"Tunjukin ke temen temen lo siapa lo sebenarnya! Berhenti berpura-pura! Apa perlu gue yang tunjukin siapa lo sebenarnya?!" Teriak revan keadaan pun berubah menjadi mencekam seluruh mata tertuju pada sesil.
"BUAT APA! Buat apa gue balik lagi kalo sem...
Sesil masih menyeka air matanya yang terus bergulir, hari ini adam sukses membuat sesil menjadi rapuh bercampur luka yang menyesakan di dada.
drrttt...drrrttt.... Sesil merongoh sling bagnya mencari handphonenya, di dapatnya pesan dari devon.
Abis dari mana? Tadi siapa? Adam?
iyah tadi adam
Gimana seru jalannya?
Gue gak jalan sama adam von tadi gue keluar sama gerald
Bukain pintu!
Sesil berlari menuju kamar mandi untuk mencuci muka agar tak terlihat bahwa ia sendari tadi menangis, namun tetap saja matanya kini mengecil dan memerah.
Sesil menuruni anak tangga dengan cepat dan membukakan pintu untuk devon. Sesil membelakakang matanya melihat wajah devon yang kusut tatapnya pun begitu tajam melihat sesil.
"Di kamar aja" sesil berjalan lebih dulu di ikutin oleh devon di belakang
Sesil terduduk di tepi ranjang, hening canggung itu yang mereka berdua rasakan.
"von?" panggil sesil
"Hm"
"sebenernya tadi tuh gue jalan sama gerald ke mall buat beli case terus tiba-tiba gue di tinggal dan tiba-tiba ada adam gue di paksa makan terus pulang" jelas sesil dengan ragu.
"kenapa gak langsung pulang naik taksi?" tanya debon sengit.
"iyah kan tadi gue di tarik-tarik sama si adam" sesil beranjak mengambil paper bag yang berada di meja belajarnya
"nih, gue beli ini" devon meraih paper bag itu dan kembali ia taruh tanpa melihat apa isi paper bag itu.
"jangan buat gue cemburu" lirih devon sesil mengangguk lemah
"Gue gak suka ada cowo lain yang deket deket sama lo" lanjutnya yang kemudian membelai lembut rambut sesil.
Sesil masih terdiam menunduk ia merasa bersalah pada devon, tanpa sepengetahuan sesil devon membuka paper bag dan langsung memaikan case di handphonenya dan juga handphone sesil.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Sil thanks ya" sesil mendongkak ia melihat senyum devon senyum manis yang tulus, tanpa sadar sesil sama merautkan senyum manisnnya.
Cup... devon mengecup bibir sesil sekilas, sesil mematung namun jantungnya berdebar lebih cepat 2x dari biasanya, devon terkekeh melihat ekspresi sesil yang mati kutu.
"Gak usah kaget gitu dong gue pulang dulu besok sekolah gue jemput ya sayang" devon berlalu dan sesil masih mematung di tempat.
Sesil merasa beruntung mendapatkan devon yang lagi-lagi dapat mengertikan sesil, hal ini yang membuat devon berbeda dari yang lain, Sesil merasa tak salah pilih bersama devonn