"Suruh aja Zellan." Ziedan menunjuk cowok itu dengan dagunya.

"Gak! Gue jijik." tolak Zellan menggelengkan kepalanya.

"Udah ayo kita masuk aja, nanti beli baru." ajak Ringga menuntun mozza agar masuk kedalam sekolah.

"Enggak mau." tolak Mozza menggelengkan kepalanya sambil melipat tangannya didada.

Saat keenam cowok itu membujuk Mozza agar merelakan ponselnya, bel sekolah berbunyi menandakan bahwa pelajaran segera dimulai.

"Ih... Ayo cepetan di ambil." pinta Mozza mendorong keenam cowok itu agar masuk kedalam selokan.

"Enggak!" teriak enam cowok itu dengan serempak.

"Ih... cepetan sebelum gerbang ditutup." ujar Mozza menatap gerbang yang sebentar lagi ditutup oleh satpam sekolah mereka.

Keenam cowok tersebut dengan terpaksa mengambil ponsel Mozza, mencari keberadaan ponsel cewek tersebut dengan tangan mereka.

Banyak pasang mata yang menatap mereka dengan heran, dan memilih melanjutkan jalan mereka agar tidak terlambat.

Walaupun sebenarnya mereka ingin sekali melihat 6 cowok penguasa sekolah yang malakukan hal aneh diselokan tersebut.

Mozza menatap keenam cowok itu dengan harap-harap cemas akan kondisi ponselnya.

"Kalian ngapain disitu, gerbangnya akan saya tutup" ujar pak satpam saat ingin menutup gerbang sekolah.

"Pak-pak jangan ditutup dulu ya gerbangnya." bujuk Mozza menatap satpam tersebut dengan tatapan memohon.

"Cepat 5 menit lagi gerbang akan ditutup." ujar pak satpam tersebut dan diangguki Mozza.

"Cepetan dong ngambilnya, sebentar lagi gerbang mau ditutup." ujar Mozza dan berjongkok menatap keenam cowok tersebut yang sedang mencari ponselnya.

"Ya sabar, udah mending kita beli baru aja." saran Zellan dan tangannya terus mencari ponsel Mozza.

"Gak mau!" tolak Mozza dengan tegas.

"Gara-gara lo sih!" kesal Azaleel mendorong Zellan membuat Zellan terjatuh dan bajunya basah karna air yang ada di selokan.

"Lo gak usah dorong juga." Zellan tidak terima dan mendorong Azaleel membuat baju Azaleel basah.

"Udah kalian jangan ribut." ujar Mozza melerai kedua cowok itu, matanya menatap enam cowok tersebut yang fokus mencari ponselnya.

"Dapat!" Ziedan mengangkat ponsel Mozza membuat cewek tersebut tersenyum senang.

"Wihhh... Pada ngapain nih, kerja bakti lo semua?" tanya Sakya dan menatap keenam cowok tersebut sambil tertawa.

"Diem lo." ancam Azaleel menatap Sakya dengan tajam.

Keenam cowok tersebut keluar dari selokan, Mozza mengambil ponselnya dan menyiramnya dengan air minumnya.

Senyumnya sedari tadi terus mengembang ketika Ziedan menemukan ponselnya. matanya fokus ke arah ponselnya, senyumannya hilang diwajah imutnya ketika ponselnya tidak bisa hidup.

"Yah... Handphonenya gak mau hidup." ujar Mozza menunjuk ponselnya pada mereka.

"Yaudah lah, pasti itu udah rusak buang aja." sakya meneliti ponsel Mozza.

"Tapikan sayang." Mozza menatap ponselnya dengan sedih.

"Udah ikhlasin aja." bujuk Sakya dan menepuk pundak Mozza.

"Yaudah kita masuk ke kelas yuk." ajak Sakya menggandeng Mozza untuk masuk kedalam sekolah.

"Ayo!" ujar Mozza dengan antusias.

Mozza mengikuti langkah Sakya. kakinya melangkah menuju gerbang sekolah, langkahnya terhenti ketika menyadari sesuatu.

"Kalian gak masuk?" tanya Mozza pada 6 cowok tersebut.

"Sebentar lagi pelajaran mau dimulai." sambung Mozza lagi menatap keenam cowok tersebut yang menatap dirinya dengan tajam.

"Lo kira kami bisa belajar pakai baju ini." ujar Ziedan menatap cewek didepannya dengan males.

Mozza menatap keadaan enam cowok tersebut membuat dirinya terkejut, Sakya sedari tadi tidak bisa menahan tawanya menatap Ziedan dkk.

*****

Jangan lupa votementnya yah, jangan pelit-pelit pokoknya untuk tekan bintang.

'~naylechy.

Sel, 15 Des 2020.

Bukan Keju Mozzarella [Revisi]Where stories live. Discover now