Mark dan Jeno yang melihat itu terheran-heran. Habisnya baru kali ini Jisung mau repot-repot ngurus anak orang. Kadang ngurus diri sendiri aja dia masih ga becus. Ya mungkin ini yang dinamakan dengan efek bucin.

Selesai makan mereka duduk sebentar sambil ngobrol santai. Yang lain sudah pada siap-siap untuk minum soju. Diantara mereka semua, hanya Chenle dan Jaemin yang tidak ikutan minum. Jaemin sih karena kadar toleransi alkoholnya rendah, kalau Chenle memang belum pernah minum sebelumnya.

"Ayo main put your finger down. Yang kalah minum satu botol ya!" Usul Haechan. Jaemin awalnya menolak, tapi yang lain memaksanya. Bahkan Mark sampai menyogok dia dengan menjanjikan lensa kamera. Akhirnya dia setuju deh.

"Kamu ga usah ikutan ya?" kata Jisung.

"Harus ikutan dong. Chenle udah besar harus coba minum juga." Haechan emang rajanya jadi kompor.

"Oke aku ikut deh"

Pada akhirnya Chenle ikutan main. Mereka saling menatap satu sama lain, menyiapkan pertanyaan untuk menyerang setiap kubu. Kalau sampai minum satu botol soju bisa gawat.

"Gue mulai duluan." Ucap Mark lalu melirik Jeno dengan tatapan yang sulit diartikan. "Put your finger down kalau kalian pernah main ranjang sama orang lain padahal udah taken."

Jeno menghela nafas kasar. Dia menurunkan ibu jarinya, membuat Jaemin menatapnya dengan tatapan mematikan. Gawat banget ini sih, bisa ga dapat jatah nanti.

Mark yang memandang setiap orang, namun tatapannya berhenti pada Haechan yang menurunkan satu jarinya. "Ka-kamu pernah, sunshine?" tanya Mark.

"Pernah lah. Buka-bukaan aja ya, itu kejadian waktu kamu pulang ke Kanada tapi ga bilang-bilang sama gue!" Jeno tertawa terbahak-bahak, mampus, ini sih senjata makan tuan.

"Kenapa ketawa?" ucap Jaemin dengan sinis. "Kamu pikir kondisi kamu aman gitu?"

Seketika tawa Jeno mereda. Tatapannya jadi memelas seperti anak anjing yang meminta makan. Tangan Jeno berusaha memeluk Jaemin namun ditepis dengan kasar. Ini sih permainan pembawa petaka.

Chenle melihat Jisung yang tidak menurunkan jarinya. Meskipun dia bingung apa yang dimaksud dengan main ranjang, tapi kata-kata Mark merujuk pada tindak perselingkuhan. Beruntung deh Jisung belum pernah, jangan sampai.

Sekarang giliran Jaemin untuk bertanya. "Put your finger down buat kalian yang pakai outfit warna putih."

Sial, kali ini Chenle harus menurunkan satu jarinya. Jeno pun menurun kan satu jarinya juga. Pertanyaan itu Jaemin tujukan memang untuk Jeno. Habisnya dia kesel banget tau fakta kalau Jeno pernah main bareng orang lain.

Sekarang giliran Jeno. "Yang pernah cium orang asing." Semua menurunkan tangannya kecuali Chenle. Bodohnya Jeno malah menyerang diri sendiri.

Chenle menoleh ke arah samping, melihat tangan Jisung yang terlipat. Jujur kesel banget dia lihatnya. "Jisungie pernah?" tanyanya.

"Pernah, waktu belum ketemu sama kamu. Udah lama kejadiannya."

"Jangan lagi ya, akunya engga suka."

Jisung mencubit pipi Chenle dengan gemas. "Iya engga lagi kok! Kan sekarang udah punya kamu."

Permainan terus berlanjut hingga banyak rahasia tersembunyi mulai terbuka. Semuanya hampir mencapai satu tutupan lagi, kalau Chenle masih sisa tiga. Sekarang giliran Haechan.

Tutorial | ChenJi  [✔️]Where stories live. Discover now