W

1.4K 232 13
                                    

Di meja kerjanya, Jimin tersenyum lebar sembari memandang sekotak cincin permata yang tergeletak di depannya. Saat pintu ruangannya di buka dari luar, dengan cepat Jimin menyembunyikan cincin lamarannya di dalam laci meja.

Yn mengerutkan keningnya bingung saat ia baru masuk di ruangan Jimin namun sudah mendapati gelagat aneh pacarnya itu. "Ada apa?" Tanyanya sembari mendekati Jimin

Jimin tersenyum simpul sembari menggeleng saat Yn sudah berada dihadapannya. Dan mau tak mau, Yn pun harus mempercayai Jimin.

Setelahnya, Yn mengulurkan hasil rancangannya pada Jimin sebab beberapa hari yang lalu, ia sempat mengajukan diri untuk merancang aula pernikahan yang sebentar lagi akan di selenggarakan di hotel mereka.

"Ini bagus dan indah. Aku akan mengatakan pada klien kita bahwa kau melakukannya dengan baik" Ucap Jimin pada Yn dan dibalas senyum dan anggukan senang dari gadisnya itu

Ini memang pertama kalinya Yn mulai merancang sesuatu yang besar seperti itu. Sebelumnya ia hanya merancang pakaian, tas dan sepatu untuk merek brand yang mempekerjakannya. Jadi Yn sedikit was was, apakah rancangannya akan cocok digunakan di hotel Jimin atau tidak.

Tok Tok Tok. Saat Yn dan Jimin tengah sibuk dengan pikiran mereka masing masing, pintu ruangan tiba tiba saja di ketuk dari luar hingga menampilkan sosok sekertasi Jimin.

"Maaf Pak, sebentar lagi anda harus menghadiri rapat" Ucap sang sekertaris pada Jimin

Jimin pun mengangguk. Mau tak mau ia lalu berdiri dari duduknya dan harus meninggalkan Yn sendirian di ruangannya.

Sebelum ia pergi dari sana, Jimin berpesan pada Yn. "Jika rapatku belum selesai dan kau sudah lapar, kau duluan saja makan siangnya, nanti aku akan menyusul"

Selepas kepergian Jimin, Yn menghela napas berat lalu meletakkan hasil rancangannya di atas meja kerja Jimin.

Saat Yn hendak berbalik, ia tak sengaja melihat laci Jimin yang terbuka sedikit. Penasaran, Yn pun mendekati meja Jimin dan mengintip isi laci itu.

"Apa ini?" Tanyanya saat melihat kotak hitam kecil yang cantik

Semakin penasaran, ia pun membuka kotak tersebut dan mendapati cincin permata yang sangat indah di dalamnya.

"Apa Jimin akan melamarku dengan ini?" Gumamnya malu

Yn tersenyum senang sembari mengeluarkan cincin permata itu dari dalam kotak. Setelahnya, ia memasukkannya ke dalam jari manisnya dan benar saja, ukuran cincin yang Jimin beli sangat pas di jarinya.

"Ternyata, Jimin benar benar serius denganku" Gumamnya sembari memperhatikan cincin yang terpasang di jari manisnya

Yn mengerutkan keningnya bingung saat ia hendak mengeluarkan cincin tersebut dari jarinya namun cincin itu tak bisa keluar juga. "Eoh?. Kenapa tak bisa lepas?"

Dengan sekuat tenaga Yn menarik cincin permata itu dari jari manisnya namun hasilnya nihil, cincin itu tetap bersarang di jarinya.

"Bagaimana ini?" Tanyanya khawatir

Yn tak ingin membayangkan apa yang nantinya terjadi jika cincin itu belum keluar juga dari jarinya. Jimin pasti akan berpikir bahwa ia sangat tak sabaran.

"Oh tuhan, ku mohon keluarkan cincinnya dari jariku" Doanya sembari kembali menarik cincin itu dari jarinya

Triiiing, taaaak... Cincin itu berhasil keluar dan bergulir menuju pintu ruangan yang tertutup rapat.

Kaget, Yn lantas berlari untuk memungut cincin tersebut namun semuanya sudah berakhir, pintu di buka dari luar dan menampilkan Jimin yang telah berdiri di ambang pintu dengan Yn yang bersujud di depannya.

My Boyfriend From Magic ShopWhere stories live. Discover now