Karna Sesil bingung mencari kaos yang cukup untuk Devon maka hoodie oversize Sesil adalah satu-satunya pakaian yang muat di badan Devon bayangkan saja Devon memiliki tingga 175 sedangkan Sesil 155 pasti semua pakaian Sesil mengantung jika di pakai Devon.
"ganteng yah gue" ucap Devon sambil merapikan rambutnya di depan kaca
"dih pede banget lo" sewot Sesil yang terduduk ditempat tidur memerhatikan Devon
"lah kalo gue ga ganteng lo pasti ga mau sama gue"
"pede"
tiba-tiba Devon mendekat pada Sesil dengan jarak antar muka yang tipis sehingga membuat Sesil reflek menjauh, tanpa menghiraukan air muka Sesil yang kebingungan Devon terus mengikis jarak di antara mereka hingga sampailah pada posisi yang Devon inginkan yaitu Sesil berada tepat di bawahnya
Sesil geragapan dengan posisi Devon seperti ini, ia kebingungan apa yang akan di lakukan Devon.
"Gue ganteng kan Sil?" bisik Devon tepat di depan muka Sesil
Sesil menatap mata hitam pekat milik Devon, atmosfer membeku mata Devon berkilau dengan indah
"SESIL LO DENGER GUE GA" pekik Devon membuyarkan lamunan Sesil
"HAH BEGO GUE KAGET" pekik Sesil tak kalah keras, Devon kembali berdiri merapikan rambut di depan kaca seperti tadi
"Tuh kan gue tanya lo malah bengong liatin mata gue, gue tau gue emang ganteng ko"
"ngaku deh lo tadi kagum kan liat muka gue dengan prespektif dari bawah kaya gitu, kagum kan lo?" tanya Devon
tiba-tiba Gerald muncul dari celah pintu yang tak tertutup sempurna
"Gue minjem baju dong Sil" sambil menambilkan senyum semuringahnya
Sesil menghela nafas panjangnya lalu kembali berkutat dengan lemari mencari pakaian yang muat untuk gerald, sebenarnya badan Devon dan Gerald tidak terlalu sama Gerald yang sedikit berisi dengan tinggi 173
Selama 15 menit Sesil mengobrak-abrik lemari yang berisikan jaket-jaket ia tak menemukan jaket atau hoodie yang pas yang bisa di pakai untuk gerald, tiba-tiba kegiatanya berhenti dan ia teringat sesuatu.
"Ah masih di paperbag"
Dengan cepat Sesil meraih paperbag yang berada di samping lemarinya, dan menemukan hoodie oversize yang baru saja ia beli bulan lalu.
"Nih pake ini pasti muat" ucapnya sambil menyodorkan hoodie berwarna putih
"Wah masih ada tagnya nih baru pasti"
Setelah semua siap tanpa menunggu lama lagi mereka langsung tancap gas menuju puncak menggunakan mobil Gerald, mereka benar-benar tak peduli dengan sekolahnya padahal mereka sudah menginjak kelas 3 dan ujian akhir semakin dekat seharusnya mereka fokus pada belajar. Seharusnya
Di tengah perjalanan outfit yang mereka pakai kini menjadi sangat cocok dengan cuaca di luar, hujan yang semula hanya rintik-rintik kini menjadi deras, wipper pun berjalan dengan cepat, padahal saat mereka keluar cuaca sangat cerah bahkan sinar matahari pun tidak malu-malu mengeluarkan sinarnya.
Untungnya perjalanan ini terbilang lancar tidak ada macet yang panjang hingga berjam-jam, keadaan di dalam mobil pun sangat riuh oleh gerald yang bercerita ngalor-ngidul membuat Devon dan Sesil tertawa tak lupa di temanin dengan cemilan yang bejibun hasil merampok di rumah Sesil.
Hujan pun berhenti namun langit masih saja suram jalanan pun masih sangat basah.
"Masih jam 12 tapi kaya udah sore langitnya" Celetuk Sesil dari kursi belakang karna Gerald menyetir kini giliran Devon menjadi CO-pilot dan Sesil sebagai penumpang
"Iya suram banget langitnya kaya masa depan lo rald" Canda Devon membuat Gerald dan Sesil terkekeh
Mereka larut dalan candaan masing-masing, sudah lama bagi mereka tidak merasakan canda tawa bersama seperti dulu, sesil merasa bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka, apalagi setelah dunianya hancur dan merasa sendiri, kehadiran Devon dan Gerald benar-benar menghidupkan Sesil kembali.
Gerald sedikit memelankan laju kendaraannya karna jalanan yang sangat lenggang ia ingin menikmati perjalanan ini, bahkan jarak antara mobil dengan mobil yang lain sangat jauh, motor yang melintas pun dapat di hitung oleh jari, mungkin karna efek hujan deras dan udara yang sangat dingin di luar.
Namun tiba-tiba
BRAKK!!
Sebuah mobil CRV dari arah berlawanan melaju sangat kencang dan berhasil menabrak sisi kanan mobil civic Gerald, menghasilkan benturan yang sangat keras hingga mobil yang di kendarai Gerald terseret dari tempat semula.
Mendengar beturan yang sangat keras itu Sesil merasa sedang terjatuh jauh ke dalam jurang dan menghantam dasar tanah dengan sangat keras, dunia seakan-akan sedang berhenti berputar untuk Sesil.
Sesil berusaha membuka kedua matanya dengan pandangan yang berbayang Sesil hanya dapat melihat samar-samar darah yang mengalir deras dari kepala Gerald yang terhimpit oleh badan mobil bagian depan sisi kanan, tubuhnya berusaha bergerak untuk melihat keadaan Devon namun nihil Sesil tak mendapatkan tenaga untuk sekedar bergerak 2 cm.
"Panggil ambulance panggil ambulance ada yang sekarat" teriak seorang pria sambil mengedor-gedor kaca bagian Sesil, namun kepala Sesil malah semakin sakit kesadarannya pun perlahan-lahan mulai menghilang lalu pandangan Sesil menjadi gelap.
VOCÊ ESTÁ LENDO
Where Should I Go
Ficção Adolescente"Tunjukin ke temen temen lo siapa lo sebenarnya! Berhenti berpura-pura! Apa perlu gue yang tunjukin siapa lo sebenarnya?!" Teriak revan keadaan pun berubah menjadi mencekam seluruh mata tertuju pada sesil. "BUAT APA! Buat apa gue balik lagi kalo sem...
And Then, What ?
Começar do início
