15 • Thank You

62 14 8
                                    

Jihoon menghela napas pelan ketika kendaraannya berhenti sempurna di halaman rumah megah milik Halmeoni-nya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Jihoon menghela napas pelan ketika kendaraannya berhenti sempurna di halaman rumah megah milik Halmeoni-nya. Tanpa ragu, ia langsung berderap masuk setelah menyadari mobil orang tuanya juga telah terparkir lebih dulu. Setelah disambut beberapa pelayan, Jihoon langsung menuju kamar milik neneknya itu.

Seketika semua orang yang berada di ruangan itu menoleh ketika Jihoon masuk. Ia menyunggingkan senyum setelah mendapati kedua orang tuanya rupanya tengah berada di ruangan yang sama dengan Halmeoni. Raut kelegaan langsung tercipta begitu saja di wajah Park Ji Wook dan istrinya.

Melihat Jihoon menutup pintu setelahnya, DaYeon tidak bisa menahan dirinya lagi untuk tidak bertanya memastikan, "Kau datang sendiri, Jihoon-ah?"

Jihoon tersenyum tipis, berusaha menampilkan raut setenang mungkin karena sepertinya orang tuanya juga memiliki pertanyaan yang sama. "Iya, tadi setelah pulang dari kampus aku langsung ke sini, Halmeoni."

"Bagaimana dengan Sera?"

Kini giliran Jihoon menoleh ke arah ayahnya. "Dia masih berada di toko rotinya. Mungkin lain kali, aku akan datang bersamanya," jelas Jihoon samar, menyadari ia tidak bisa menepati janji untuk datang bersama Sera sore ini.

Jihoon bersitatap dengan ibunya, yang memberi gestur agar anak semata wayangnya itu duduk di salah satu sofa yang tersedia di kamar yang luas ini. Suasana mendadak berubah, Jihoon menyadarinya. Mungkin ini semua karena ekspektasi mereka melihat Jihoon datang bersama Sera tidak tersampaikan.

"Kalian ... baik-baik saja, bukan?"

Jihoon yang tengah sibuk melepas coat berwarna krem yang semula dipakainya langsung mengangguk cepat, tanpa ragu. Ia kemudian menyunggingkan senyum menyakinkan. "Tentu saja. Aku dan Sera, baik-baik saja. Kalian tidak perlu khawatir."

Park Ji Wook yang duduk tidak jauh darinya tersenyum bangga, ada kelegaan yang menyembul di hatinya. Semua itu, terlihat jelas dari bahasa tubuh pria yang hampir menginjak usia kepala lima itu, lalu ia pun menepuk-nepuk pundak Jihoon seraya berkata, "Aku percaya kau pasti bisa menjaganya."

Menjaganya?

Kalimat itu bergaung di telinga Jihoon dan seketika itu dia termenung. Pikirannya sendiri otomatis saling bersahutan, menimbukan impuls tersendiri yang menambah kekhawatiran dalam jiwanya. Entah bagaimana hatinya ikut tersentil, bisakah ia benar-benar menjaga Sera seperti harapan semua orang?

Halmeoni yang semula dalam posisi berbaring, mengubahnya menjadi posisi duduk. Sebagian tubuhnya lebih tegak dari sebelumnya. "Sebelum terlambat dan selagi masih ada kesempatan, aku hanya ingin berterima kasih kepadamu, Jihoon-ah."

"Halmeoniㅡ"

"Terima kasih atas keputusanmu dan semua yang kau lakukan untuk keluarga ini, juga untuk The Wanone," imbuhnya bahkan sebelum Jihoon menyelesaikan kalimatnya. Ia mengatakannya dengan sangat lembut, seraya tersenyum lebar dengan matanya yang sayu.

Tell Me Why ▪ Park JihoonOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz