13 Disini ada saya jangan takut

977 109 7
                                    

Masih Flashback gess:)

***

Azel masih terbaring lemah, perlahan matanya terbuka dan melihat sekitar ruangan yang ia tau ini kamarnya Renjun.

Kepalanya masih terasa pusing, Azel memaksakan dirinya bangun dan pada saat itu juga Renjun datang membawakan makanan untuknya.

"Jangan kabur lagi, kalau kamu rindu orang tuamu bilang ke saya."

"Ya sudah kalau begitu, aku mau pulang." Pinta Azel yang sedikit kesal akan ulah Renjun tapi rasa kesalnya itu hanya sebentar dan hilang begitu saja.

Renjun menatap jendela melihat kegelapan dari luar.

"Awannya mendung, sebentar lagi akan turun hujan." Azel pun ikut menoleh ke arah jendela, melihat awan yang gelap sekali.

Azel terdiam, rasanya ingin cepat pergi dari tempat ini.

Renjun berjalan menuju pintu kamar tapi saat suara petir terdengar membuat Azel berlari ke arah Renjun dan memeluknya erat.

Disaat yang bersamaan suara klakson mobil terdengar, memasuki pekarangan rumah. Mereka keluar dan semua bodyguard Renjun melawan mereka. Renjun pun melepaskan pelukannya tapi Azel masih dengan keadaan ketakutan, Renjun tidak bisa diam saja dan keluar dari kamar meninggalkan Azel tak lupa ia mengunci kamarnya.

"DASAR LELAKI LICIK, BERANINYA KAMU MENGAMBIL APA YANG SUDAH MENJADI MILIK SAYA!!!"

"Sialan. Berani sekali kamu menginjakkan kaki ditempat ini."

"Tentu saja saya berani karena perempuan itu adalah milik saya."

Renjun tak terima keberadaan lelaki yang mengaku sebagai pacar Azel dan apapun yang terjadi Azel akan tetap bersamanya. Renjun tak terima perlakuan lelaki itu terhadap Azel.

Lelaki itu memanggil nama Azel tapi tidak ada sahutan dan di didalam kamar Azel menangis. Gimana tidak, dia takut mendengar suara petir. Ketakutannya makin menjadi-jadi, Azel mencoba keluar dari kamarnya Renjun dengan cara mencari kunci cadangan yang berada di laci tempat kerjanya Renjun.

Azel menemukannya dan membukanya, dia tetap menangis. Lelaki yang melihat itu langsung menghampiri Azel tapi Renjun langsung mendorongnya hingga kepala lelaki itu terbentur.

"Sialan."

"Jangan pernah kamu mencoba mengambilnya, atau kamu yang akan kena akibatnya."

Azel terkejut melihat apa yang Renjun lakukan kepada lelaki yang sudah Azel anggap seperti kakaknya sendiri.

"Lelaki tak punya hati, lihat apa yang kamu lakukan kepada sahabatmu sendiri." Azel menangis melihat temannya yang sudah ia anggap kakaknya sendiri mengeluarkan darah tapi bagi lelaki sudah biasa.

"Bawa Azel ke kamar saya." Pelayan dan bodyguard menarik paksa tangan Azel agar menjauh dari lelaki itu.

Azel meronta-ronta untuk dilepaskan tapi apa daya kekuatan dimilikinya tidak sekuat tenaga lelaki berotot itu.

Peperangan terjadi di rumah Renjun membuat barang-barang hancur berantakan dan pelayan di sana harus membereskannya.

#

Ketukan pintu membuat Azel memberhentikan tangisannya dan melirik siapa yang masuk.

"Makan malam sudah tiba nona, silahkan ke ruang makan tuan sudah menunggu." Azel menggeleng cepat, dia tidak mau makan apalagi untuk bertemu Renjun.

"Ya sudah, kalau butuh sesuatu panggil pelayan saja."

"Aku tidak butuh, bisakah kau pergi." "Aku ingin istirahat." Juteknya, ini bukan sifatnya tapi rasa kesalnya itu harus ia lampiaskan.

Psychopath Teacher [Huang Renjun] Where stories live. Discover now