Cup~

Chenle memberikan kecupan singkat di bibir si dominan lalu menyembunyikan wajahnya yang memerah di dada Jisung. Jisung yang sedang berbicara dengan pelayan hotel hanya tersenyum sambil melanjutkan pesanannya.

Meski dia sibuk memesan mata Jisung kini terfokus dengan si manis yang berada dia atasnya. Tangannya yang menganggur menarik dagu si manis agar menatapnya. Si jangkung menunjuk bibirnya, menginstruksikan Chenle untuk menciumnya lagi.

Karena Chenle baik dan murah hati, Chenle pun memberikan kecupan lagi, namun kali ini Jisung menahan kepala bagian belakang si manis. Chenle kaget dan hendak menjauh, tapi Jisung tidak membiarkannya begitu saja.

Dengan lembut, Jisung melumat bibir Chenle. Bibir si manis itu memang menjadi candu buatnya, manis dan lembut bagai permen kapas. Oke Jisung lebay.

Chenle menikmati permainan bibir Jisung, saat si dominan menggigit bibirnya maka dia akan membuka mulutnya seperti biasa. Dia bisa merasakan bibir Jisung di dalam mulutnya yang bergerak dengan lihai.

"Sir, do you need anything else?"

Jisung tidak menghiraukan pertanyaan pelayan hotel dan tetap aktivitas favoritnya. Suara panas dari bibir mereka mulai terdengar, membuat si pelayang hotel kebingungan di seberang sana.

"I'm sorry sir, do you need anything else?"

Jisung dengan terpaksa menghentikan aktivitasnya sejenak, membiarkan si manis untuk menari nafas. "Guess no, that's all. Thank you."

"As your pleasure, please wait until-"

Belum sempat si pelayan menyelesaikan kata-katanya, Jisung segera menutup teleponnya, menatap Chenle yang terengah-engah. Si jangkung memeluk Chenle lalu menukar posisi mereka. Sekarang dia dapat memandang wajah Chenle dengan jelas.

"You'll be my appetizer, won't you?" berbisik Jisung di telinga Chenle. Wajah Chenle sangat merah sekarang, suara Jisung itu sangat seduktif! Mulai dari betapa rendah suara Jisung hingga bagaimana dia berbicara Bahasa Inggris dengan sangat fasih.

[Menwhile readers: oH rEoLLi?]

Lagi-lagi Jisung menyatukan bibir mereka kembali, meraup-nya dengan penuh nafsu bahkan tidak membiarkan Chenle untuk mengambil oksigen. Si manis sendiri dengan otomatis mengalungkan tangannya di leher Jisung.

Chenle melenguh saat lidah Jisung masuk ke dalam mulutnya lagi. Tangan si jangkung pun tidak tinggal diam, perlahan tangan Jisung masuk ke dalam kaos putih Chenle. Seperti yang teman-temannya ajarkan sebelumnya, dia harus membuat Chenle mendesah.

"Ahh Jisung."

Bagus, satu desahan sudah keluar. Tangan Jisung sudah mulai bermain dengan dua tonjolan di balik kaos putih itu. Kakinya sengaja dia tekuk untuk menekan bagian sensitif Chenle di bagian bawah.

Merasa kurang puas, Jisung menarik kaos Chenle ke atas, namun tidak membukanya. Dia dapat melihat makanannya . Segera Jisung menghisap salah satu dari makanan itu.

"Jisung ughhh kamu ngapain?"

Jisung tidak menjawabnya, mulut Jisung dengan lihainya menjilat, menyesap hingga menggigit kecil puting Chenle. Dada Chenle membusung ke depan, suara desahan sudah memenuhi ruangan itu sekarang.

Satu tangan Jisung mulai turun kebawah, masuk ke dalam celana Chenle untuk- tau kan untuk apa? Ketika Jisung sudah merasakan apa yang dia cari, dia segera menggenggam milik Chenle dengan erat lalu menggerakkan tangannya dengan tempo sedang.

"Ahh~ Ji eunghh~"

Chenle merapatkan kakinya, tubuhnya mulai bergerak seperti cacing kepanasan. Jisung mulai membuat banyak tanda kepemilikan di sekujur tubuh Chenle. Tapi, lagi-lagi itu masih belum cukup untuk Jisung.

Jisung berhenti sejenak untuk melihat hasil karyanya. Dia tersenyum puas lalu melihat Chenle yang nafasnya sudah tidak teratur. Namun mata sayu si submisif membuatnya ingin melakukan lebih. Jisung menurunkan celana tidur Chenle, tidak semua, hanya sampai sebatas lutut si manis. Sial, paha putih itu sangat menggoda.

Jisung menyentuhnya dengan sangat lembut, membuat Chenle menjadi geli karena itu. wajahnya mulai turun untuk menjilati paha itu. Chenle sempat menutup kakinya, tidak memberikan akses bagi Jisung untuk melakukan itu. Tapi Jisung segera menahan kaki Chenle dan membukanya lebar. Saat itu juga segera ia mengeksplor bagian bawah Chenle.

Karena sensasi yang aneh yang dia rasakan, Chenle meremas rambut Jisung. Ini memang bukan pertama kalinya Chenle merasakannya, tapi yang kali ini terasa lebih nikmat? Mulut Jisung naik ke atas untuk menjamah milik Chenle. Dia meniup milik Chenle, menyalurkan sensasi geli.

"Le, mau lanjut apa berhenti?"

"Berhenti, cape akunya."

"Tapi aku mau lanjut, lanjut aja ya?"

Chenle menggelengkan kepalanya. "Ayo suit kalau begitu. Kalau aku menang, berhenti ya?"

Jisung sepakat dengan penawaran itu. Mereka mulai suit. Keduanya mengeluarkan kertas pada percobaan pertama. Di percobaan kedua pun lagi-lagi mereka mengeluarkan yang sama. Suasana jadi tegang sekarang.

Hingga, Jisung mengeluarkan kertas. Sayangnya, si manis malah mengeluarkan gunting. Hal itu membuat Chenle bernapas lega. Mohon maaf Jisung, anda kurang beruntung kali ini.

 Mohon maaf Jisung, anda kurang beruntung kali ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



🙈🙉🙊 » 🔞

Telat ga sih kalau kasih tanda itu sekarang? Next chapter:

Tutorial O7: When Someone Said That She Looks More Attractive Than You

Tutorial | ChenJi  [✔️]Where stories live. Discover now