And Then, What ?

10 3 0
                                        

Pertemuan itu takdir. Perpisahan itu keharusan 

- o -

Hari ini Sesil terbangun melihat pemandangan langit-langit kamar kesayangannya selama 4 tahun ini, tempat segala ia mencurahkan segala keluh kesahnya, rasanya seperti sudah lama sekali Sesil tak menempatin kamar ini padahal hanya di tinggal beberapa hari saja.

Sambil menatap langit-langit kamar Sesil melamun memikirkan hal-hal yang sudah ia lalui beberapa hari yang lalu, entah saat bersama Devon, 

Tiba-tiba 

Tuk.. tuk.. 

ketukan pintu membuyarkan lamunan Sesil 

Ia mengerutkan keningnya sambil melihat jam digital yang berada di atas nakas 

06:55 

"HAH GILA GUE BELUM MANDI" pekik Sesil sambil berlari menuju kamar mandi mengabaikan ketukan pintu.

07:15 

Sesil baru saja keluar dari kamarnya dengan langkah cepat ia menuruni tangan dan terkejut begitu melihat Devon sedang terduduk sambil menonton Tv 

"Devon ko lo disini?" 

"Gue mau jemput lo tadi gue ketok-ketok kamar lo ga nyaut yaudah gue tunggu disini sampe lo keluar" jelas Devon, Sesil ikut terduduk di sebelah Devon 

"Gue mager banget sekolah von" rengek Sesil sambil menyandarkan kepalanya di bahu Devon

"Terus gimana sayanggg ? mau sekolah atau bolos lagi ?"

"Emang lo mau kalo di ajak bolos, lo kan ngga pernah bolos" ucap Sesil dengan nada manjanya

"Gue cuma mau bolos kalo sama lo doang sih, dulu-dulukan lo ga pernah ngajak gue" 

"iyah deh iyah jadi lo mau bolos atau ngga sayang ?"

"Kita jalan-jalan ke puncak yuk" ajak Devon, Sesil menjawab dengan anggukan yang sangat antusias

"Yaudah sana ganti baju lagi, gue mau chat si gerald deh kita ajak dia bolos juga gimana ?" 

Sesil tersenyum senang seraya beranjak "Boleh sayanggg "

Gerald Babi 

bii lo dimana ?

Di rumah 

HAH?

Lo ga sekolah?

Baru mau berangkat ini gue baru aja mau nyalain mobil 

Puncak yuk 

Si Sesil mager sekolah 

Gas tot 

Gue juga mager bet sekolah 

Yaudah lo sini ke rumah Sesil

ok


Tanpa babibubebo Gerald langsung tancap gas menuju rumah Sesil yang tak terlalu jauh dari rumahnya dengan seragam sekolah yang masih lengkap.

Kini Sesil sudah siap dengan sweater pink dan celana skinny hitam yang sangat cocok dengan tubuh munyilnya tak lupa sneakers putih juga tas selempang hitam kesayangannya, karna Devon tak mungkin kembali ke rumah untuk ganti baju maka ia putuskan untuk mememinjam pakaian Sesil

Where Should I GoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora