5|Berangkat bareng

Start from the beginning
                                    

Yogi berdecak malas, berdebat dengan abang nya tidak akan pernah selesai dia selalu kalah telak.

"Ck iya iya, sewot amat lo"

"Mau ngapain ke sini!" ucap Yoga mulai serius, lalu Yogi duduk di pinggir kasur menghadap Yoga yang juga menatapnya

"Bunda sama ayah mau hanymoon!"

"Ha?" ini Yoga tidak salah denger kan?

Yogi berdecak "gak ada pengulangan!" ucap Yogi menatap malas sang abang.

"Tapi ko bisa?" Yoga tak habis fikir jalan fikiran kedua orang tua nya.

"Ya bisa lah jingan, mereka pengen punya anak lagi maybe"jawab yogi malas

"Ko lo kaya gak seneng" Yoga menatap adiknya penuh selidik.

"Heh emang lo mau punya ade lagi? Satu aja bikin gua naik darah apalagi kalau nambah bisa-bisa rambut gua rontok karna pusing denger suara cepreng" Yoga membenarkan omongan Yogi memiliki adik seperti Nisa membuat kedua nya harus ekstra sabar, apalagi kalau sudah meminta sesuatu pasti harus selalu mereka turuti kalau tidak adik kecil mereka akan mengadu ke sang Ayah, dan jika itu terjadi mereka berdua harus bersiap uang jajan terkena potongan.

Yoga hanya diam tidak menjawab ucapan adiknya itu membuat Yogi kesal setangah mati.

"Gua udah ngomong panjang lebar malah diem sialan emang"gumam Yogi.

"Gua denger!"

"Dah lah males gua deket-deket sama lo" ucap Yogi melangkah keluar kamar Yoga. Yoga hanya acuh bodoamat.

|||

Matahari mulai menampakkan diri, kicauan burung merdu memenuhi pinggir jalan yang masih jauh dari polusi.

"Eh eh aduh kenapa ini?"

"Yahh rantai nya putus, duhh mana bentar lagi masuk lagi kalau aku nunggu angkot pasti lama" ujar nya panik, menatap sekeliling siapa tau aja ada angkot lewat. Tapi nihil hanya ada kendaraan pribadi dan motor-motor, tidak ada satupun angkot yang lewat.

"Kenapa?" tanya orang itu, lalu Khanza mendongakkan kepalanya kaget tentu di hadapannya ini seorang Yoga.

"Kenapa?" tanya ulang Yoga masih setia memandang wajah panik Khanza

"I-ini a-anu rantai sepeda aku putus" gugupnya, menundukkan kepala tidak berani bertatapan langsung dengan Yoga.

"Bareng gua!"

"Hah?" beo Khanza antara kaget, tidak percaya plus bingung.

Dengan tidak sabar Yoga menyeret Khanza membawa nya masuk kedalam mobil.

"Eh eh sepeda aku gimana?" teriak Khanza dia pun kaget tiba-tiba saja Yoga menyeret tangan Khanza.

"Ck nanti ada orang suruhan gua buat benerin sepeda lo" jawab Yoga duduk manis di tempat kemudi, menyalakan mesin mobil tanpa berucap lagi.

Suasana di dalam mobil hening tidak ada musik maupun suara obrolan di antara mereka, rasa canggung meliputi mereka berdua hingga akhirnya Yoga mulai membuka suara.

One Heart [END]Where stories live. Discover now