7

72 4 0
                                    

Biarpun sinar matahari sudah menyelinap lewat sela-sela gorden abu-abu yang masih dibiarkan menutup seluruh jendelanya, tetap saja empat gadis remaja yang sedang asyik melanjutkan tidurnya setelah beberapa jam lalu bangun untuk ibadah pagi itu tidak merasa terganggu sama sekali.

Maklum, kalau sudah nginap-nginap seperti ini, pasti ada saja yang dibicarakan sehingga membuat mereka tidur larut malam. Dan tadi malam mereka sedang mencoba-coba berdandan dengan make up kit yang baru Gina beli.

Karena kemarin adalah hari Jumat, maka mereka berempat berencana menginap. Kali ini di rumah Rina. Dan sekarang adalah hari Sabtu, jadi mereka memutuskan untuk melanjutkan tidurnya kembali hingga entah jam berapa Lusi membangunkan mereka.

Dari luar pintu kamar itu, terdengar suara ketukan. "Kids, come on wake up. It's 9 a.m already." Kemudian suara ketukan itu diam sejenak.

"Kids?" Lusi kembali mengetuk pintu. "Ayo kita sarapan."

Dari dalam kamar, Jana yang duluan terjaga. Dia menolehkan pandangannya ke sekitar. Berusaha membuat pandangannya kembali jernih setelah beberapa detik memburam karena baru bangun tidur. Oh tidak, bahkan Rina sendiri tidak mendengar panggilan Mamanya.

"Iya tante, kita bakal segera kebawah." Jawab Jana parau.

"Cepetan ya, Jana. Bangunin yang lain." Jawab Lusi hafal dengan suara masing-masing teman-teman anak gadisnya.

"Oke, tan." Jawab Jana masih dengan suaranya yang parau.

Setelah dijawab oleh Jana, Lusi berlalu ke kamar anaknya yang paling bontot. Reno.

Jana memaksakan dirinya untuk duduk. Setelah posisinya nyaman, Jana menyenggol tubuh ketiga sahabatnya yang masih berada dalam dunia mimpi.

Tere lah yang paling susah di bangunkan. Cuma dia yang paling kuat tidur lama. Jadi Jana memutuskan untuk membuat Tere terjaga lebih dulu. Setelah Tere ikutan duduk, ia mengucek kedua matanya.

"Udah dibangunin tante, emang?" kali ini suara Tere yang parau.

"Udah. Lima menit yang lalu. Bantu gue bangunin yang lain coba."

Tere mengangguk mengiyakan. Dia menepuk-nepuk pipi Gina. Tere masih belum mengumpulkan nyawanya dengan benar, maka ia memilih untuk membangunkan Gina daripada Rina karena memang Gina lebih mudah untuk dibangunkan.

Setelah keempatnya bangun, Jana pergi menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamar Rina. Di kamar mandi ini bahkan sudah ada sikat gigi untuk Jana, Tere maupun Gina. Begitu juga di kamar mandi ketiga lainnya di rumah mereka masing-masing. Karena sudah saking terbiasanya mereka menginap. Bahkan jika akhir pekan belum datang.

Suara ketukan pintu kembali terdengar. "Kids, have you waken up?"

Rina menatap pintu bercat putih miliknya, "Iya Ma, udah."

"Okay, cepetan turun. Kita nunggu kalian."

"Iya Ma, sepuluh menit lagi." Tawar Rina.

Rina bergegas berdiri sambil menarik Gina dan Tere untuk ke kamar mandi dan menggosok gigi mereka serta mencuci wajah agar rasa kantuk yang tersisa itu segera hilang.

Setalah mencuci wajah dan menggosok gigi, keempatnya bergegas turun ke lantai satu untuk segera sarapan bersama di meja makan.

"Eh hari ini kita mau kemana? Apa kita lanjutin dandan aja?" Tere bertanya mengenai rencana hari ini.

"Kalo ke TSM gimana? Gue denger ada diskon NYX disana tapi sayangnya yang soft matte lip cream gak ada diskon." Gina merekomendasi.

"Terus lo mau beli apa? lo baru beli make up kit minggu lalu. Lo gak jebol?" Tanya Jana.

Hold You CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang