Chenle itu polos, saking polosnya dia sama sekali engga tahu siapa itu Kakek Sugi. Beda lagi sama Jisung yang ngakunya bad boy tapi engga punya pengalaman pacaran. Mereka pacaran, tapi garing kayak rangginang baru digoreng. Sampai akhirnya mereka mi...
Ketika dibuka ada banyak sekali vidio terlarang untuk dilihat oleh si polos. Tapi emang dasarnya Haechan, dia langsung membuka file nomor satu dan menunjukkannya pada Chenle.
Di sana terlihat dua insan, laki-laki dan perempuan yang sedang melakukan adegan yang tidak senonoh. Chenle yang bingung sih cuma asik lihat ada. Tapi mendengar erangan kesakitan perempuan itu Chenle jadi kasihan.
"Haechan, kenapa itu ceweknya? Kasihan ih, masa yang kaya begini direkam," ujar Chenle.
"Itu lagi keenakan ceweknya, makanan sampai desah begitu. Nanti kalau kamu sama Jisung begini, kamu pasti yang jadi ceweknya."
"Loh kenapa? Chenle kan cowok tau!"
"Coba deh kamu buka celana, terus keluarin punya kamu."
Mendengar itu Chenle langsung menurut, Haechan sampai geleng-geleng kepala. Bagaimana jika yang meminta itu orang lain coba? Apa temannya ini akan membukanya dengan suka rela juga?
"Nih sudah."
"Tuh kan, punya kamu kecil banget Le. Mana bisa kamu nyodok Jisung coba. Aku aja engga kebayangkan."
"Ih emang punya Jisung besar ya? Pasti punya Chenle lebih besar ko!"
Chenle ga terima. Masa iya dia harus jadi yang ceweknya sih. Melihat cewek dalam vidio itu saja dia sudah meringis, apa lagi nanti waktu dia yang dibegitukan. Pasti sakit, Chenle jadi takut.
Chenle menarik lagi resleting celananya, kebetulan Jisung sudah pulang dengan membawa keresek berisi soju. Melihat itu Chenle segera menghampiri Jisung dengan wajah kesalnya, membuat Jisung kebingungan.
"Jisung cepetan buka celana!"
"Ha-hah?"
Chenle menaruh soju di atas meja makan. Tangannya segera menarik pergelangan tangan Jisung menuju ke arah kamar mandi. "Haechan, Chenle pinjam kamar mandi ya!"
"Iya!"
Pintu kamar mandi segera ditutup oleh Chenle. Dia mendudukkan Jisung di toilet lalu menatap si dominan dengan tatapan kesalnya. Bukannya takut, Jisung malah ingin menahan tawa. Pacarnya memang sangat menggemaskan ketika kesal.
"Jisung cepet buka celananya!"
Jisung menarik pergelangan tangan Chenle, membuat si manis menjadi duduk di salah satu pahanya. "Buat apa sih? Kamu mau ngapain emang?"
"Tadi kan Chenle lihat vidio di ponselnya Haechan. Terus ada cowok sama cewek gitu Jisung, mereka telanjang. Terus ceweknya kaya kesakitan gitu gara-gara penis cowoknya. Terus masa Haechan bilang kalau aku sama kamu begitu aku yang jadi ceweknya! Kan kesel!"
"Terus kamu ngapain suruh aku buka celana?"
"Eum itu, kata Haechan, kalau punya Jisung lebih kecil berarti nanti Jisung yang jadi ceweknya! Makannya buka ya? Lele mau lihat."
Astaga, Haechan ngajarin apa ke Chenle sampai malaikatnya bisa begini. Tapi berguna juga sih, biar Chenle sadar posisi. Jisung akhirnya membuat Chenle berdiri.
"Kamu mau lihat?"
"Iya!"
"Ya udah kamu yang buka nih."
Jisung mengarahkan tangan Chenle ke arah resleting celananya. Tanpa rasa ragu dan takut, Chenle membuka itu dan mengeluarkan milik Jisung. And we all know who's bigger right?
Chenle kaget melihat itu. Gila, besar banget. Karena masih ga percaya, si manis membuka celananya sendiri dengan cepat, mengeluarkan miliknya lalu membandingkan dengan punya Jisung.
Dari diameter sampai panjangnya, tetap punya Jisung yang lebih unggul. "Pu-punya Jisung besar banget!" Masih penasaran, si manis memegang penis besar Jisung. Jari telunjuk dan jempolnya membentuk lingkaran untuk mengukur seberapa besar punya pacarnya itu.
Jisung kaget dong, belum lagi waktu Chenle sedikit memainkan punyanya. Chenle kalau sudah penasaran bisa jadi orang lain emang. Jisung jadi bingung sebenarnya Chenle ini polos apa enggak.
"Le, kamu ngapain sih?"
"Lagi ngukur ini."
"Celana kamu ga di pakai dulu?"
"Nanti aja, tanggung."
Sekarang Chenle menggenggam penis Jisung dengan semua tangannya. Gara-gara itu Jisung jadi turn on kan. Chenle harus tanggung jawab kalau begini sih.
"Le, coba diurut punya akunya."
"Hah caranya gimana?"
"Sini deh."
Jisung menepuk sebelah pahanya, menginstruksikan pada si manis untuk duduk. Chenle langsung duduk di paha Jisung. Beda dengan Jisung yang masih pakai celana, yang lebih tua sudah tidak mengenakan celananya
Jisung menuntun tangan Chenle untuk menyentuh miliknya. Menggerakkan naik turun seperti apa yang sebelumnya Jisung lakukan pada si manis. "Kamu pernah peras susu sapi?"
"Pernah!" jawab Chenle dengan antusias.
"Nah begitu caranya, coba urut punya aku."
Jisung membiarkan tangan Chenle bermain dengan bebas di penisnya. Matanya terpejam menikmati setiap sentuhan dari pacarnya itu, meski masih pemula, tapi ini lebih baik dari pada solo.
Chenle sendiri malah jadi keasikan mainin punya Jisung. Penis Jisung kaya pas banget ditangannya, Chenle suka. Lama kelamaan Chenle makin lihai dalam mengurut, meski temponya masih pelan.
"Masih lama ga di toilet? Gue mau boker!"
Jisung otomatis membuka matanya. Haechan memang gurunya Chenle, tapi kadang dia juga jadi perusak kenikmatan, sialan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stop!
Berterima kasihlah pada Haechan wahai saudara-saudaraku. Berkat Haechan kalian ga nambah dosa banget kan? Oke dah, bai! Next chapter: