Chenle itu polos, saking polosnya dia sama sekali engga tahu siapa itu Kakek Sugi. Beda lagi sama Jisung yang ngakunya bad boy tapi engga punya pengalaman pacaran. Mereka pacaran, tapi garing kayak rangginang baru digoreng. Sampai akhirnya mereka mi...
Melihat posisi Chenle yang masih aman, Haechan siap-siap menyerang, tapi sebelumnya dia berbisik pada Mark untuk menyerang Chenle juga. Akhirnya nyawa Chenle tinggal sisa satu deh. Sekarang penentuannya di Jaemin.
Lagi-lagi, Haechan memberikan kode pada Jaemin untuk menyerang Chenle. Yah dari pada dia minum, lebih baik orang lain kan? Maafkan temanmu yang satu ini.
"Put your finger down kalau kalian ga tahu apa itu blow job."
Dengan polosnya Chenle melipat jari terakhirnya. Jujur dia baru saja dengar kata itu saat Jaemin menyebutkannya. Lagi-lagi rasa penasaran menyelimuti pikirannya. Mungkin nanti dia akan cari tahu dari internet saja.
"Nah jari kamu kan habis Le." Haechan menyerahkan satu botol soju pada Chenle. "Jadi kamu yang harus minum. Ingat, harus sampai habis loh."
"Chan gue aja yang minum." kata Jisung menawarkan diri. Habisnya Chenle kan tidak pernah minum, takutnya nanti dia kenapa-kenapa lagi. Jisung ga mau itu terjadi, apa lagi ini harus minum satu botol.
"Chenle aja yang minum."
Bukan Haechan yang menolak, tapi Chenle. Si manis bilang, dia mau coba minum. Pada akhirnya Chenle mengambil botol hijau itu dan meminumnya. Rasa pahit menjalar di lidahnya. Matanya terpejam karena menahan rasa itu.
Yang membuat semua orang tertegun, Chenle one shoot teman-teman! Mereka jadi ragu kalau Chenle belum pernah minum sebelumnya. Selesai minum, si manis segera menidurkan kepalanya ke atas meja.
Rasa pusing mulai menyerangnya. Jadi begini rasanya mabuk. Walau pahit, entah kenapa Chenle menyukainya. After taste-nya tidak terlalu buruk, apa lagi sekarang kepalanya terasa lebih ringan.
"Yakin baru pertama minum Le?" Tanya Mark dan dibalas dengan anggukan dari Chenle.
Mengangkat kepalanya lalu melihat Jisung yang ada disampingnya. Dia menyenderkan kepalanya di bahu milik si jangkung. Sebelah tangannya melingkari lengan Jisung, sedangkan yang lainnya di taruh di atas perut si dominan.
Yang lain melanjutkan acara minum mereka. Ketika Chenle melihat Jisung hendak meminum segelas soju, dia mendongakkan kelapa. "Mau itu," pintanya.
"Kamu udah mabuk. Jangan dulu ya, lain kali aja." Chenle menggelengkan kepalanya berulang kali, lalu menunjung gelas yang ada ditangan Jisung layaknya seorang anak kecil yang menunjuk permen di toko.
"Mau Ji, satu gelas doang ya ya ya?"
Lagi-lagi Jisung menolak permintaan si manis. "Ga sekarang ya." Si manis kesal lalu mengerucutkan bibirnya, Jisung yang melihat itu malah tertawa. Pacarnya imut sekali sih.
"Kasih aja Sung," ucap Haechan.
"Tapi dia udah mabuk, gue ga mau dia tambah mabuk."
Selain Jisung dan Haechan, yang lain sudah pada teler. Apa lagi Chenle dan Jaemin yang pertama kali tumbang. Untungnya tempat makan ini buka 24 jam, jadi mereka bisa santai.
"Kasih cicip aja kalau begitu. Kaya gini nih." Haechan memasukan segelas soju kemulutnya kemudian menangkup wajah kekasihnya yang sudah teler. Dia mencium Mark lalu menyalurkan cairan yang ada di mulutnya.
Mark yang tidak sadar sempat meneguknya namun sempat tersedak. Selesai minum Mark kembali teler dan memejamkan matanya. "Ini namanya how to play with alcohol level one. Kalo lo bisa, tar gue ajarin lagi yang baru."
"Jisung ih, mau itu~"
Chenle jadi rewel sekarang. Fine, Jisung akan mempraktekkan apa yang diajarkan oleh Haechan. Si jangkung meneguk segelas soju lalu menarik leher belakang Chenle agar mendekat padanya.
Jisung menyatukan bibir mereka dan menyalurkan cairan dalam mulutnya. Chenle yang merasakan paksaan cairan yang masuk membuka mulutnya dan menerima cairan itu. Karena baru pertama kali coba, masih banyak soju yang tumpah sehingga membuat baju mereka basah.
Si manis meneguk soju yang ada di mulutnya dengan perlahan. Lagi-lagi lidahnya dapat merasakan rasa pahit yang ia rasakan sebelum ini. Tapi Chenle suka. Si jangkung melepaskan tautan bibir mereka lalu mengelap dagu pacarnya yang basah dengan tangan.
"Hehe, mau lagi Jisungie~"
"Udah, tadi kan perjanjiannya cuma satu gelas." Chenle menggeleng kepalanya, bukan itu yang dia mau. Telunjuk mungilnya kini berada tepat di depan bibir si jangkung.
"Mau bibirnya Jisungie, boleh ya?"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sweet moments dulu guys. Chenle needs some rest because of what happened in the last chapter. Chenle-nya cape desah dulu. Next Chapter: