdiam diri di satu tempat. Namun nilai minusnya, ia harus menyiapkan tenaga ekstra untuk berjalan kesana kemari menyambangi para tamu undangan.

"Kamu sama Bayu rencananya mau honeymoon kemana, Nay?" Arini yang sedang menyuapi Rivega beberapa potong buah-buahan kembali menatap Naya.

"Mereka gak pergi honeymoon katanya. Mama udah siapin paket buat ke Korea tapi Bayu nolak. Katanya lagi gak bisa ninggalin kerjaannya lama-lama."

The AmbitionWhere stories live. Discover now