12 Seorang Pemburu

992 110 5
                                    

Hai!! cape nunggu ya?

Udah up kok, aku baru nyadar 1 bulan sekali up. Ya maaf. Sekalian follow akun aku, tetep baca dan di bawah ada lambang bintang tinggal di teken dh jadi warna jingga.

Sekian terimakasih.

•••

"Jangan pernah bertindak sesukamu Azel, saya akan pastikan kamu akan tetap berada di sisi saya." Renjun menatapnya tajam, Azel tak mau kalah dengan tatapannya lebih tepatnya dia melotot. Azel juga bisa seseram itu, eh masih sereman Renjun sih lebih tepatnya.

Lelaki bertubuh besar dan kekar dan berpakaian hitam ya siapa lagi kalau bukan bodyguardnya Renjun, dia datang membawa kunci mobil "Mobilnya sudah siap tuan." Tegasnya, lalu memberikan kunci mobil itu kepada tuannya.

"Jaga gadis itu jangan sampai dia mencoba kabur, ataupun menyentuh benda-benda yang tidak diizinkan!" Perintah Renjun dan bodyguard itu mengangguk, paham. Azel merasa kesal, dia disini seperti di penjara. Dia sebenarnya sudah pulih dari luka-lukanya tapi Renjun tidak mengembalikannya ke keluarganya. Apa yang sebenarnya Renjun inginkan? rasa cintanya entah dari kapan sampai-sampai dia tidak ingin kehilangannya. Posesif, bukan?

Azel sangat bosan, tidak ada yang bisa ia lakukan apalagi semenjak ia ketauan membuka lemari Renjun yang isinya berkas-berkas penting jadi dia tidak bisa mencari tau siapa Renjun yang sebenarnya, kepalanya juga tidak pernah berhenti untuk berfikir sampai Azel pun merasa cemas dan takut kalau sebenarnya Renjun itu adalah guru yang menyamar sebagai penculik atau lebih tepatnya saingan bisnis kerja ayahnya.

Azel tak tau harus melakukan apa, rumah yang ditempati Renjun sangatlah luas dan tempatnya sepi. Azel sulit untuk mencari jalan keluar apalagi saat memasuki lorong yang banyak tembusannya sudah cukup di buatnya pusing.

"Membosankan." Keluh Azel dan berjalan ke arah balkon, udaranya sangat sejuk dari atas sini dia bisa melihat perkotaan yang memang padat penduduk. Tapi di tempatnya ini, adalah di atas bukit dengan hutan belantara, pantas saja halaman rumah ini cukup luas.

Azel menikmati pemandangan indah ini walaupun dia tidak ingin kembali lagi ke sini, beberapa menit kemudian tibalah seorang tanpa permisi. Tiba-tiba saja seorang masuk ke dalam kamar dan berjalan menuju balkon.

"Kak Azel!" Panggil gadis itu, alhasil membuat Azel terkejut.

"Astaga."

"Biasa aja dong ngeliatinnya, kek ngeliat setan aja."

"Ya abisnya lo gak ngetok pintu terus nyelonong masuk. Gimana gue gak kaget." Gadis itu hanya cengengesan. Azel sebenarnya gak tau namanya siapa tapi dia tau gadis ini yang dipanggil Renjun dengan sebutan "by", Azel berfikir bahwa gadis ini adalah pacarnya Renjun.

"Kenalin kak, nama gue Baby adik sepupunya kak Renjun sekaligus teman mainnya." Gadis bernama Baby itu menarik tangan Azel untuk berjabat tangan dengannya.

"Ohh, btw lo mau ngapain nyari gue?" Azel orangnya gak suka banyak bicara, langsung aja ke intinya apalagi sama orang yang baru di kenal. Dia tetap seperti itu.

"Main yuk!!" Ajak baby dan mengandeng tangan Azel, keluar dari kamar Renjun. Sebenarnya Azel menolak tapi ya gimana tangannya aja gak bisa di lepas.

Sampai akhirnya mereka sampai di halaman belakang rumah yang memang sudah di sediakan alat memanah dan pistol. Baby memang sangat menyukainya apalagi tempat ini sangat cocok untuk pemburu seperti dirinya.

Azel tampak terkejut melihat Baby memanah burung kakaktua yang terbang mengelilingi mereka berdua. Sampai akhirnya burung itu jatuh tak berdaya.

Azel melihatnya dan langsung berlari mendekati burung itu yang sudah penuh darah. "Sangat menengaskan." Baby merasa bangga karena telah berhasil membunuhnya tanpa rasa bersalah. Sangat kejam.

Psychopath Teacher [Huang Renjun] Where stories live. Discover now