40. Flashback

98 16 11
                                    

******

"Vanessha! " Ujar Damar, Reyhan dan Elang kaget. Sontak mereka bertiga dengan serentak berdiri. Meninggalkan kebingungan Shakira, Bella dan Fika yang tak tahu menahu tentang orang bernama Vanessha itu.

Nessha menoleh ke arah Reyhan, Damar dan Elang. Ia pun sama terkejutnya. Ia tak menyangka akan bertemu dengan mereka bertiga lagi.
Matanya melihat ke lantai kantin. Roti berselai cokelat berserakan di sana. Dan lebih parahnya, itu semua ulahnya.

"G-Gan, aku minta maaf. Aku bener bener ga sengaja nabrak kamu tadi" Sesalnya. Salahkan lah diriya yang sangat ceroboh. Ia tersandung dengan kakinya sendiri. Bahkan kini mereka telah menjadi pusat perhatian warga kantin.

Regan hendak marah. Atau membentak mungkin. Naya buru buru berdiri di tengah tengah Regan dan Nessha.

"Ah, gapapa kok Ness. Regan gak marah kok" Ujarnya seraya tersenyum pada Nessha. "Iya kan Gan! " Lanjutnya yang kini menatap Regan dengan mata melotot.

Regan hanya bisa menghembuskan nafas panjang. Hendak menjawab, tapi gadis di depannya ini sudah mencolong start.

"Nah, tuh, kata Regan gapapa kok"Potong Naya, cepat. Padahal Regan tidak menggatakan itu.

"Beneran gapapa Gan? Aku ganti aja deh ya, ga enak soalnya" Nessha mencoba untuk bertanggung jawab atas ulahnya. Dalam hati ia meringis, uang jajannya pasti akan habis jika menggantikan roti Regan yang tumpah. Tapi tak mengapa, toh ini juga salahnya kan. Biar saja ia tak jajan hari ini.

"Gak usah Ness, Regan juga gapapa kok. Jangankan roti begituan, penjual cilok depan komplek gue aja bisa dia beli"
Ujar Naya membuat Nessha menatapnya heran.

"Kok lo yang heboh Nay, gue kan numpahin rotinya Regan, bukan lo"

Seketika Naya diam. Bingung mau membalas apa. Benar juga ya, apa yang dikatakan Nessha. Tapi ia kan hanya ingin melindungi Nessha dari kemarahan Regan tadinya.

"Ehm... I-itu kan karna, g-gue sepupuan sama Regan. Jadi gue udah tau betul sifat dia. T-tadi tuh, mungkin Regan bakalan marahin lo. Makanya gue cegah"

"HAH? SEPUPU?"

******

"Sekarang jelasin ke kita! "

Naya terdiam. Suara Shakira berubah. Penuh amarah dan penekanan di setiap kalimatnya.

Rooftop yang sepi ini menjadi pilihan mereka untuk menyelesaikan semuanya. Dengan meninggalkan kebingungan banyak orang dan Nessha serta Regan di kantin.

"G-gue—"

Bahkan lidahnya kelu untuk mengeliarkan sepatah kata pun.

"Apa ha? Lo mau bilang, kalo lo memang bener bener sepupunya Regan? Ha? Jawab?" Kini Bella yang maju. Wajahnya memerah, dengan tangan mencengkram kedua pundak Naya.

"G–gue bisa jelasin Bell. J–jadi waktu itu....... "

"T... Tapi, lo k.. kok deket banget sama Acha? L... lo gak ada... hubungan apapun sama Regan kan? " Tanya Nessha masih berderai air mata.

DEG

Apa yang harus Naya jawab. Lidahnya kelu untuk berkata kata. Jika ia jujur, Nessha pasti kecewa. Tapi jika ia berbohong, pasti masalahnya akan semakin rumit.

"G.... Gue, sepupunya Regan"

Dalam hati, Naya hanya bisa berdoa, agar Nessha mempercayainya.

Hatinya ketar ketir saat Nessha menatapnya penuh intimidasi. Seolah olah memastikan bahwa apa yang di katakan Naya benar atau tidak.

"L-lo beneran sepupunya Regan? " Tanya Nessha memastikan. Naya mengangguk pelan.


RegaNayaWhere stories live. Discover now