03 : Isi Surat

74.2K 7.5K 1K
                                    

IG: @anishaty

Saran film hantu dong, tapi yang gak ada setannya cmiiw
Dehaan Tu

Gampang tinggal ngaca, Tu
—Yogas

Nama lu kan hantu, gak usah nyari yang satu spesies
—Acey

0o0

Entah sudah berapa banyak tissue yang Shanetta pakai untuk mengusap airmatanya yang tak kunjung berhenti. Ketiga sahabatnya sudah menenangkannya dengan berbagi cara agar temannya itu berhenti menangis.

Mungkin tadi Shanetta bisa berkata savage dan sok tegar tapi sekarang tidak bisa, air matanya sudah tidak bisa diajak kompromi.

"Udah ya An, cowok kayak gitu gak usah di tangisin," ujar Rhea berusaha menenangkan sahabatnya seraya mengipas-ngipas Shanetta dengan buku.

"Tapi tetep aja Rhe, sakit banget...!" sahut Shanetta tersendu-sendu seraya mengambil tissue dari tangan Cessie. Diatas meja sudah penuh oleh gumpalan benda putih tipis itu.

Lain dengan Lilie yang menatap prihatin Shanetta sambil mengusap-usap punggung sahabatnya. Bukan prihatin karena Shanetta diputuskan pacarnya tapi karena sekarang Shanetta jadi pusat perhatian dikelas. Temannya itu kalo nangis kadang tidak tau tempat, seperti sekarang dikelas pun jadi.

"Udah An, banyak cowok yang lebih baik dari di—" perkataan Lilie terpotong oleh suara keras dari pintu yang ditendang oleh seseorang.

BRAKH!!

Semuanya lantas terkejut, bahkan Shanetta langsung berhenti menangis. Pandangan semua orang yang ada dikelas langsung tertuju pada pintu kelas, lalu munculah sesosok orang menyebalkan. Dia datang dengan senyum jahilnya, tak lupa dua kacung yang selalu mengikutinya dibelakang.

"ACE!!!" semuanya langsung menggeram marah memanggil nama cowok itu. Mereka pikir yang datang adalah guru, padahal si playboy bin playstore itu. Datang kekelas orang tanpa mengucapkan salam atau permisi, tiba-tiba saja menendang pintu, untuk pintunya tidak rusak.

Ace hanya terkekeh tanpa dosa, "tatapan nya jangan kayak mah ngebunuh gitu dong. Kalo gue dibunuh kasian pacar-pacar gue," katanya seraya duduk dimeja murid paling depan. "Rumah gue kecil, gak cukup buat mantan-mantan gue yang mau ngelayat. Udah gue miskin, nanti tambah miskin!"

"Gak usah merendah untuk membangsat, nyet." Yogas, teman Ace bersuara. Perkataan nya mewakilkan mereka semua.

Mereka tau seberapa kaya Ace, seberapa gede rumah Ace dan seberapa banyak mantan-mantan Ace. Bukan hanya mantan Ace yang bejibun tapi seluruh murid disekolah ini pun sepertinya masuk di rumah laki-laki itu.

Jika orang setajir Ace aja disebut misqueen, terus sebutan apa buat orang-orang yang kalo shamponya nya abis masih diisi air?

Ace mengabaikan perkataan Yogas, "tapi nanti kalo gue mati, pas peringatan 7 hari kematian gue, pasti baginda ratu bikin seblak banyak. Gua gak sabar asli!" si bucin seblak memang sinting. Disaat semua orang menganggap hari kemataian sebagai hari yang paling ditakuti, lah ini hari kematian malah hari yang ditunggu.

"Gausah ngebacot yuk pulang, yuk!" ajak Yogas seraya menarik tangan temannya agar turun dari meja. Kalo kalem lemah lembut si gak papa ya, lah ini. Narik nya gak pake perasaan hingga Ace hendak terjatuh jika tubuhnya tak refleks menahan.

"Gak kalem lu, Ji!" sahut Ace.

Yogaswara Banyu Irfizi—atau yang sering dipanggil gas elpiji oleh kedua temannya.

FAKBOI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang