T

1.4K 247 66
                                    

Kini, Yn dan Jimin saling memandang satu sama lain sembari masih berdiri di ambang pintu ruangan lelaki itu. Di belakang mereka, Taehyung tersenyum tipis dan berlalu dari sana.

Seperginya Taehyung, Jimin berdehem hingga memutuskan kontak mata Yn padanya.

"Emmm, sebenernya aku--"

Jimin menggeleng, menempatkan jari telunjuknya di depan bibir Yn. "Sebelum kau menjelaskannya kepadaku, aku ingin bertanya kepadamu. Bagaimana kau bisa menegenalku?. Bagaimana kau bisa muncul di ingatanku padahal aku belum pernah bertemu denganmu".

Yn tersenyum tipis, mendorong telunjuk Jimin darinya. " Jawabannya ada pada dirimu sendiri. Bagaimana bisa kau tahu namaku padahal ini pertemuan pertama kita menurutmu. Bagaimana kau bisa merindukanku padahal kau tak mengenalku... Semua itu, jawabannya ada pada dirimu sendiri"

Jimin diam, menunduk dan berpikir. Ia memejamkan matanya, mencoba mengingat potongan memori yang sampai sekarang masih terasa semu untuk dirinya.

Jimin mendongak, menatap Yn dan menggeleng kecil. Melihat itu, Yn menghela napas pelan lalu memajukan wajahnya pada Jimin.

Cup... Bibir mereka bertemu kala Yn mencium bibir Jimin terlebih dulu. Hanya sebentar hingga Yn menarik dirinya menjauh dari lelaki itu.

"Karena kita saling mencintai. Saat kau koma dulu, jiwamu masuk ke dalam manekin dan di perjual belikan di toko magic shop. Saat itu aku datang dan membelimu, setelahnya aku membawamu pulang dan betapa kagetnya aku saat kau hidup dan menjadi manusia di depanku. Kau bilang, kau akan mengisi hari hariku yang hampa. Kau bilang kau adalah pacarku, saat itu aku tahu bahwa perasaan itu hanya semu tapi aku ini bodoh, bodoh karena sudah mencintaimu hingga sebulan kemudian kau pergi dan kembali seperti sekarang ini" Jelas Yn

Perlahan, ingatan Jimin mulai kembali. Jimin ingat saat ia pertama kali bangun di kamar Yn, mengaku sebagai pacar gadis itu. Menemaninya di kala sedih dan senang hingga ia pergi meninggalkannya untuk kembali ke tempatnya sekarang.

Jimin meneteskan air matanya. Hatinya terasa sakit saat dirinya mengingat betapa tak relanya ia meninggalkan Yn. Betapa hancurnya hati gadis itu saat ia tak ada di sampingnya.

Jimin menatap Yn dengan air mata yang masih menetes lalu memeluk gadis itu dengan erat. "Maaf karena sudah meninggalkanmu, Jung Yn"

Yn mengangguk, membalas pelukan Jimin tak kala eratnya di banding pelulan lelaki yang di cintainya itu.

"Tak apa. Aku tak masalah, yang terpenting sekarang aku sudah bertemu denganmu di sini. Memelukmu seperti ini sudah membuatku bahagia, Park Jimin" Sahut Yn, membenamkan wajahnya di dada bidang Jimin

Saat Jimin dan Yn masih berpelukan, melepas kerinduan mereka, Lini baru saja datang dan mendapati keduanya. Dengan tenang, gadis mendekati Jimin dan Yn lalu berdehem.

"Ekhemm... Apa yang kalian lakukan di sini?" Ucap Lini hingga membuat pelukan Jimin dan Yn terlepas

Yn menoleh ke arah Lini, melihat tak suka pada gadis yang mengaku tunangan Jimin di artikel yang sempat ia baca. Sama dengannya, Lini juga menatap tak suka pada Yn hingga sudut bibirnya terangkat membentuk senyum miring.

Dengan manja, Lini tersenyum pada Jimin dan mendekati lelaki itu. Setelahnya, ia mengaitkan kedua tangannya di lengan Jimin. "Siapa gadis itu?" Tanyanya sembari melirik sekilas ke arah Yn

Jimin menoleh ke arah Yn, menatap wajah sedih gadisnya saat melihat Lini memeluk lengannya dengan manja.

Tak ingin membuat Yn salah paham, Jimin langsung mendorong Lini hingga membuat pegangan gadis itu terlepas dari lengannya.

"Sebaiknya kau pergi dari sini, aku akan--"

"Tidak. Aku tak akan pergi sebelum kau menjelaskan kepadaku, siapa gadis itu dan kenapa kau memeluknya tadi" Sela Lini, melihat ke arah Yn dengan pandangan mata yang tajam

Berbeda saat pertama kali datang ke sana, kali ini Lini menunjukkan rasa tak sukanya pada Yn.

