30 • Quotes & Mith

Mulai dari awal
                                    

"Tapi, aku akui ini benar...." Gadis itu tiba-tiba menimpal yang membuat Jihoon menghentikan tawanya sejenak. Sera buru-buru menelan potongan cokelat yang baru dicobanya, menyadari kata-katanya akan terdengar ambigu. "Benar-benar enak, maksudku," ralatnya yang kini membuat Guanlin spontan tertawa.

"Iya, rasanya tidak sepahit bayanganku," tambah Jihoon ikut menikmati lalu tercetus satu ide yang mengganggu di kepalanya. "Kau harus mencobanya juga, Guanlin-ah. Cobalah dengan Sera karena sepertinya dia sangat menyukai cokelat itu."

Mendadak Sera bertatapan dengan Guanlin secara canggung. Lelaki itu pasrah saja jika Sera menolak dengan alasan ingin menghormati Jihoon meskipun ia mempersilakannya secara santai. Tidak ingin menabur kejanggalan, gadis itu mencoba kembali mengambil alih suasana. "Baiklah, kita akan mencobanya setelah makan, Guanlin-ah. Deal?" tawarnya melihat troli yang membawa makanan pesanan mereka semakin dekat.

▪°▪°▪

Usai makan dan menikmati senja di pantai kota Sanya yang tersuguh sangat menawan dan mengagumkan dari resto pilihan Guanlin itu, mereka melanjutkan perjalanan sampai di hotel ketika hari mulai gelap. Guanlin akhirnya mencoba mematahkan cokelat itu bersama Sera, hingga lagi-lagi menghasilkan kepingan sesuai dugaannya.

"Kepinganku lebih besar," ungkap lelaki berkulit putih itu memperjelas, seraya tersenyum simpul.

"Terlepas dari kepercayaan dan mitos tentang cokelat ini, jika memang benar itu menggambarkan perasaanmu dan besarnya cintamu, bukankah memang seharusnya laki-laki memiliki potongan yang lebih besar?" timpal Jihoon mengeluarkan isi kepalanya tanpa ragu.

Ditengah kenikmatannya menikmati kepingan cokelat yang ia miliki, gadis bersurai hitam itu berpikir sejenak. "Maksudmu, laki-laki harus lebih mencintai wanita?"

"Menurutku, seharusnya begitu," sahut Jihoon agak ragu mengingat dirinya justru melakukan hal sebaliknya selama ini.

Guanlin yang di kursi depan kembali menyahut, "Tapi, Hyung, aku pernah membaca quotes tentang wanita yang lebih rela tinggal bersama orang yang ia cintai meskipun tidak dicintai daripada tinggal bersama orang yang mencintainya tapi tidak dia cintai." Tiba-tiba atmosfer menjadi hening dalam beberapa saat. Ia akhirnya melirik ke belakang. "Benarkah itu? Bagaimana menurutmu, Sera-ya?"

Gadis itu tiba-tiba berdeham demi mengusir kegugupannya sendiri. "Menurutku? Tidak mutlak benar tapi juga tidak sepenuhnya salah."

"Jika kau menjadi wanita itu, kau ... akan berada di posisi yang mana?"

Detik itu juga ingin rasanya Sera menyembur Guanlin dengan sumpah serapah akibat pertanyaannya yang seolah sengaja menyerang gadis itu. Ia diam sejenak, mencoba berpikir tenang dan hati-hati agar tidak terjebak oleh kata-katanya sendiri. Ia mengamati secara bergantian Guanlin yang tersenyum miring dan Jihoon yang menanti jawabannya.

"Aku bisa menjadi keduanya, karena dicintai dan mencintai adalah dua perasaan yang paling sulit dikontrol manusia. Aku tidak memiliki kendali atas perasaan orang lain terhadapku, sehingga aku juga tidak bisa memaksakannya. Tentang perasaanku sendiri, nyatanya tak bisa selalu diatur akan jatuh pada siapa."

Kedua laki-laki yang mendengar penuturan gadis itu tertegun sejenak. Lelaki bersurai hitam mengakui sosok gadis bermata cokelat itu sangat lugas. Pemaparannya masuk akal dan sulit disanggah oleh si pemilik pertanyaan yang diduga hanya melempar umpan biasa.

"Jika itu kau, mana yang akan kau pilih Guanlin-ah?" tanya Jihoon balik yang juga menjadi suatu hal mengejutkan bagi Sera.

"Aku?" Guanlin menunjuk dirinya sendiri lalu tersenyum. "Karena aku tidak tahu bagaimana rasanya tinggal dengan seseorang yang mencintaiku sedangkan aku tidak mencintainya, jadi aku memilih bersama seseorang yang aku cintai meskipun dia tidak mencintaiku." Dia tersenyum tipis dan menatap Sera sekilas.

Tell Me Why ▪ Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang