12

468 32 2
                                    

Rina langsung menuju kamar setelah tadi dibukakan pintu oleh Papanya. Dan seperti sebelumnya, Rina berusaha menutupi segala kepediahan yang ia rasakan kepada setiap orang yang dijumpainya. Rina hanya belum siap bercerita. Bahkan hanya untuk kepada Mamanya atau ketiga sahabatnya. Mungkin nanti, ketika Rina sudah benar-benar menerima kenyataan ini, barulah ia berani berbagi.

Mandi dengan air dingin mungkin lebih baik untuk Rina. Setelah mengirim konfirmasi jika ia telah pulang duluan kepada grup, Rina segera menghapus seluruh riasan wajahnya dengan make up remover kemudian menanggalkan semua pakaiannya untuk segera ke kamar mandi dan menikmati guyuran air dingin dari shower.

Sebenarnya guyuran shower membuat Rina lebih rileks karena dari guyuran itu Rina bisa menutupi air matanya yang sejak ia menginjakkan kamar mandi itu sudah keluar. Kucuran dari shower juga membantu Rina menutupi suara sesenggukan yang tercipta.

Mandi kali ini berlangsung lebih lama. Hampir satu jam Rina betah mengguyur dirinya dengan air dari shower. Kini matanya sudah tidak sanggup mengeluarkan air mata sehingga sesenggukan saja yang tersisa.

Dan ketika Rina memutuskan untuk berhenti mandi, ia segera keluar dari kamar mandinya untuk memakai piyama dan segera berbaring di kasur. Dia berniat akan mengambil ice pack untuk mengompres matanya ketika semua keluarganya sudah tidur. Rina tidak ingin keluarganya menemukan Rina dengan mata bengkak nanti pagi.

Tentu akan lebih mudah jika ia menginap dirumah Gina. Dia bisa bebas menangis dan tanpa khawatir akan ditanyakan keadaannya oleh Ibunya Gina jika paginya dia menemukan mata teman anaknya membengkak. Tapi Rina masih ingin menyembunyikan kepedihan hatinya ini, makanya dia memutuskan untuk pulang dan mengurung diri di kamar hingga entah kapan.

Sehari pertama, Rina benar-benar mengurung dirinya di dalam kamar. Keluar kamarpun hanya untuk makan bersama atas paksaan Mamanya. Apa yang bisa ia makan dalam keadaan seperti ini? Bahkan jika dia disuguhkan semua makanan kesukaannya, Rina juga tentu akan menolaknya karena rasa makanan itu akan tetap sama. Hambar.

Semua chat grup sahabatnya ia balas dengan seperlunya. Ketika ditanya tentang rencana yang mereka buat itu berhasil apa tidak, Rina hanya membalas jika nanti ia berjanji akan menceritakan hal ini secepatnya.

Larut malamnya, Rina kembali menangis setelah lima menit sebelumnya dia mengambil ice pack di kulkasnya. Wajahnya ia tutupi bantal. Sengaja agar Reno atau orang tuanya yang bisa saja tiba-tiba ke lantai dua entah untuk apa itu tidak mendengar sesenggukan yang tidak sengaja keluar.

Hari kedua sudah persis seperti hari pertama. Rina tidak ingin melewatkan makan bersama untuk mengurangi bahkan menghilangkan pertanyaan-pertanyaan yang sedang Rina tidak ingin jawab. Hari ini dia memoleskan concealer pada bagian bawah matanya. Intinya dia sudah merias wajahnya walaupun hanya pergi ke meja makan. Tipiiiis sekali, nyaris seperti tidak memakai riasan wajah. Memang digunakan hanya untuk menutupi jejak kesedihannya tadi malam.

Ketika Mamanya menyinggung-nyinggung soal William, Rina pura-pura tidak mendengar. Rina yakin mamanya tau kalau gerak-gerik Rina sudah seperti ini, artinya Rina sedang malas membicarakan William. Dan Rina yakini kalau Mamanya sudah tahu jika itu akan berakhir pada Rina yang akan pergi menuju kamar.

Hari ketiga juga tidak beda jauh. Yang ia lakukan di dalam kamarnya hanya melamun, menunggu waktu makan yang walaupun ia hanya akan memakan dessert kemudian akan bertingkah senormal mungkin jika sudah di hadapan keluarganya juga akan menjawab jika ia sedang diet kalau-kalau salah satu anggota keluarganya menyuruhnya memakan hidangan utama di meja makan.

Malamnya Rina kembali menangis, sama seperti malam sebelumnya, ritualnya sebelum tidur kali ini adalah gosok gigi, cuci muka, menangis, mengompres matanya hingga Rina jatuh tertidur. Tapi ada satu yang berbeda, malam ini Rina bertekad bahwa ini hari terakhir dia menjadi abnormal gara-gara Kafa. Dia tidak bisa seperti ini terus. Dia tidak boleh lemah dan membiarkan laki-laki manapun mempengaruhi hidupnya sedalam ini.

Hold You CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang