Chenle itu polos, saking polosnya dia sama sekali engga tahu siapa itu Kakek Sugi. Beda lagi sama Jisung yang ngakunya bad boy tapi engga punya pengalaman pacaran. Mereka pacaran, tapi garing kayak rangginang baru digoreng. Sampai akhirnya mereka mi...
Jisung memegang milik si manis. Itu memberikan sengatan listrik pada tubuh Chenle. Rasanya aneh, tapi entah mengapa dia suka. "Jisung jangan dipegang. Itu buat pipis, jorok."
"Masa sih?"
Jisung mulai mengurut penis kecil itu dengan tangan kanannya. Menaik turunkan dengan tempo yang pelan namun berdampak besar bagi Chenle. Dia baik bukan memberikan servis pada si manis?
"Ji ahhhhshhhh. Jangan begi– ahhhh Jisungie!"
Sekarang Jisung memberikan tempo yang sedikit cepat pada Chenle. Tangan kirinya pun tidak tinggal diam. Dia memberikan sentuhan di nipple si manis. Sebenernya dia juga sudah terangsang, tapi Jisung masih belum berani membobol lubang Chenle.
"Lele, sayang. Janji jangan dekat-dekat cowok itu lagi ya?"
Tangan Jisung masih belum berhenti loh, bahkan sesekali dia menggenggam milik Chenle dengan lebih erat. "Iya, eunghhheumhh Chenle- ughhhh janji."
"Janji, ga akan dekat-dekat sama cowok lain juga, ya?"
Di setiap pertanyaannya, Jisung menambah temponya. Si manis kewalahan menahan apa yang dia rasakan, tapi ini sangat nikmat.
"Ahhh Jisungie enakhhh~"
"Jawab!"
"Eumhhhiyahhh Chenle janjihh.... ahhh Jisung!" Lagi-lagi Jisung menambah tempo dan menggenggam erat milik si manis, membuat tubuh Chenle menggelinjang karena setiap sentuhannya.
Tangan kiri Jisung naik keatas. Si jangkung kemasukan jari telunjuknya ke dalam mulut Chenle. "Kulum."
"Enghhhga tau eumhhh caranya."
"Kaya kamu makan permen sayang. Lidahnya dimainin jangan lupa. Ayo, belajar dulu pakai jari."
Chenle melakukan apa yang Jisung mau. Ia mengulum jari jangan Jisung. Jisung dapat merasakan lidah Chenle yang bermain dengan jarinya. Pacarnya memang pintar, dia cepat belajar. Tidak tinggal diam, si jangkung memajumundurkan jarinya.
Tangan Chenle menyentuh tangan Jisung yang ada di penisnya. "Eummh~lagihh, kurang eughhh~ cepat."
"As you wish, sweetie."
Jisung menambahkan lagi temponya, membuat si manis kenikmatan. Gila, ini servis yang benar-benar menakjubkan dari seorang Park Jisung. "Eughhh Jisungie ahhh eungggh ughhhh~"
"Enak?"
"Iyahhh uhhh ahhh eumhh~"
Chenle terus mendesah hingga dia ereksi. Jisung berhenti dan mendekap tubuh si manis dari belakang. Ia dapat merasakan nafas Chenle yang hangat dan tidak teratur.
"Cape?" Chenle mengangguk sebagai jawaban. Sangat lelah hingga dia menjadi malas untuk membuka suara.
"Mau pulang ke rumah aku apa ke rumah kamu?"
"Ke rumah Jisungie."
"Lain kali jangan dekat-dekat cowok lain lagi ya?"
"Kalau Chenle dekat cowok lain, Jisungie bakal lakuin itu lagi?" tanyanya penuh harap, oke Chenle sudah mulai nakal sekarang.
"Kenapa? Kamu mau lagi?" Si manis kembali mengangguk-anggukan kepalanya.
"Tinggal minta kalau mau. Tapi kalau kamu dekat cowok lain lagi, mungkin aku bisa kasih lebih.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Eh mau tanya, tolong dijawab, plis pisan ini mah. Kalian nemu cerita ini dari mana? Habisan tadi aku search cerita ini ga ketemu, sad laifu pisan.
Okeh, apakah kalian cukup puas? Kalau engga, bilang ya. Tar dipuasin lagi. Bai! Next chapter: