▶BxB▶Mpreg
Summary :
||Baca Tears dulu biar paham||
Satu kata yang dapat Taehyung jabarkan dari isi hatinya.
'Penyesalan'
Dan apakah tuhan masih mau memberikan satu kesempatan dalam hidupnya? Setelah sekian banyak orang yang ia sakiti?
Warning!!
...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Jam waktu pulang sekolah hampir tiba jihyun terus memperhatikan jalanan sendiri. SeokJun sedang ke kamar mandi dan jihyun bosan dia terus menatap lurus. Bisa dikata jihyun bukan tipe anak yang sabaran dia terlalu ambisius untuk ukuran anak sd sepertinya.
"aku mau! ". Kaki kecilnya ia bawah ke jalan raya dimana ada toko kue beraneka macam tanpa liat kanan kiri karena atensinya teralihkan pada toko disebrang juga beberapa mainan disekitranya itu membuat dia tertarik kesana.
Seokjun di buat bingung dengan keberadaan jihyun yang tidak ada didepan gerbang biasanya anak itu tidak akan suka jika pergi tanpanya sekarang malahan tidak ada ditempatnya membuat Seokjun bertanya-tanya kemana bocah itu. Sampai dimana mata kecilnya membola saat jihyun berjalan santai menyebrangi jalan raya sendiri tidak mempedulikan lampu merah. Seokjun meneriaki jihyun berulang kali namun tidak di gubris sama sekali bahkan suaranya hampir habis dia panik berteriak pada siapapun itu. Seokjun kembali di buat panik saat mobil merah melaju dari arah kanan dengan laju yang lumayan cepat.
Jihyun tidak memperhatikan kanan kirinya bahkan ketika mobil merah melaju dengan kecepatan tinggi mengarah ke arahnya. Jihyun berbalik saat seokjun memanggilnya cukup keras membuat dahinya mengernyit bingung tidak paham apa yang di katakan padanya. Bahkan beberapa orang disebrang juga meneriakinya.
Sang pengemudi panik karena remnya tiba-tiba macet membuatnya tidak bisa mengendalikan mobilnya. Jihyun membelalakan matanya saat ada mobil yang mendekat ke arahnya rasanya suaranya bahkan tidak bisa keluar saat tubuhnya terhempas kesamping dan terdengar teriakan banyak orang. Namun bukan hantaman pada tubuhnya yang jihyun rasa malahan rengkuhan hangat yang melingkari tubuhnya. Jihyun merapatkan matanya karena masi terguncang dengan adegan barusan.
"Hey nak kau baik-baik saja". Orang yang baru saja yang memeluknya melepaskan pelukanya. Jihyun mulai membuka matanya saat melihat pria yang menolongnya. Jihyun terdiam dan masi terus menatap wajah pria didepanya membuat pria dewasa yang terbilang nekat itu menatap bola mata jihyun berkaca-kaca.
"hiks Eomma". Ucap jihyun dengan isakan keluar dari bibirnya.
"jihyun-ah! ". Seokjun berlari menghampiri jihyun yang masi terduduk di trotoar sedangkan mobil merah itu menabrak tiang dan segera beberapa orang memanggil polisi.
Pria dewasa didepanya masi diam memperhatikan kedua bocah itu. Seokjun memeluk jihyun yang menangis kencang dan terus bergumam menyembut Eomma nya sedangkan Seokjun berfikir kalau jihyun masi terguncang karena kejadian barusan.
; Taehyung panik saat mendengar kabar dari guru jihyun bahwa jihyun hampir saja tertabrak. Bahkan taehyung dengan tangan gemetar menyetir mobil dengan keringat dingin merapalkan doa semoga anaknya baik-baik saja. Taehyung tidak akan memaafkan dirinya bila sesuatu terjadi pada jihyun.
Taehyung sampai pada lokasi dia menerobos grumbulan polisi yang memasang garis kuning taehyung masu kedalamnya dan menemukan jihyun dan seokjun yang duduk di sisi trotar bersama—
Kim Namjoon
Taehyung tidak peduli dengan itu yang pasti sekarang keadaan anaknya.
"jihyun-ie". Taehyung datang dan langsung memeluk anaknya yang gemetar dan terus menangis dan lagi terus memanggil nama Eomma.
"jun-ie apa yang terjadi? Ah ani kita bicarakan ini di rumah". Seokjun menunduk lalu menatap ke atas dimana namjoon tetap diam memperhatikan nya.
"apa appa akan ikut? ". Taehyung menoleh ke arah namjoon yang tersenyum pada Seokjun. Jihyun sudah berada pada gendonganya dan membiarkan seokjun berbicara pada namjoon.
Namjoon menggenggam tangan seokjun dan tersenyum hangat pada anaknya.
"Lain kali saja yah, appa takut Eomma mu marah. Appa janji akan membawa kalian pulang". Seokjun mengangguk. Namjoon mencium kening seokjun sebelum berpamitan namjoon menatap Taehyung. Rasanya seakan baru kemarin dia bertingkah kekanakan dan rasanya baru kemarin dia menangis untuk adiknya yang terbaring koma di atas ranjang rumah sakit tapi sekarang rasanya sudah berbeda.
"aku harap kita bisa minum bersama Tae". Namjoon tersenyum tipis padanya menepuk pundaknya sebelum pergi dari hadapan taehyung. Taehyung dapat melihat gurat kesedihan diwajah seokjun.
"Jun-ie ayo pulang, ibumu pasti khawatir ". Seokjun mengangguk menerima uluran tangan taehyung.
Namjoon melihatnya, semuanya dia senang anaknya mampu mengenalinya namun rasa sesal itu ada. Andai dia duluh tidak sepengecut itu mungkin mereka akan hidup bahagia.
Menjalankan mobilnya menjahu dari area sekolah dia akan ke kantor sekerang dan mungkin saja dia bisa berani jika suatu waktu bertemu kembali dengan Seokjin dan menjelaskan semuanya dan juga meminta pengampunan darinya.
; "Hiks a–aku me–meluknya hyung hiks". Dia terus memandangi telapak tanganya tubuhnya gemetar dan terus meracau 'dia sudah memeluknya'. Pria dewasa disampingnya tersenyum tipis menanggapinya dan juga menjawab 'iya²' saja.
"iya kau memeluknya, berhenti menangis jimin-ah".
Namun jimin tidak bisa menahan untuk tidak menangis.
"tapi kau harus ingat jika bertemu dengan mereka. Jangan sampai rencanamu berakhir sia-sia jimin-ah".
Jimin menunduk meremas kemajanya. Benar dia harus menyelesaikan semuanya. Dan harus selesai secepatanya apapun itu.
;
"Appa yang menolongku Eomma bukan ajhusi tadi". Dengan wajah polos jihyun menjawab pertanyaan Taehyung.
Seokjin dan Taehyung saling berpandang membiarkan satu bocah itu makan kue coklatnya didepan tv.
"kau yakij ji? ". Jihyun mengangguk yakin.
'apa pria yang kutemui kemarin?' Batin Taehyung mengingat dia juga pernah bertemu dengan sosok yang mirio dengan jiminnya.