11 Kejam

997 120 6
                                    

Sebuah ruangan di mana di dalamnya banyak kebencian, kemarahan dan kekerasan tercampur di dalamnya. Ruangan itu banyak sekali tumpahan cairan mengental berwarna merah kecoklatan yang di dalamnya penuh dengan kesengsaraan, kesiksaan, dan kesakitan hingga menjadikan ruangan itu sebagai ruangan kematian.

Apa di mata mereka dunia ini begitu suram?hingga tidak ada rasa ingin mengubah kembali dirinya sendiri, bukankah itu bagus bagi dirinya dan juga orang lain tapi sebagian dari mereka bertindak sesuai yang mereka inginkan bukan berarti mereka tidak menyadarinya mereka sadar yang mereka lakukan itu adalah hal yang baik tapi bagi orang lain yang memang tidak mempunyai masalah kelam itu adalah hal yang salah dan harus dimasukkan ke dalam jeruji besi.

Manusia itu unik dengan karekter mereka masing-masing, mulai dari sifat dan tingkah lakunya yang memang turun temurun dari orangtuanya tapi tidak semua, ada juga karena pergaulan yang memang bisa membuat orang tersebut terpengaruh.

Ada saatnya orang bisa merubah dirinya sendiri tapi mereka butuh proses, manusia itu punya masalah yang memang harus di tutupi untuk menyembunyikannya dari orang-orang yang memang menganggapnya seperti biasanya saja. Karena orang itu tau kalau mereka itu juga sama memiliki masalah tapi mereka akan bercerita dengan orang yang menurut mereka dekat dengannya dan tidak akan memberitahu kepada orang lain.

Sebagian dari mereka yang juga memiliki masalah besar tapi mereka tetaplah tenang dan bersabar walaupun sebagian orang yang memang tidak ingin tau apa masalah orang tersebut, karena mereka bukanlah orang yang ingin tau kecuali orang itu yang memberitahukan kepadanya, jadi janganlah memaksanya untuk bercerita jika orang itu tidak ingin memberitahukannya.

Seorang yang sabar menghadapinya tetapi jika dia sudah lelah karena masalah yang tiada henti-hentinya sampai dia tidak tahan dan pada akhirnya yang dilakukannya adalah bunuh diri, itu adalah jalan yang terbaik bagi dirinya.

Tapi sebagian dari mereka merubah karakternya yang kejam tidak punya perasaan ataupun tidak peduli apa yang pernah dia lakukan tapi karakternya yang dulu adalah orang yang periang, karena suatu hal dia bisa saja merubah dirinya itulah Mr. Huang Renjun.

#

Renjun menutup mata yang di pakai oleh Azel agar perempuan itu tidak bisa melihat kemana Renjun akan membawanya.

"Ini tempat apa?"Tanya perempuan berbaju dress biru muda itu dengan perasaan takut.

"Ini tempat saya bermain." Ucap Renjun dan melambaikan tangan ke arah perempuan yang tadi di halaman belakang yang sudah berganti memakai dress hitam.

"Bermain apa?kenapa banyak da..." Belum sempat Azel menjawabnya, Renjun sudah dulu menggendongnya dan merebahkannya di atas ranjang yang memang bersih tidak ada noda darahnya.

"Apa yang akan kamu lakukan?" Azel gemetaran merasa ketakutan saat bersama Renjun di ruangan yang banyak sekali berlumuran darah segar dan baunya amis.

"Kamu akan mengetahuinya." Renjun tersenyum licik tapi dia tau Azel ketakutan.

"Kamu mau nga-pain....akhhh."

"Akhh...sakit..."

Azel tak bisa menahan rasa sakit yang berada di pipinya, Renjun mulai melakukan aksinya dengan cara menggoreskan pisau itu tepat berada di pipi kanan Azel. Bukankah dia menyukai Azel?

"Tahan, ini tidak akan sakit." Ucap Renjun dengan tarikan di sudut bibirnya, tersenyum lebar melihat tetesan darah mengental berjatuhan dilantai. Goresan di pipi menciptakan garis panjang, tanpa rasa kasihan Renjun tetap melakukannya, suara tangisan dari gadis itu terdengar nyaring.

"Ssakit." Hanya kata itu Azel bisa ucapkan tak kuat dengan rasa sakit.

Tumpahan darah dan air mata tercampur jadi satu, lelaki itu tidak peduli dengan itu melainkan kesenangan yang ada pada dirinya.

Perempuan itu sudah bercucuran keringat di wajahnya dan sudah membasahi tubuhnya. Dia terbangun dari tidurnya dan melihat ke sekeliling ruangan yang dia tau ini adalah kamarnya Renjun.

