"Jisung, sakit!"

Jisung tidak peduli dengan apa yang dikatakan Chenle sekarang. Orang-orang disekitar mereka memperhatikan dua insan itu. Sampai di parkiran, Jisung berjalan ke arah mobil miliknya, membuka pintu mobil dan mendorong tubuh Chenle dengan sedikit kasar ke arah kursi penumpang di belakang.

Si manis meringis, walau sedikit kasar, punggungnya menubruk pintu. Jisung ikut masuk lalu menatap Chenle dengan tajam. Yang ditatap malah ketakutan dan berusaha menahan air matanya agar tidak keluar. Dia tahu Jisung sedang marah.

"Ji-jisung—"

Belum sempat Chenle menyelesaikan kalimatnya, Jisung memojokkan Chenle dan menindih tubuh yang lebih tua. Si jangkung menarik paksa hoodie Chenle hingga bagian leher sehingga bahu putih mulus itu terekspos.

Melihat itu, Jisung segera menyantapnya dengan lahap. Bahu Chenle dihisap dan digigit dengan kuat sehingga meninggalkan bekas kepemilikan di sana. Chenle yang merasa sedikit kesakitan, meremas rambut Jisung untuk menyalurkan rasa sakit.

Tidak hanya satu tempat, Jisung juga membuat banyak tanda di leher dan bahu Chenle yang lain. Tapi entah kenapa dia merasa belum puas dengan itu, Jisung ingin lebih.

"Angkat tangan ke atas kepala."

"Bu-buat ap—"

"Zhong Chenle, angkat tangan kamu!"

Karena takut, Chenle menuruti permintaan Jisung. Air matanya sudah keluar, ini pertama kali Jisung membentaknya selama pacaran. Jisung menarik hoodie Chenle hingga membuatnya bertelanjang dada.

Pinggang ramping dan perut yang rata, oh man Chenle sangat amat sempurna. Jisung meraup nipple sebelah kanan si manis, yang sebelahnya dia mainkan dengan tangan. Digigitnya tonjolan itu dengan penuh semangat sehingga dada Chenle membusung ke depan.

"Jisungie, eungggh~"

Bisa dibilang, itu merupakan salah satu bagian sensitif Chenle yang Jisung tahu. Yang lain masih belum dia eksplor, maybe soon, atau mungkin harus sekarang?

Lutut Jisung yang berada di antara paha Chenle sengaja ditekan hingga ke selangkangannya, membuat milik Chenle mengeras di balik celana jeans yang ketat. Mulut nya sekarang berpindah ke bibir si manis lalu melumatnya dengan penuh nafsu.

Tangan si jangkung masih setia di tonjolkan Chenle. Mungkin hobi Jisung yang sekarang adalah memilin kedua tonjolan itu, apa lagi jika sambil melihat ekspresi Chenle yang terlihat menikmati setiap sentuhannya.

"Ji- eumhh, stop it. I wanna-ahh pee."

Sadar akan Chenle yang hampir ereksi, Jisung menghentikan kegiatannya. Chenle jadi bingung dengan dirinya sendiri, kenapa dia kecewa ya? Tolong kasih tahu Chenle jawabannya!

Jisung yang sadar Chenle kecewa membuat si jangkung tersenyum puas. Salah sendiri kenapa Chenle malah menghabiskan waktu dengan si Heesung itu. Tapi, sebagai pacar yang baik ada bagusnya kalau dia kasih servis yang memuaskan pada pacarnya yang polos itu.

Jisung memundurkan tubuhnya lalu duduk dengan nyaman. Tangannya menepuk paha, menginstruksikan kepada si manis untuk duduk di sana. Chenle hanya bisa menurut, takut Jisung akan marah lagi.

"Hadap depan."

Lagi-lagi Chenle menurut. Sekarang dia bisa merasakan jangan Jisung melingkar di pinggangnya. Namun tidak berhenti sampai di sana, tangan di jangkung turun menuju resleting celana Chenle dan menurunkannya, mengeluarkan milik Chenle yang kecil dan sudah mengeras.

Tutorial | ChenJi  [✔️]Where stories live. Discover now