Chapter 9

668 61 4
                                        

Taehyung menatap iba seokjun yang menangis di ruang tamu apartemen miliknya. Seokjin barusan sudah istirahat. Taehyung menghampiri seokjun yang menunduk sembari meremas seragam sekolahnya. Taehyung duduk di samping seokjun dia masi diam memperhatikan gerak-gerik seokjun.

"Jun-i". Seokjun mendongak melihat taehyung.

"Tae appa, apa eomma baik-baik saja?". Tanya Seokjun dengan wajah memerah. Taehyung mengusap kepala seokjun.

"Eomma seokjun sedang tidur. Kau tidur dengan jihyun ya". Seokjun menunduk kembali.

"Mianhae, seharusnya aku tidak memaksa bertemu appa tadi malam. Seharusnya aku tidak membentak eomma tadi malam. Hiks Tae appa mianhae".

Taehyung kasihan pada seokjun, anak ini hanya ingin bertemu ayahnya. Taehyung memeluk seokjun sayang, dia mengusap punggung bocah ini.

"aniya. Seokjun berhak bertemu appa seokjun. Hanya saja waktunya kurang tepat nak. Jadi—nanti seokjun harus minta maaf pada eomma ne". Seokjun menganggu. Taehyung menyuruh seokjun untuk ke kamar agar dia tidur bersama jihyun. Seokjun sempat melihat jimin yang tertidur disamping jihyun. Jimin merasa ada yang memperhatikan nya, dia membuka matanya. Jimin tersenyum teduh melihat seokjun yang berdiri didekat pintu takut mengganggu. Jimin menyuruh seokjun agar mendekat dengan gerakan tanganya.

Seokjun pun menurut dia berdiri di dekat jimin yang mulai menggerakan badanya untuk turun dari ranjang jihyun.

Jimin berjongkok didepan seokjun agar tinggi mereka sejajar.

"Namamu seokjun kan?". Seokjun mengangguk.

"Percaya pada ku kalau appa mu pasti akan menjemput kalian. Dan kau harus percaya kalau eomma mu akan baik-baik saja oke".

Seokjun mengangguk kembali. "sekarang ganti bajumu dan tidur". Setelah selesai Jimin mengangkat tubuh seokjun agar berbaring di samping jihyun. Jimin menyelimuti mereka dan mematikan lampu. Seusai itu jimin keluar dan matanya melihat taehyung yang termenung disana sendiri.

Jimin menghampiri taehyung dan duduk disampingnya.

"Tadi aku melihat foto namja di kamar anak mu. Apa, dia—"

"Istriku. Yang kau lihat tadi itu istriku". Ucap taehyung. Tangan yang menutupi wajah ia turunkan beralih menatap jimin yang juga menatapnya.

Hati taehyung terasa tercubit mengetahui fakta bahwa di depanya ini bukan istrinya namun di sisi lain dia ingin percaya bahwa didepanya ini jimin.

Entah kenapa hati jimin ingin mengetahui segalah sesuatu perasaan taehyung, ingin menggali segalah sesuatu hidup pribadi taehyung.

"La-lalu kemana dia sekarang?".

Jimin akui dia sungguh penasaran dengan kisah taehyung. Mengorek sedikit history tentang taehyung.
Taehyung memandang wajah jimin. Sungguh apabila namja didepanya ini adalah jiminnya maka sudah di pastikan taehyung akan merengkuh tubuh mungil didepanya.

"Siapa kau?".








;
"Tuan anda sudah pulang?".

Jimin yang baru saja sampai sudah di suguhi kepala pelayan didepan pintu. Jimin mendengus dengan pertanyaan barusan. Jadi jimin hanya mampu mengangguk sebagai jawaban. Tubuhnya terasa lebih lelah hari ini. Pekerjaan kantor membuatnya ingin muntah hanya dengan memandangi layar komputer.

Sesampainya dalam kamar, jimin langsung menghempaskan tubuhnya pada kasur, tengkurap. Dia ingin tidur barang sejenak.

Knock knock

"Tuan anda sudah di tunggu di ruang makan"

Jimin bangkit menghela nafasnya lelah. Dia memandang kaca didepanya. Mau sampai kapan dia seperti ini terus.

[REST]  I Need U, Jimin! • vmWhere stories live. Discover now