M

1.5K 264 52
                                    

Day-28




Sekitar jam 03.00 am, Jimin terbangun dari tidurnya saat merasakan udara di sekitarnya semakin dingin.

"Kenapa dingin sekali?" Heran Jimin sembari mendudukkan dirinya di sofa

Jimin menolehkan kepalanya dan mendapati jendela kamar yang terbuka lebar, "Pantas saja"

Perlahan, Jimin berjalan ke arah jendela lalu menutupnya rapat.

"Sudah beres" Ucap Jimin, hendak kembali ke sofa yang di tidurnya tadi namun langkahnya tertahan saat mendapati Yn meringkuk di tempat tidurnya

Melihat itu, Jimin pun mendekati Yn lalu duduk di sisi kasur.

"Kau pasti kedinginan" Gumam Jimin lalu membenarkan selimut di tubuh Yn

Setelahnya, Jimin hendak berdiri dan pergi dari sana namun ujung bajunya tiba tiba saja di tarik oleh Yn.

"Jangan pergi" Pinta Yn sembari membuka matanya

Jimin tersenyum simpul sembari mengangguk, setelah itu ia pun tidur di samping Yn dan memeluk gadis itu dengan erat.

Yn memejamkan matanya dan merapatkan tubuhnya pada Jimin, "Tadi aku mimpi buruk. Di mimpiku, kau pergi meninggalkan ku tanpa pamit terlebih dahulu. Itu menyakiti perasaanku. Jadi jika kau pergi nanti, pamit dulu jangan pergi begitu saja"

Jimin mengangguk sembari menaikkan selimut di bahu Yn. Setelahnya, ia pun ikut memejamkan matanya dan terlelap tidur.

Selepas Jimin tertidur, Yn membuka matanya lalu mendongak dan menatap Jimin.

"Bagiku, kau adalah mimpi indahku, Park Jimin" Lirih Yn lalu mengecup singkat bibir Jimin

****

Pagi telah tiba, Yn di buat terkejut saat tak mendapati Jimin tak berada di sampingnya.

Takut, Yn pun bangun dari tidurnya lalu turun dari ranjang, dan bertepatan dengan itu, Jimin baru keluar dari kamar mandi.

"Ada apa?" Tanya Jimin yang sadar akan ekspresi Yn yang ketakutan

Yn diam dan berlari ke arah Jimin. Ia lalu memeluk Jimin dengan erat dan membenamkan wajahnya di dada bidang Jimin.

"Ku pikir kau pergi meninggalkan ku"

Jimin menggeleng pelan sembari tersenyum kecil, setelahnya ia mengusap punggung Yn dengan lembut.

"Aku sudah janji kan, bahwa aku tak akan pergi tanpa pamit kepadamu dulu. Jadi, jangan khawatir, aku tak akan seperti itu"

Yn pun tersenyum dan mengeratkan pelukannya pada Jimin.

Jujur, Yn takut kehilangan Jimin. Rasanya waktu berjalan dengan amat cepat dan waktu demi waktu rasanya ia berjalan di atas cangkang telur yang rapuh. Terlalu takut untuk melangkah maju seperti melewati hari tanpa Jimin.

"Apa hari ini kau tak kerja?" Tanya Jimin dan sontak Yn pun melepaskan pelukannya

Yn melotot kaget, "Astaga. Jam berapa sekarang?" Tanyanya khawatir

"Jam 7"

Yn menghembuskan napasnya lega lalu tertawa kecil, "Masih ada waktu"

Jimin ikut tertawa kecil lalu mengacak pelan rambut Yn, "Segeralah mandi dan aku akan menyiapkan sarapan pagi untukmu"

Yn mengangguk sembari tersenyum simpul "Baiklah"

****

Yn tersenyum rapat saat dirinya baru saja sampai di kantor tempatnya bekerja.

My Boyfriend From Magic ShopWhere stories live. Discover now