19

1K 208 67
                                    

90 votes 50 comments up

Yeona terbangun dengan keadaan pusing bukan main bahkan rasanya ingin muntah.

"Rumah Sungchan?" gumamnya bingung.

Yeona berjalan keluar dan menyadari jika ia memakai pakaian Sungchan juga. Tapi tidak ada Sungchan di rumah.

Minum biar gak pusing. Aku ada urusan. Aku sudah kabari Chenle buat jemput.

Dengan cepat Yeona meminum, minuman yang diberikan Sungchan.

Beberapa saat kemudian, rasa pengarnya mulai hilang dan Yeona mulai bisa berpikir realistis.

"Aku mabuk semalam," gumam Yeona.

"Yeona," panggil Chenle.

"Lele!" pekik Yeona lalu memeluk Chenle.

"Kamu habis ngapain hah?! Kamu gila apa gimana Yeona? Kenapa bisa sampai mabuk-mabukan di hotel? Untung Sungchan lihat, kalau tidak, aku nggak bisa bayangin gimana kamu sekarang!" marah Chenle dengan muka masam dan dominan sembari melepas pelukan Yeona.

Chenle itu imut bagi Yeona dan orang-orang terdekatnya, bagaimanapun Chenle itu bertingkah baik dan lembut juga lucu. Tapi jika Chenle marah, sisi dominan akan keluar, Yeona bahkan takut.

"Maaf Le," ucap Yeona ragu.

"Aku dukung kalau kamu mau ngebuktiin hal yang baik buat Sungchan, tapi bukan gini caranya Yeona!"

"Chenle aku minta maaf. Aku juga nggak tahu kalau bakal kayak gini."

"Kalau sampai kemarin terjadi sesuatu siapa yang bisa disalahkan?! Aku tahu kamu berani, tapi sebelum melakukan sesuatu itu kamu pikir dulu."

"Aku udah bilang, aku minta maaf Le. Udah, kamu nggak perlu anter aku pulang. Aku pulang sendiri," ucap Yeona lalu berlalu pergi.

Chenle sempat menahannya namun dihempas begitu saja oleh Yeona yang juga tidak bisa berpikir jernih.

Begitu sampai di rumah, Yeona terdiam membuka komputernya.

Nama dan fotonya sedang mabuk dirangkul oleh Jaehyuk tersebar di forum sekolah.

Yeona tetap datang ke sekolah. Bagaimanapun ia tidak mau lari dari masalahnya.

Ia dipanggil langsung oleh kepala sekolah dan dimarahi habis-habisan hampir satu jam. Yeona tidak mendapat sanksi pada akhirnya karena ini masalah pertamanya selama ia bersekolah hampir tiga tahun. Guru juga melihat sikap Yeona yang baik dan kontribusi yang sudah ia berikan, maka dari itu Yeona hanya diberi peringatan.

Namun sanksi sosial tidak bisa Yeona hindari. Bahkan teman-teman terdekatnya juga memandangnya dengan tatapan berbeda. Apa lagi anak-anak yang tidak dekat dengannya.

"Wakil ketua tapi kelakuannya ternyata busuk."

"Kalau nggak salah dia anak orang kaya, apa dapat jabatan karna uang?"

Chenle? Chenle juga tidak ada entah karena apa, mungkin masih kesal dengan tingkah kasar Yeona.

Yeona duduk di kantin sendirian sembari memakan makanannya dan mendengar bisik-bisik orang disekitarnya.

Gadis itu menahan tangisannya. Ya, dirinya memang salah.

Ada apa dengan tahun terakhir sekolahnya? Kenapa begitu buruk?

Di sisi lain Chenle menatap Yeona dari kejauhan.

"Bukannya kamu terlalu kejam? Dia sahabat kita, harusnya kita ada," ucap Somi.

"Sekali-sekali dia juga harus paham akan kesalahannya," ucap Chenle.

Sepulang sekolah, Chenle segera menaiki mobilnya menuju tempat yang ia yakini Yeona sedang berada disana.

Benar saja, setelah menyusuri perbukitan kecil, Chenle menemukan Yeona duduk di tepi danau.

Yeona hanya diam sesekali menghela napasnya sembari menatap danau dihadapannya.

Perlahan Chenle dapat mendengar isakkan Yeona. Suaranya kecil seperti ditahan, tapi sangat terdengar menyakitkan. Chenle tahu Yeona bukan gadis yang dibilang orang-orang, Yeona pasti bermaksud baik tapi caranya yang salah. Namun, Chenle cukup kesal karena perilaku Yeona padanya kemarin.

"Una," sapa Chenle.

"Lele?" gumam Yeona lalu memeluk Chenle.

"Una jangan sakit. Seiring berjalannya waktu mereka bakal lupa," ucap Chenle.

Yeona tersenyum lalu memeluk Chenle. "Makasih Lele."

Yeona menaiki tangga menuju atap sekolah mereka. Dari jauh ia sudah melihat Sungchan berdiri disana.

Setelah menutup pintu tangga, Yeona menghampiri Sungchan yang sedang menatap pemandangan.

"Iya Uchan?" tanya Yeona dengan hati-hati.

"Tolong jauhin aku Yeona."

Yeona terkejut. "Hah?"

"Aku sudah tahu kamu ada rasa lebih sama aku. Aku minta kamu berhenti karna sekarang aku udah punya pacar dan aku harus jaga perasaan dia," jelas Sungchan.

"Kamu jaga perasaan dia, dia emang jaga perasaan kamy?" gumam Yeona remeh sambil berdecih, teringat wajah Sora di club.

"Jaga bicaramu."

"Kamu ninggalin sahabat demi orang lain?"

Sungchan menggeleng. "Dia bukan orang lain. Kamu sahabatan sama aku tapi ada rasa lain."

"Hanya karna ada rasa, kamu nggak berhak ngerendahin bahkan ngusir aku kayak gitu. I'm done with you," ucap Yeona sebekum ia melangkahkan kakinya keluar.

"Oh ya, bucin boleh bego jangan."

Tbc

8 Desember 2020

All the love,
Feli

Blind (Sungchan)Där berättelser lever. Upptäck nu