"Kenapa mimpi itu terlihat begitu nyata." Azel melihat tangannya yang terikat dan kakinya juga ikut terikat di balik balkon kamar terlihat lelaki dengan pakaian jas navy datang menghampirinya.

"Tidurmu pulas sekali, tadi ibumu menelpon saya, dia bilang ke saya anaknya tidak pernah pulang ke rumah. Kalau sampai kamu tidak pulang, ibumu akan menghubungi polisi." Jawab Renjun dengan tarikan sudut bibir, tersenyum melihat gadisnya itu sangat menggemaskan di mata Renjun.

"Kenapa lo gak bilang?ini juga kenapa gue di ikat segala." Azel sedari tadi mencoba untuk membukanya tapi tidak bisa karena ikatannya teralu kencang dan tidak bisa lepas..

"Buat apa saya lepaskan kalau kamu tidak bisa menuruti perintah saya." Renjun duduk di atas ranjang. Azel yang sangat kesal dengan lelaki yang ada di hadapannya saat ini, rasanya ingin memukul tetapi tangan dan kakinya terikat itu semua adalah ulah Renjun. Tidak ada yang bisa menolongnya karena semua yang ada di disini sudah mematuhi tuan mereka.

"Buat apa gue nurutin perintah lo dan kita itu hanya sebatas guru dan murid gak lebih." Azel tetap berusaha membukanya sampai saat itu juga kedua kakinya terlepas dari tali yang sudah di ikat kencang tetapi tangannya belum bisa terlepas.

"Tenagamu kuat juga melepaskan ikatan tali itu tapi kamu tidak bisa pergi dari sini." Renjun terkekeh melihat gadis yang sangat di cintainya sedang menahan amarah.

"Dari awal gue ketemu sama lo emang aneh tapi lama-lama lelaki kek lo patut dicurigai. To the point aja ya sebenarnya lo mau apasih?" Tangan Azel sudah bersiap-siap memukul Renjun.

"Saya mau kamu jadi pendamping hidup saya." Renjun tersenyum melihat Azel yang sudah tak tahan ingin memukulnya tetapi Renjun berhasil memegang tangannya.

"Jijik anjir, jangan ngarep deh lu jadi pasangan gue." Azel melawan dan melangkah pergi menuju pintu, keluar dari kamar Renjun tapi saat ia ingin membuka pintunya terkunci.

"Jangan pernah mencoba untuk keluar dari kamar ini, sekali kamu melangkah keluar, lihat apa yang akan terjadi padamu." Ancam Renjun dan Azel tak mau kalah dia tetap melawan.

"Emang kenapa? gue bukan hewan di ragunan yang tetap dikurung." Azel memutar bola matanya malas tidak melihat Renjun yang sudah siap untuk memakannya.

Renjun malas berdebat akhirnya mendorong Azel sampai gadis itu jatuh di kasur dan Renjun mencium keningnya. "Jangan melawan." Jawab Renjun dan pergi meninggalkan Azel di dalam kamar tak lupa lelaki itu menguncinya.

"Sialan, siapa sih itu cowo?" Azel tak bisa berbuat apa-apa untuk keluar dari tempat menyeramkan ini, apalagi gurunya yang kejam sekali.

Azel belum tau siapa sebenarnya Renjun dan kenapa dia bisa mengenal Renjun begitu dekat padahal lelaki itu adalah gurunya. Azel sempat berpikir bahwa Renjun adalah mata-mata keluarganya sampai ibunya saja menyetujui hubungannya dengan Renjun, sebenarnya Azel tidak menerimanya tapi mau gimana Renjun selalu mendekatinya.

"Gue harus nyari tau siapa Renjun sebenarnya." Azel mencari-cari ponselnya tapi tidak ketemu, karena Renjun telah mengambilnya.

Azel menemukan berkas-berkas yang sudah ditangani oleh Renjun, tapi itu adalah berkas perkerjaan dan Azel baru tau kalau Renjun adalah Ceo perusahaan yang berkembang pesat tapi saat semua orang ingin mewawancarai Ceonya tidak pernah muncul melainkan wakilnya yang menggantikan. Azel tau perusahaan ini dia tau ini adalah perusahaan saingan ayahnya. Untuk apa Renjun menjadi seorang guru di sekolahnya, kalau dia saja adalah seorang Ceo.

"Ada apa dengan lelaki ini? Kenapa dia selalu mendekatiku?" Gumam Azel dan memasukkan berkas-berkas itu di lemari.

"Siapa yang mengizinkan kamu buka lemari saya?" Tanya Renjun yang sedari tadi melihat Azel membuka berkas-berkas kerjanya. Azel terlihat gugup.

Psychopath Teacher [Huang Renjun] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang