13.Nasihat Rafa

159 20 1
                                    

***

Regan menatap bintang bintang dari balkon apartement nya.

Fikirannya melayang ke kejadian tadi siang. Ternyata gadis bar bar itu memiliki sisi lembut. Mengingatnya membuat Regan tersenyum sendiri.

"Gan,ngapain?" Pertanyaan dan sebuah tepukan di pundak mendarat dari Elang untuk Regan. Regan yang tadinya senyum senyum langsung merubah mukanya menjadi datar.

"Gak ngapa ngapain"jawab Regan dingin.

Tiga sohibnya itu memang menginap di Apartement miliknya.

'Lo kan tinggal sendiri, jadi gak ada yang gangguin'
Begitulah selalu alasan mereka jika di tanya kenapa memilih menginap disini.

Regan memang lebih suka tinggal di Apartement miliknya. Dia akan pulang ke rumahnya sekali seminggu.

"Lo senyum senyum loh tadi gue lihat. Mikirin apa lo ha?" Elang tidak menyerah mengorek informasi dari sahabat dinginnya ini.

"Gue gak senyum" Regan membuang mukanya ke arah lain agar tidak terlihat oleh Elang.

"Regan kulkas lo minta diisi niichh!" Teriak Damar dari dalam. Pasti kalian tahulah apa maksudnya.
Bisa di pastikan besok apartemennya akan berceceran sampah snack, kaleng soda dan lain lain.

"Ck!! Tuh dua curut minta di tabok kek nya"cetus Elang lalu meninggalkan Regan di balkon sendirian.

"Huft" Regan menghembuskan nafas lega. Sepertinya ia harus berterima kasih pada Damar. Berkat Damar, Elang jadi tidak bertanya lebih lanjut.

Merasa angin malam cukup dingin, Regan pun masuk ke dalam Apartement nya.

"Gan, kata Balsem Lang lo tadi senyum senyum kek orang gila. Kenapa lo? Kesurupan ya? Ha? Ngaku lo?" Beruntun pertanyaan di dapatkan Regan dari Damar. Baru semenit yang lalu Regan berterima kasih pada Damar. Nah, sekarang terima kasihnya di tarik balik. Gak jadi gue terima kasih sama lo.

"Gan, gue mau lo kek dulu lagi" kata Reyhan menundukkan kepalanya.

Semua yang ada di situ pun sama. Mereka menginginkan Regan yang dulu lagi. Mereka merindukan sosok Regan yang dulu.

Suasana hening.

Tidak ada yang memulai percakapan. Hingga getaran ponsel milik Regan mengisi keheningan.

Regan mengambil ponselnya yang terletak di atas kasur.

Mama is' calling📞

Tanpa berlama lama lagi, Regan mengangkat panggilan yang ternyata dari mamanya itu.

"Regan kamu gak ingat pulang ha? Gak ingat sama Mama? Sama papa? Sama Acha?"

"Regan ingat kok ma"

"Selalu bilang begitu. Betah banget deh di apartement. Ntar mama bakar tuh apartement" cerocos mamanya dari seberang sana

"Iya iya besok Regan pulang.Besok"

"Besok ya? Mama tunggu. Kalau gak pulang mama bakar apart kamu" Ancaman dari mamanya membuat Regan bergidik ngeri.

Ya kali apart gue di bakar. Ntar gak ada tempat nongki nongki dong!

"Yaudah mama tutup telponnya. Jangan lupa besok pulang"

"Iya ma" balas Regan lalu panggilan si putuskan sepihak oleh mamanya.

"Siapa Gan?" tanya Reyhan

"Nyokap"

Mereka mengangguk anggukkan kepalanya. Mereka bertiga juga sudah tahu alasannya. Regan selalu begitu. Kalau mamanya tidak menelpon mana ingat sarang dia.

RegaNayaWhere stories live. Discover now