Chapter 8

735 72 6
                                        

Sebuah pertemuan tidak ada yang menduga termasuk taehyung. Dalam penanaman saham dari perusahaan yang tahun ini mendapat predikat terbaik membuat managemen rumah sakit tidak bisa menolak apalagi akses kenalam untuk membantuh dana yang mungkin saja banyak. Sebenarnya taehyung terlalu mampu dan cerdik untuk urusan managemen seperti ini tapi profesi nya terfokus sebagai profesor yang mengawasi bawahanya bagaimana menjalankan rumah sakit yang ia bangun selama sepuluh tahun lamanya.

Rapat ini membuat dia tidak fokus karena satu titik dimana seluruh perhatiannya tertuju padanya.

Im Jimin

Mereka memanggilnya seperti itu dan tentu saja itu membuat taehyung tidak fokus sama sekali. Tidak logis juga bila seorang yang sudah meninggal bisa bangun.

"Dana yang telah diberikan pada rumah sakit akan digunakan untuk menambah fasilitas rumah sakit yang kurang, ruang UGD,IGD dan ruangan yang lainnya juga". Wakil direktur menjelaskan segalah keperluan yang di butuhkan dirumah sakit ini.

Taehyung melihat jam tanganya yang masi ada 10 menit untuk menjemput jihyun anak itu suka nekat contohnya kemarin dan berakhir dia hampir saja tertabrak jika tidak ada yang menolongnya.




;

"Saya harap rumah sakit dapat bekerja sama terus dengan anda Tuan Im". Mingyu tersenyum senang saat berjabat tangan dengan Tuan Im.

"Tuan kim, aku duluan bisa? Aku harus menjemput anakku".

Mingyu beralih pada taehyung yang ada dibelakangnya karena asik berbincang dengan Tuan im atau jimin membuatnya lupa akan kehadiran taehyung yang sebagai pimpinan di rumah sakit.

"ah maafkan saya tuan kim, silakan".
Taehyung mengangguk berdiri di depan jimin yang juga memperhatikanya.

"Senang bekerja dengan anda Tuan Im". Datar. Itu yang dapat jimin lihat dan dengan segenap hati ia membalas dengan senyuman yang tulus.

"Senang bekerja dengan anda Tuan Kim Taehyung". Jimin menerima uluran tangan taehyung.

"Saya permisi". Taehyung berjalan meninggalkan mereka semua. Jimin hanya melihatnya lewat ekor matanya.

"saya juga pamit undur diri Tuan Mingyu".

Maka saat itu juga jimin berlari kecil menuju parkiran dan berharap taehyung masi belum pergi dan dia bersyukur kalau taehyung belum masuk kedalam mobilnya.

"Taehyung-ssi! ". Panggilnya cukup keras yang pastinya didengar taehyung karena keadaan cukup sepi.

Taehyung berbalik menatap jimin yang berjalan kearahnya.

"ya, tuan im ada yang bisa saya bantu".

Jimin berhenti tepat didepan taehyung entah kenapa membuat jimin gerogi dan gugup untuk mengatakan sesuatu pada taehyung.
Taehyung menunggu cukup lama tapi jimin tak kunjung bicara sampai membuatnya kesal sendiri.

"kalau tidak ada yang di bicarakan saya akan pergi".

Taehyung hendak membuka pintu mobilnya tapi ditahan jimin membuatnya menggigit bibirnya karena ragu.

"A-ak—".

Drrtt drrrtt

"ah maaf". Jimin mengulum bibirnya saat taehyung mengangkat telfonya.

"appa! Apaa dimana aku menunggumu cukup lama bahkan seokjun sudah merengek padaku eoh. Terimakasi ssaem".

"ya aku akan menjemputmu tunggu aku". Taehyung tidak percaya kalau jihyun itu anaknya duluh dia tidak seperti itu maksutnya dengan suara melengkingnya tapi sayangnya dia anak kandungnya darah dagingnya.

[REST]  I Need U, Jimin! • vmWhere stories live. Discover now