Melihat hal itu, Yn lalu mendekati Jimin dan memeluk lengan Jimin dengan manja. "Aku pacar Jimin jadi aku mohon kepadamu, jangan mendekati Jimin selama aku ada di sini" Ucapnya pada Lini hingga membuat gadis itu mendengus kesal

Ingin marah dan memukul Yn, Lini menghembuskan napasnya sebelum melakukan hal itu. Ia tak ingin membuat citranya rusak hanya karena Yn. Dan tanpa mengatakan apapun lagi, ia pergi dari sana, meninggalkan Yn yang tersenyum senang karena menang darinya.

"Kau senang?" Tanya Jimin pada Yn

Yn mengangguk sembari menoleh ke arah Jimin. "Tentu saja. Aku tadi kesal karena ia tiba tiba saja datang dan mengganggu moment kita berdua. Tapi, apa benar kau akan segera menikah dengannya???"

Jimin sontak menunduk, menghirup napasnya lalu menghembuskannya secara perlahan. Setelahnya, ia mendongak dan menatap Yn sembari menggeleng pelan.

"Tidak, aku tak akan menikah dengannya. Gadis yang aku cintai adalah kau jadi kau lah yang ingin aku nikahi, bukan dia" Jelas Jimin hingga membuat Yn tersenyum senang saat mendengar ucapan manisnya

Yn melepaskan pelukannya dari lengan Jimin sembari tersenyum malu. "Dasar... Kau membuatku malu karena mendengar ucapan manismu itu, Park Jimin" Balasnya sembari memunggungi Jimin

****

Saat Lini hendak masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di depan hotel Jimin, gadis itu tak sengaja melihat Taehyung yang masuk ke dalam taxi tepat di depan mobilnya.

"Eoh, bukankah dia yang tadi melewatiku saat aku hendak menemui Jimin. Apa dia teman Jimin???. Kalau iya, aku harus mengikuti lelaki itu. Mungkin saja ia bisa membantuku" Ucap Lini lalu masuk ke dalam mobilnya

Sepanjang perjalanan kembali ke magic shop, Taehyung diam di dalam taxi sembari melihat keluar jendela. Pandangannya terpaku pada langit di atas sana yang terlihat amat biru dan terang.

"Haaaaa!"

Taehyung menghela napas dengan berat saat ia mengingat pertemuan Jimin dan Yn tadi.

"Aku iri dengan mereka. Apapun yang terjadi, mereka tetap bisa bertemu dan saling mengerti keadaan satu sama lain..." Gumamnya sembari masih melihat langit di atas sana

"Jika aku bertemu dengan gadisku, apa ia akan mengerti dengan keadaanku juga? Atau ia akan pergi meninggalkanku lagi?" Sambungnya, tersenyum kecut

Beberapa waktu kemudian, Taehyung sudah sampai di magic shop.

Ting, bell pintu magic shop berbunyi kala pintu itu di dorong dari luar...

"Apa ada yang bisa saya ban---"

Taehyung sontak terdiam saat melihat sosok Lini yang memasuki tokonya.

Lini tersenyum simpul saat ia sudah berdiri di depan meja kasir, tempat Taehyung berdiri. "Apa yang kau jual di sini?" Tanyanya tapi Taehyung tetap diam

"Hey, kau tak apa apa?" Tanya Lini sembari melambaikan tangannya di depan wajah Taehyung, berharap lelaki itu tersadar dari lamunanya

Taehyung mengerjapkan matanya bingung. "Eoh?. Ya, aku tak apa apa" Sahutnya dan di balas senyum kecil dari Lini

Lini melihat ke sekeliling toko dan kembali melihat ke arah Taehyung. Ia kemudian tersenyum tipis lalu tangannya terangkat dan menunjuk ke manekin Jungkook.

"Apa aku bisa membeli manekin itu?"












Tbc



Sisa 6 chapter lagi terus end... 😔

Bagusnya tambahin konflik lagi atau konfliknya tetep gini aja sampai Yn dan Jimin berakhir bahagia???

Btw, kalian penasaran gak sih kenapa Taehyung tadi diem aja pas lihat Lini?. Kira kira mereka ada hubungan apa ya???. Kalau kalian penasaran sama hubungan mereka, komen ya...

Dan seperti biasa, Like dan komen juseyo 😚😚😚 biar author semangat lanjutin cerita ini, biar author juga gak mode evil. Tau sendiri kan kalau author mode evil, nanti Jiminnya author jadiin sad boy kaya Jungkook loh 😌😌😌😌

💜💜💜💜💜💜💜

My Boyfriend From Magic ShopWhere stories live. Discover now