Z

2.3K 259 30
                                    

You Pov

Musik mengalun dengan indahnya dan di atas sini, aku dan Jimin bisa melihat beberapa kerabat dan teman teman kami hadir memeriahkan acara pernikahan ini.

Bisa ku lihat, nenekku tersenyum lembut di bawah sana. Melihatnya seperti itu, membuat hatiku menghangat.

Tanpa sadar, air mataku menetes hingga membuat Jimin memegang tanganku dengan erat. Setelahnya, ia menoleh ke arahku dan tersenyum lembut. "Tak apa apa. Mulai sekarang aku akan selalu ada di sampingmu saat kau terbangun di pagi hari dan terlelap di malam hari."

Mendengar Jimin mengatakan itu kepadaku, membuat hatiku merasa tenang.

Tiba tiba saja, aku teringat akan hari itu. Hari pertama bertemu dengan Jimin di magic shop. Kala itu hariku terasa berat, sangat berat hingga bernapaspun sulit namun entah kenapa, pandanganku tiba tiba saja terfokus pada toko di depanku, magic shop.

"Aku bukan pencuri, aku pacarmu." Aku sempat berpikir bahwa dia gila saat ia mengatakan hal itu kepadaku.

Aku tak pernah menyangka bahwa seseorang yang tak ku kenal sama sekali dan tertidur di kasur yang sama denganku malam berakhir berdiri di sampingku sebagai seseorang yang sangat aku cintai.

Mengingat itu, membuatku bersyukur bahwa di dunia ini aku tak berakhir sendiri, melainkan bersama seorang Park Jimin yang amat tampan dan hebat.

"Kenapa tersenyum?, mengingat sesuatu?." Tanyanya

Aku mengangguk dan melihat kearahnya. "Aku mengingat saat pertemuan pertama kita."

Jimin tersenyum lebar, mendekat kepadaku dan mencium pipiku hingga membuat para hadirin berteriak riuh dan mengabaikan alunan musik yang ada di sini.

****

Kini, aku dan Jimin sudah berada di kamar hotel yang sudah di dekor dengan indahnya.

"Kau tak ingin mandi?." Tanya Jimin sembari melepas dasinya dan duduk di sampingku

"Oh?."

Aku bingung sekarang. Otakku terasa membeku hingga aku tak tahu apa yang harus aku lakukan dan lagi lagi, fakta bahwa kami akan melalui malam pertama di sini membuatku khawatir.

"Kau tak ingin mandi?." Tanyanya lagi

"Kau saja yang duluan. Aku harus membersihkan riasanku dulu." Jawabku gugup

Jimin terkekeh dan mendekatkan wajahnya ke wajahku. "Kenapa?, apa kau takut akan malam ini?." Tanyanya hingga mampu membuat wajahku memanas

"Siapa bilang?. Aku bahkan tak memikirkan hal itu." Elakku

Jimin tak lagi terkekeh. Ia mengubah ekspresinya menjadi serius dan memiringkan wajahnya di depanku.

"Jadi, apa kau siap untuk malam ini?." Bisiknya di telingaku hingga membuat bulu kudukku ikut meremang

Sontak saja, aku langsung mendorongnya lalu berdiri. "Kalau begitu, aku saja yang mandi duluan."

"Bagaimana kalau kita mandi bersama."

"A-apa?."

Aku di buat takut dan khawatir terhadapnya. Jujur, aku takut ia kecewa setelah melihat diriku yang sesungguhnya. Aku juga khawatir ketika memikirkan bahwa aku jauh dari kata sempurna dari pada gadis-gadis yang dulu bersamanya.

"Aku hanya bercanda. Sebaiknya, kau bersihkan dulu riasanmu dan aku akan mandi lebih dulu." Ucap Jimin hingga membuat hatiku sedikit lega

Aku mengangguk sembari tersenyum simpul dan setelahnya, aku berlalu menuju koper yang tergeletak di sudut ruangan.

My Boyfriend From Magic ShopWhere stories live. Discover now