25

58 5 0
                                    

Rina yang penasaran dengan siapa Windy bicara itu menoleh ke belakangnya dan mendapati William sedang menatapnya.

"Kalo mau mah bilang aja, kali." Kemudian Windy tertawa lepas.

Suami Windy yang sedang mengobrol bersama mertuanya itu menginterupsi, "Honey, stop. William malu kamu godain terus." Katanya dengan aksen yang dia miliki.

Suami Windy, Jacob, adalah laki-laki asli Australia. Jacob adalah rekan bisnis William saat William masih menetap di Australia dulu. Windy sengaja meminta di kenalkan dengan teman bulenya William. Dan ternyata mereka merasa cocok satu sama lain hingga mereka memutuskan untuk menikah.

"Don't worry, Jackey. William is a player. Dia gak punya rasa malu." Jawab Windy. Sedikit-sedikit memang Windy bicara dalam Bahasa Indonesia kepada Jacob. Windy ingin Jacob sedikit menguasai bahasa ibunya Windy. Windy ingin Jacob dekat dengan keluarga besarnya, tapi memang tidak semua keluarga besarnya menguasai Bahasa Inggris, makanya Windy pelan-pelan menuntun Jacob belajar Bahasa Indonesia.

Selama lebih dari tiga tahun bersama, syukurnya Jacob sudah belajar banyak. Membuat Windy bangga karena Jacob mau belajar sekeras itu untuk bisa dekat dengan keluarga Windy.

"Rina, cowok kamu siapa sekarang?" Tanya Windy dengan bercanda. Saat pertama melihat Rina, Windy merasa pangling. Sudah dua tahun ini Windy ikut Jacob ke Australia sehingga dia kaget ketika kembali melihat Rina yang kini tumbuh jadi gadis cantik. Windy sempat minder melihat tubuhnya yang kini berisi karena melahirkan Arcka. Windy belum sempat mengikuti program penurunan badan apapun karena Windy tidak ingin ASI untuk Arcka berkurang. Tapi Jacob yang sudah terbiasa menghadapi Windy yang minderan semenjak ia hamil tua itu selalu saja berhasil membuat hati Windy tenang dan menghiraukan rasa mindernya. Windy sangat bersyukur bisa memiliki Jacob dalam hidupnya.

"Apaan sih, Kak?!" Rina malu setiap ada orang dewasa menyakan hal seperti ini kepadanya. "Gak punya."

"Masa'?"

"Udah deh Kak Windy jangan nanya begini. Aku malu tau."

"Bule mau? Jacob pasti punya teman yang rada sebaya sama kamu."

"Yang bener? Tapi enggak ah." Rina menjawab antusias sebelum ia akhirnya menolak.

"Alaaaah, malu-malu mau kamu. Eh kenal Willy dari mana?"

"Keluarga kita kan udah kenal dari dulu, Kak."

"Tapi Willy beda. Dia itu anak aneh belakangan ini, susah akrab sama cewek."

"Kalo ceweknya kayak Emma Stone atau Gigi Hadid, baru Kakak pantes ngomong seperti itu. Aku kan anaknya sahabat Tante Karin. Pasti kami akrab lah." Ucapan Rina barusan ini sedikit disesalinya. Nyatanya awal Rina dan William kenal, mereka tidak seakrab itu biarpun orang tua mereka sudah sahabatan. Rina tersenyum mendengar Arcka mengoceh dengan gumamannya.

"Bukan gitu, kamu gak tau sih. Willy emang anak aneh. Sama aku aja dia kaku banget. Aku kaget banget tadi begitu lihat dia datang bareng kamu. Dari gayanya sih dia udah gak sekaku dulu."

Rina tertawa sebentar, "Kenapa sih dia bisa gitu, Kak? Aku kayak lagi jalan bareng oom-oom jadinya."

"Jalan? Kalian ngedate?"

Rina jadi salah tingkah. Namun ia bisa juga kembali menjaga imagenya. "Ih, Kak Windy kok gini banget sih? Bukan jalan kayak gitu. Maksudku jalan-jalan. Kebetulan aku juga gak ada kerjaan di rumah."

"Ooooh. Kalo emang ngedate juga gak apa-apa, Rin. Aku suka sama kamu. Tapi kalo nanti kamu dan Willy pacaran, jangan bosan ya? Barangkali aja William kakunya belum ilang banget." Kemudian Windy tertawa.

Hold You CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang