35. Acha Benci Nessha

128 21 7
                                    

*****

Pagi yang cerah, begitu pula dengan suasana hati Nessha. ia berjalan di koridor dengan senyum yang terus mengembang. Mengabaikan tatapan tidak suka dari orang-orang yang di tujukan padanya. Sebelum ke kelas, Nessha ingin ke toilet terlebih dahulu.
Saat mencuci tangan di wastafel, ada orang yang keluar dari salah satu bilik toilet. Nessha hanya melirik sekilas, lalu kembali pada kegiatannya.

Nessha hendak keluar dari toilet, tapi suara dari gadis di belakangnya membuatnya mengurungkan niatnya.

"Lo yang lagi deket sama Regan kan? "

Nessha berbalik. Menatap penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Baju seragam yang kekecilan, rok pendek jauh di atas lutut, bibir merah menyala, dan..... rambut yang diwarnai dengan warna merah. Siapa gadis ini?

"Kenalin, gue Chelsea. Queen di SMA ini" Ujarnya dengan angkuh. Tangannya sesekali mengibaskan rambut ceker ayamnya.

"Gue....Nessha" Ujar Nessha.

"Ya ya ya, gue tau kok. Lo yang nyokapnya.... Hah! " Chelsea membungkam mulutnya dengan kedua tangan, berlagak seperti orang kaget.  Nessha paham apa yang akan terjadi selanjutnya. Hendak pergi tapi lagi lagi suara dari perempuan ular ini menghentikannya.

"Lo tau gak kalau Naya pacarnya Regan? "

DEG

Nessha mematung. Tubuhnya menegang. Apa benar bahwa yang dikatakan Chelsea benar? Regan dan Naya punya hubungan? Regan dan Naya sepasang kekasih?

Ah, tidak,  Nessha harus positif thinking. Naya itu orang yang baik. Nessha harus mempercayai Naya. Tidak mungkin Naya mengambil Regan darinya. Tapi, kenapa rasanya kalimat itu terus menerus bergema di kepalanya.

Nessha keluar dari toilet tanpa memperdulikan Chelsea yang tengah tersenyum miring. Mungkin ia harus bertanya pada Naya tentang hal ini.

********

"Reyhan sahabat ku yang paling baik, ganteng, sholeh, pinter, traktirin Damar dungss"

"Gak. Kemarin kan gue udah traktir lo"

"Balsem lang yang baik hati, traktirin Damar yaa"

"Siapa lo? Gue gak kenal"

"Regan yang paling ganteng dan kaya, traktirin Damar ya"

Sedari tadi Damar terus merengek minta traktiran. Masih ingatkah kalian bahwa uang jajan Damar di potong selama seminggu. Sungguh kasihan Damar. Di saat yang lain mengunyah makanan seperti bakso, mie ayam, siomay, cilok, dan lainnya, Damar justru hanya mengemut permen kaki.

Satu kata untuknya, Kasihan...

Dan parah nya lagi, teman temannya tidak ada yang mau mentraktir nya. Sungguh terlalu.

Matanya menatap sekeliling.

"Eh, itu Acha bukan sih? " Tanya Damar ketika melihat seorang gadis berseragam SMP berjalan di koridor, hendak menuju ke kantin. Regan menolehkan kepalanya ke arah yang ditunjuk Damar.

"Kenapa tuh bocil kesini? " Tanya Reyhan heran.

"Ntah. Nyari cilok mungkin" Jawab Damar ngaco. Hal itu memancing tangan Elang untuk menggeplak kepala Damar.

"Kok jadi ke cilok! " Sewot Elang.

"Ya kali aja cilok di kantin SMP gak enak. Makanya Acha nyari cilok di kantin kita" Jawab Damar seraya mengelus elus kepalanya yang baru mengalami hal tidak pantas untuk orang se-kyudh dia.

"Jawaban mu sangat estetik nak. Mama bangga padamu" Ucap Reyhan seraya mengelus elus kepala Damar dengan tampang bangga.

"Maacih Mama" Sahut Damar dengan alaynya.

RegaNayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang