16. Menstruasi

167 21 6
                                    

***

Sesuai keinginan Regan kemarin, ia akan membawa Nayara ke apartementnya untuk membereskan sampah sampah yang berceceran di apartement miliknya. Bukan Nayara namanya jika tidak menggerutu kesal ke arah satu orang yang selalu membuatnya naik darah ketika bertemu.

Ck! Ini apartement atau tempat pembuangan sampah sih.

Kenapa harus gue yang bersihin?? Yang buatkan bukan gue.

Bisa gak sehari gue tenang tanpa kehadiran lo.

Gak disekolah, gak diluar selalu aja bikin orang kesal.

Muka lo biasa aja napa? Datar amat kek papan triplek.

Tuh mata pengen gue colok ya.

Gerutu Nayara dari tadi hingga sekarang.
"Lo bisa diem!" Ujar Regan dingin pada gadis yang tengah menyapu di apartementnya.

"Mulut gue itu untuk berbicara, jadi gue gak bisa diam barang semenit pun" setelah berkata tajam, Nayara kembali melanjutkan kegiatannya daripada ia semakin lama berada di tempat ini.

"Lo nyindir gue?" Tanya Regan.

"Lah, gue gak nyindir lo kok. Ya, tapi kalau lo sadar sendiri apa salahnya kan?" Sungguh, demi apapun Nayara tadinya tidak ada maksud dan niatan untuk menyindir manusia datar yang duduk di sofa saat ini. Tapi kalau memang dia merasa tersindir baguslah. Artinya dia nyadar diri kalau mulut gunanya untuk berbicara, bukan untuk dipajang doang.

"Pantesan, lagi PMS rupanya" batin Regan saat melihat ada noda darah di rok yang dikenakan Nayara.

"Nay" panggilnya. Si pemilik nama yang tadinya memunggunginya pun berbalik badan ke arahnya.

"Apalagi ha? Gak liat kalo gue lagi nyapu"sewot Nayara.

Huft! Sabar Gan, dia lagi PMS batin Regan berteriak mengingatkan.

"Ck! Itu lihat" tunjuk Regan. Nayara pun melihat ke belakang roknya terdapat noda darah.

Ck!! Datang di waktu yang tidak tepat

Sungguh, demi apapun Nayara sangat malu saat ini. Kenapa harus disaat seperti ini dia dapat tamu?? Apalagi yang pertama melihatnya adalah Regan.

Tanpa ba bi bu Nayara berlari menuju kamar mandi. Meninggalkan perkerjaannya yang tinggal sedikit lagi.

Setelah sepuluh menit berlalu, Nayara belum juga keluar dari kamar mandi. Regan tidak ambil pusing akan hal itu. Regan pergi ke dapur untuk mengambil minum.

"Ssstt!! Regan" panggil Nayara dari kamar mandi.Regan yang tadinya selesai meneguk air kini beralih ka arah Nayara.

Terlihat kepala Nayara yang menyembul di balik pintu.
"Apa?" Tanya Regan dingin.

"B.. beliin gue pembalut dong!!" Pinta Nayara.
Mata Regan membelalak. Bagaimana ini?? Malu dong kalau laki laki seganteng harus beli pembalut.

"Nggak!! Lo aja sana"

"Gan.... please!! Lo mau nanti darahnya berceceran di ap--"

"Oke!! Gue beliin" putus Regan pada akhirnya. Daripada nanti apartement nya kotor gara gara gadis ini, lebih baik dia mengalah saja.

"Makasih Regan!! Gue tunggu ya" setelahnya Nayara menutup pintu kamar mandi. Regan menghembuskan napasnya kasar.merepotkan sekali!!

Regan menyambar dompet dan kunci motornya. Lalu ia keluar apartement untuk mencari pembalut.

*****

"Regannya mana?? Kita udah nyelonong masuk,eh si tuan rumah nggak ada dirumah." Damar, Reyhan dan Elang sekarang berada di apartement milik Regan.

RegaNayaWhere stories live. Discover now