06

1.3K 345 104
                                    

Target 85 vote & 40 comments bisa??

"Sunbae," ucap Yeona sembari meraba wajah Sungchan dan membuat Sungchan gemas sendiri.

"Kenapa kamu?" tanya Sungchan.

"Sunbae tidak bekerja?"

"Malas. Minggir, aku mau masak," ucap Sungchan sembari menatap Yeona yang duduk dengan santainya di meja dapur, menghalangi dirinya yang hendak membuat sarapan.

Yeona mendengus kesal. "Aku tidak mau makan sarapan yang berat, aku maunya makan yogurt. Sunbae kenapa malah mema-- YAKK!"

Sungchan yang bertubuh seperti tiang itu dengan mudah mengangkat Yeona seperti mengangkat balita dan memindahkannya ke sofa ruang tamu.

"Diam disana, nonton Spongebobnya," ucap Sungchan sembari menyalakan TV.

Yeona lagi-lagi mendengus. Kenapa Jeno --Sungchan-- sifatnya keras kepala sekali. Yeona kesal karena ia tahu sesaat lagi pria itu akan memaksanya memakan sarapan sehat serta buah dan sayuran yang jelas tidak ia sukai.

Menurut Yeona, suaminya itu agak aneh belakangan ini. Jarang bekerja dengan alasan malas dan pergi seperlunya. Berbeda dengan awal mereka menikah dimana Jeno --Sungchan-- selalu sudah pergi ketika ia bangun dan pulang hanya untuk tidur.

"Makan."

Yeona menoleh ke arah suara Sungchan yang ia dengar sembari cemberut tanda ia kesal. Pasalnya, ia mencium bau-bau tomat dan jagung.

"Apa?" tanya Sungchan.

"Kabur!" pekik Yeona sembari mengambil tongkatnya dan berjalan cepat.

Sungchan yang lebih kesal lagi berlari menggendong Yeona ala bridal dalam sekali gerakan, padahal gadis itu sudah hampir sampai di kamar.

"Mainnya gendong, curang!" kesal Yeona sembari mencubiti hidung Sungchan hingga memerah.

"Jadi lebih kuat buat apa kalau kekuatannya nggak di pakai--Ah Yeona! Sakit!" pekik Sungchan sembari berusaha melepaskan hidungnya dari tangan Yeona.

"Nanti kamu jatuh lho ini!"

"Punya kekuatan buat apa kalau nggak di pakai?" timpal Yeona mengejek ucapan Sungchan yang sebelumnya.

Sungchan mendudukkan Yeona di kursi meja makan.

"Kamu benar-benar nggak mau makan masakanku ya?" tanya Sungchan.

Yeona memainkan sendoknya lalu menggeleng. "Bukan begitu. Aku tidak suka makan sayuran, sunbae."

"Kenapa? Rasanya mungkin aneh, tapi lebih sehat," jelas Sungchan.

"Siapa yang peduli akan kesehatanku?" Yeona tersenyum kikuk.

Sungchan menatap Yeona yang tiba-tiba berdiri.

"Siapa yang peduli padaku? Bukannya justru jika aku sakit semuanya akan berakhir? Tidak ada orang yang harus menjadi korban dan sunbae bisa hidup seperti sebelumnya dengan orang pilihan sunbae tanpa paksaan," ucap Yeona.

"Yeona--"

"Jangan munafik, aku tahu tidak ada yang benar-benar menginginkanku." Air mata Yeona mulai mengalir ketika ia mengucapkan kalimat terakhir.

Yeona mengambil tongkatnya lalu berjalan pergi dengan isakan kecil.

"Kau menghancurkan segalanya!"

Ia gadis yang berusaha membagikan energi positif pada semua orang dan ia paham juga bahwa dirinya sebenarnya hanya pelengkap dimana-mana.

Tidak ada yang benar-benar menyayanginya.

Tidak ada orang yang menginginkannya.

Dia hanya pelengkap dalam cerita dan tidak pernah menjadi bagian utama. Bahkan dalam ceritanya sendiri.

Tiba-tiba Yeona merasakan usapan lembut pada kepalanya dan sebuah pelukan dari belakang.

"Kamu boleh nangis dan kecewa tentang hidupmu. Tapi jangan sampai lupa kalau Tuhan selalu punya rencana indah dalam setiap perkara."

Suara lembut Sungchan membuat Yeona berbalik dan memeluk pria itu sembari terisak.

"Aku peduli padamu Yeona. Jadi jangan berpikir kalau kamu selalu sendirian."

Yeona terdiam. Bukan memikirkan tentang masalah yang tadi ia pikirkan. Melainkan kepalanya diisi oleh hal lain yang tidak kalah berat.

Melihat Yeona diam, Sungchan jadi ikut terlarut dalam pikirannya sendiri sembari mengelus rambut Yeona yang wanginya seperti buah stroberi.

Kapan ia bisa menjalani hidup normal lagi seperti sebelum mengenal Yeona? Tapi ia tidak mau berpisah dari Yeona.

Bagaimana kehidupan Yeona setelah ia pergi suatu saat nanti? Bagaimana hubungan mereka? Ah, namanya bahkan tidak ada dalam list otak Yeona mengingat dirinya menyamar.

Andai mereka dipertemukan bukan oleh dusta. Sungchan yakin ia bisa menjaga gadis ini dengan baik.

Mata Sungchan membulat ketika melihat Lee Jeno yang asli menyenderkan tubuhnya di meja makan menyaksikan dirinya dan Yeona.

Gawat.

"Sandiwaramu cukup baik. Tapi bagaimana rencana perceraiannya? Jika kau bersikap lembut pada gadis itu," tanya Jeno.

"Aku tidak bisa bersandiwara menjadi jahat," jawab Sungchan.

Jeno meminum minumannya. "Tapi jika tidak begitu, kau tidak bisa bebas lagi Sungchan-ah."

"Itu yang aku pikirkan. Tapi aku benar-benar tidak bisa menyakitinya," jelas Sungchan.

"Masalahnya ini tidak hanya kau dan Yeona, ada aku juga. Aku tidak mau terus disandingkan dengan Yeona."

Sungchan menatap Jeno kesal.

"Cepat cari cara atau aku menggunakan cara yang sedikit curang?"

"Bukan tentang cintanya, tapi ia membuatku nyaman."

Tbc

15 Oktober 2028,
All the love, Feli

Blind (Sungchan)Where stories live. Discover now