P

1.4K 305 26
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 22.00 pm. Perlahan, jari jemari Jimin bergerak dan detik berikutnya, mata Jimin terbuka lebar.

"Berapa lama aku tertidur?" Tanyanya sembari mencoba mendudukkan dirinya

Setelahnya, Jimin menoleh ke arah jendela kamar inapnya yang terbuka hingga menerbangkan tirai jendela tersebut.

"Dingin" Lirih Jimin dengan memandang kosong ke arah jendela

Dengan susah payah, Jimin turun dari ranjang rumah sakit dan berjalan gontai menuju jendela tersebut. Sesampainya ia di sana, bisa Jimin rasakan hembusan angin yang kian menerpa wajahnya.

Jimin lalu menengadahkan wajahnya ke atas dan memejamkan matanya, kembali menikmati semilir angin malam.

"Aku mencintaimu"

Sontak, Jimin membuka matanya kaget saat mendengar suara bisikan seorang gadis di telinganya.

Dengan takut, Jimin berbalik dan melihat ke penjuru kamarnya namun tak ada seorangpun di sana.

"Aku mencintaimu, Park Jimin"

Lagi lagi Jimin mendengar suara bisikan tersebut namun bukannya takut, Jimin merasa penasaran akan asal bisikan suara tersebut.

Bahkan sebelum ia terbangun dari tidur lamanya, Jimin juga sempat mendengar bisikan itu hingga terbangun dari komanya.

Lelah berdiri di dekat jendela yang terbuka, Jimin pun berlalu dari sana dan kembali ke kasurnya.

Sesampainya Jimin di sana, ia lantas mendudukkan dirinya lalu menunduk dan memejamkan matanya.

Sedetik kemudian, Jimin seperti melihat sosok gadis manis yang tersenyum kepadanya.

"Danaunya cantik"

"Iya, sangat cantik"

"Benarkan, danaunya sangat cantik"

"Iya. Cantik, sangat cantik. Gadis di depanku sangat cantik"

"Lihat aku. Jangan melihat yang lainnya"

"Kau juga tampan. Sangat tampan, hingga aku tak bisa berpaling darimu"

Perlahan, Jimin membuka matanya dan tanpa sadar ia menangis begitu saja.

"Kenapa hatiku rasanya sesakit ini?" Gumam Jimin sembari menyentuh dada bagian kirinya

Setelahnya, Jimin mengusap air matanya lalu merebahkan tubuhnya di kasur dan sedetik kemudian, ia mulai terlelap dalam tidurnya.

****

Keesokan paginya, dengan berat hati Yn menarik dua koper besarnya keluar dari rumah kost yang sudah lama ia tempati.

"Kau serius akan pindah dari sini?" Tanya ibu kost pada Yn

Yn yang tadinya memunggungi ibu kost, berbalik dan tersenyum tipis.

"Iya. Terima kasih sudah menerimaku di sini, lain kali aku akan kembali dengan keadaan yang lebih baik lagi" Sahut Yn, ramah

Sang ibu kost mengangguk sembari tersenyum ramah pada Yn.

Beberapa detik kemudian, mobil taxi sudah terparkir di depan mereka dan mau tak mau Yn pun pergi dari sana.

Sebelum benar benar pergi, Yn sempat berbalik sembari tersenyum simpul dan sekali lagi, tanpa sadar ia membayangkan Jimin tengah berdiri di depan rumah kost sembari tersenyum lebar ke arahnya.

"Selamat tinggal" Lirih Yn dan benar benar pergi dari sana

1 jam...

2 jam...

My Boyfriend From Magic ShopWhere stories live. Discover now