36.larangan

82.3K 14.1K 2.4K
                                    

Mozza terbangun dari pingsannya dan mengucek matanya, ruangan ini hanya diterangi pencahayaan yang sedikit temaram.

Hanya lampu tidur saja yang menyala, Mozza bangkit dari baringannya memandang sekeliling ruangan ini.

Mozza melihat jam di tangannya, jam 4 pagi dan sekarang dia baru sadar bahwa ini di tempat basecamp Ziedan dkk.

"Nih minum dulu." Sakhi menyodorkan segelas air putih dan Mozza menerimanya.

"Mozza mau pulang." ujarnya dan bergegas berdiri.

"Yaudah, gue anter." sahut Ziedan dan mengambil kunci motor.

"Sebagai hukuman kalian, Mozza bakal ambil kunci mobil kalian." Mozza mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja.

"Dan jangan coba-coba naik motor, selama seminggu kalian harus naik angkutan umum. Gak boleh naik taksi!" jelas Mozza sambil melipat kedua tangannya didada.

"Lha, terus Ziedan ngantar lo pulang naik apa. katanya gak boleh naik mobil sama motor?" tanya Zellan dan Mozza terdiam memikirkan ucapan Zellan.

"Kali ini boleh tapi harus naik motor. setelah Ziedan ngantar Mozza pulang baru hukuman itu dimulai." jelas Mozza dan diangguki keenam cowok itu dengan pasrah.

"Iya-iya deh, siapa yang berani ngelawan lo." ujar Azaleel dan duduk di sofa.

"Ayo Ziedan anterin Mozza, setelah itu kalian harus sekolah. Gak boleh bolos." tekan Mozza dan diangguki keenam cowok itu lagi.

Ziedan mengambil kunci motor dan bergegas pergi mengantarkan Mozza pulang kerumahnya.

Mozza naik keatas motor dan Ziedan langsung menancap gasnya, jalanan sangat sepi. udara sangat dingin dan menembus baju piyama kuda poni Mozza.

Ziedan yang menyadari itu langsung menarik tangan Mozza untuk memeluknya, Mozza berusaha melepaskan tangannya yang ada di perut Ziedan tetapi Ziedan menahannya dan Mozza menghela nafasnya pasrah.

Motor berhenti ketika sudah sampai didepan rumah Mozza, ia bergegas turun kemudian memberikan helm pada Ziedan.

"Makasih Ziedan, ingat habis ini jangan naik motor atau mobil," peringat Mozza dan diangguki Ziedan.

Mozza melangkahkan kakinya setelah berpamitan pada Ziedan, langkahnya terhenti ketika seseorang menahan tangannya.

"Gue minta maaf." ujar Ziedan dan Mozza tersenyum manis.

"Udah Mozza maafin." Mozza menganggukkan kepalanya dan kembali berjalan menuju rumahnya.

Mozza bergegas menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi kesekolah, ia keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya dan menggunakan seragam sekolahnya.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 6.30, Mozza bergegas keluar dari kamarnya dan berpamitan pada ibunya setelah memakan sarapannya.

Mozza berjalan menuju jalan raya dan berdiri di halte menunggu angkot yang akan ketempat tujuannya.

"Hey! Hey! Siapa dia!" ujar Ringga kepalanya menyembul dari balik jendela angkot, Mozza menatap kearah angkot yang menjadi tempat tujuannya. disana sudah ada Ziedan dkk.

"Naek neng, naek!" teriak Zellan sambil melambai-lambaikan tangannya menyuruh Mozza naik kedalam angkot.

Mozza masuk kedalam angkot yang hanya berisikan mereka saja, dan menghembuskan nafasnya melihat tingkah teman-teman Ziedan.

"Bang, ongkosnya berapa?" tanya Alhesa menatap abang-abang angkot yang sedang menyetir.

"Naik gratis, dek." balas abang angkot tersebut dan disoraki teman-teman Ziedan.

"Serius bang, semoga murah rezeki yah bang." sahut Zellan tidak percaya.

"Kalo turun bayar." sambung abang angkot itu membuat Mozza tertawa.

Kelima teman Ziedan menghela nafas kecewa, dan kembali berulah seperti cacing kepanasan.

Angkot berhenti didepan gerbang sekolah, mereka turun dari angkot satu persatu.

Ziedan mengeluarkan selembar uang bewarna merah kepada supir angkot itu, dan pergi menyusul Mozza dan teman-temannya tanpa mengambil kembalian.

"Kok gak kamu ambil kembaliannya?" tanya Mozza menatap Ziedan dengan heran.

"Emang ongkos angkot berapa?" tanya Sakhi penasaran.

"Aduh kalian ini pernah naik angkot gak sih?" tanya Mozza kesal melihat tingkah bodoh keenam cowok ini.

"Enggak." sahut mereka serempak.

Mozza menepuk keningnya, dan ia melangkahkan kakinya menjauh dari keenam cowok itu.

Mozza mempercepat langkahnya ketika orang-orang menatap dirinya dengan sinis, langkahnya terhenti ketika seseorang menarik tangannya.

"Ada apa?" tanya Mozza menatap Ziedan yang sedang mengatur nafasnya.

"Jalan di samping gue." balas Ziedan, Mozza mengerutkan keningnya bingung.

"Jalan bareng gue." ujar Ziedan dan menggenggam tangan Mozza.

"Gak usah pegang-pegangan." sahut Sakhi dan berjalan ditengah-tengah Mozza dan Ziedan.

"Udah-udah ngapain pada ribut." lerai Azaleel dan merangkul Mozza.

"Tangan lo bisa dijaga gak?" tanya Sakhi dan Azaleel langsung menyingkirkan tangannya dari bahu Mozza.

"Dih, ngapa lo?" tanya Azaleel dan memasukkan tangannya disaku celana.

"Keju lihat tugas, gue baru ingat belum siap tugas." ujar Ringga dan merogoh tas Mozza mengambil buku miliknya.

"Ringga balikin gak, kerjain sendiri." Mozza menggapai bukunya yang ada ditangan Ringga.

"Pinjam bentar." sahut Ringga dan sudah berlari meninggalkan mereka.

"Ringga balikin." Mozza mengejar Ringga dan meninggalkan kelima cowok itu yang sedang menatap Mozza dan Ringga yang sedang kejar-kejaran.

"Kenapa gue senang ngelihat tuh cewek ya?" tanya Zellan pada temannya.

"Gak usah dekat-dekat dia." peringat Ziedan pada temannya.

"Kenapa?" tanya temannya kebingungan.

"Bahaya." balas Ziedan dan berjalan meninggalkan temannya.

"Larangan adalah perintah." ujar Azaleel menaikan satu alisnya.

"Gue bilang jangan!" tekan Ziedan menatap Azaleel dengan tajam.

"Lo suka sama Mozza?" tanya Azaleel sambil tertawa.

"Gak." balas Ziedan singkat.

"Anying, lo pada udah siap tugas?" tanya Alhesa menghentikan perdebatan itu.

"Belum." sahut mereka serempak.

"Woyyy! Mozza gue lihat tugas lo!" teriak Alhesa dan mengejar Mozza dan Ringga yang sudah menghilang dibalik dinding yang menghubungkan kelas mereka.

"Sial, gue juga belum." rutuk Sakhi dan buru-buru kekelas, dan diikuti teman-teman nya yang berlomba-lomba berlari menuju kelas mereka.

*****
Jangan lupa votementnya yah, jangan pelit-pelit untuk tekan bintang. See you.

'~naylechy.

Min, 24 Jan 2021.

Bukan Keju Mozzarella [Revisi]Where stories live. Discover now