"Hyung tidak perlu sampai berteriak didepan anak kecil". Jungkook mencekal tangan yoongi yang mencengkram tangan yoonki. Yoongi menghela nafas, dia memandang anaknya yang menunduk ketakutan karena ini pertama kalinya bagi yoongi berteriak.

"Ayo eomma antar pulang, setelah itu tidur siang ne".

Yoonki mengangguk pasrah saat di gendong yoongi. Sebelum yoongi benar-benar pergi dia melirik sekilas untuk jungkook.

"Dan ku harap ini terakhir kalinya kalian bertemu".

Jungkook memandang punggung yoongi sendu dan semakin jahu. Dia menatap tangannya yang berada beberapa helai rambut yoonki.

"Jika apa yang aku pikirkan ini benar? Maka tidak akan aku lepaskan kalian berdua untuk kedua kalinya". Gumam jungkook seraya mengepalkan tangan.



























;
"Ah ya tae? Kau titip apa tadi?". Seokjin sedang berbicara dengan ponselnya ia berada di market terdekat dari apartemen miliknya.

'susu untuk jihyun, terus makanan ringan dan daging. Milikku sudah habis titip itu saja, nanti akan aku ganti'

"oh okey". Setelahnya seokjin mematikam sambungan telfon. Dia segerah ke rak bagian susu dan seterusnya. Melengkapi lemari es nya yang terasa dingin.

Seokjin baru saja keluar dari market dan sudah di suguhi dengan pria tinggi menjulang menunggunya di luar mobil sambil memainkan ponsel miliknya. Dan sialnya adalah seokjin tidak membawa kendaraan saat kemari. Seokjin menelan ludahnya susah, malas sekali bila harus berurusan dengan namja tinggi ini, jujur saja.

"Eomma".

Dan sepertinya dia tidak punya alasan untuk menolak saat melihat anaknya sudah berada di dalam mobil namjoon. Namjoon membuka pintu depan samping pengemudi dan seokjin tanpa berucap masuk kedalam.



















;
Seokjin datang dari dapur dengan segelas jus di tangannya. Dia langsung duduk didepan namjoon sedangkan seokjun berada di kamarnya.

"Apa yang mau kau katakan? Katakan sekarang dan pergi setelahnya".

Namjoon menarik nafasnya. "Maaf"

Seokjin mendengus, gampang sekali orang ini meminta maaf padanya.

"Kau tahu sesulit apa aku hidup sendiri di negara orang? Kau tahu betapa sakitnya saat kau meninggalkan ku dengan keadaan hamil? Mudah sekali bagimu meminta maaf padaku".

"Ya, aku tahu aku salah jinseok, tapi tolong mengerti posisiku waktu itu". Melas wajah namjoon meminta pengertian seokjin.

"Bagaimana aku mengerti posisi mu Kim kalau kau bahkan tidak menceritakan apapun padaku. Kau datang malam itu lalu menyuruhku membereskan barangku dan membuangku ke kanada seorang diri. Aku seperti gelandangan kau tahu?". Suara bergetar namun kerasa seokjin membuat namjoon menatapnya sedih. Dia benar-benar menorehkan sakit pada namja didepannya ini.

"kau ingin tahu alasan mengapa aku meninggalkan mu disana? Eomma dan appa ku akan membunuhmu! Kau tahu, bahkan adikku, Kim Taehyung yang bersama dirimu. Dia bahkan harus rela kehilangan istrinya  karena kedua orang tuaku yang memaksa dirinya untuk menikahi gadis lain!!! Dan sebelum istrinya meninggal dia mendonorkan jantungnya untuk taehyung!".

Fakta ini membuat seokjin terkejut bahkan dia yang sempat akan menyela ucapan namjoon pun urung. Kini dirinya menatap tidak percaya pada namjoon. Benarkah? Bos nya pernah sekarat? Dan istrinya?

Namjoon mendekat ke arah seokjin memegang kedua bahu itu dan menghadapkan padanya. Namjoon menatap kedua mata seokjin.

"Jinseok, tolong katakan padaku kau masi mencintaiku? Katakan hyung".

Seokjin mendapati sorot lelah, putus asa di mata namjoon yang penuh kesedihan itu.

"jinseok ku mohon beri aku kesempatan terakhir kalinya".

Seokjin menelan ludahnya bulat-bulat. Apa memberi namjoon kesempatan adalah hal yang tepat?

"Kenapa orangtua mu ingin aku mati?". Tanya seokjin gemetar.

"karena mereka tidak menerima orang cacat di rumah, mereka berdua suka seseorang yang sempurna, dan mendapati kau yang yatim piatu, tidak tahu asal usulnya membuat mereka memandang mu rendah. Aku sangat tahu perangai mereka. Sebab itu aku ketakutan saat mendengar pertengkaran taehyung dengan mereka pagi itu. Dan aku terus memikirkan mu, sepanjang hari". Namjoon menunduk menyembunyikan kesedihan dan rasa bersalahnya.

Seokjin pikir ini tidaklah adil, kenapa? Kenapa seokjin harus memiliki takdir rumit seperti ini? Kenapa namjoon tidak mau tegas padanya? Pada keluarganya? Kenapa? Dan mengapa dia malah menangisi semua cerita namjoon? Apa itu memang benar? Atau dia hanya berbohong sekedar mendapat maaf darinya?

"Kenapa kau baru mengatakannya padaku? Kenapa dari awal kau tidak menceritakan padaku? Kenapa kau melakukan semua ini, kau pikir ini lucu? Kau pikir perasaan ku ini lucu untuk di permainkan? Dimana hati nurani mu kim namjoon!!!". Seokjin meluruh dia terduduk dengan tangisnya yang keras.

"Maaf jinseok, maaf".

"Kau begitu jahat padaku namjoon, kau sangat jahat, aku membencimu kim, sangat membencimu".

Namjoon memeluk seokjin dan seokjin menangis dalam peluk namjoon. Tidak ada kata memaafkan sebenarnya namun seokjin ingin menangis, dia kesal pada dirinya sendiri sekarang.















;
Tbc

Typonya koreksi sendirii okey?

[REST]  I Need U, Jimin! • vmWhere stories live. Discover now