08

1.2K 312 79
                                    

Sungchan terdiam menatap langit-langit kamar inap Yeona.

Lee Jeno.

"Kenapa setega itu?"

Mata Sungchan beralih pada Yeona yang terbaring dengan banyak ruam di tubuhnya.

Rasa nyeri muncul pada hatinya. Rasanya ia gagal menjaga Yeona. Padahal siapa juga dirinya?

"Sunbae--"

"Yeona sudah sadar? Apa sakit sekali? Aku panggilkan dokter ya?" ucap Sungchan yang langsung teesadar dari lamunannya.

Yeona menggeleng lalu menahan tangan Sungchan. "Sunbae disini aja sama aku."

"Aku minta maaf Yeona," lirih Sungchan.

"Bukan salah sunbae. Aku tahu itu tidak sengaja, toh kita jarang keluar atau makan makanan yang manis," ucap Yeona.

"Kenapa kamu tetap makan? Kenapa tidak berhenti? Kamu membahayakan dirimu sendiri, aku jadi merasa gagal Yeona-ya," ucap Sungchan.

"Aku tidak tahu jika itu stroberi, sunbae. Aku tahu ketika itu sudah masuk ke mulut dan karena itu dari sunbae, aku makan," jelas Yeona.

Yeona mengelus tangan Sungchan. "Tidak apa-apa. Ini tidak terlalu menyakitkan."

"Sunbae ini jam berapa?" tanya Yeona.

"Satu subuh."

"Sunbae harus pulang dan beristirahat, ini sudah terlalu larut. Besok harus bekerja," ucap Yeona.

"Kamu mengusirku?"

"Iya."

Sungchan menepuk jidatnya.

"Kenapa?" tanya Yeona.

"Nggak. Aku nggak pulang."

"Kok keras kepala?" kesal Yeona.

"Pokoknya aku disini." Sungchan menyeret kursi lalu duduk disamping kasur Yeona.

"Jangan aneh-aneh. Ini bukan drama Korea, nanti tulang Sunbae sakit."

"Aku tidak dengar."

"ISH!"

"Bagaimana rasanya? Apa itu sakit? Gatal?" tanya Sungchan.

"Perih sedikit. Nanti juga sembuh."

"Lain kali kalau ada hal yang janggal, meski dari aku sekalipun, tolong jangan tetap kamu lanjutkan Yeona."

"Hyung!"

"Sungchan-ah, kenapa?" sapa Jeno dengan santainya.

"Kenapa kau melakukan hal seperti itu? Aku yakin kau tahu semua tentang alergi yang ia derita. Alerginya bukan sekedar alergi biasa, ia bisa meninggal karena hal itu," ucap Sungchan.

"Lihatlah, kenapa kau seniat itu menjaganya hingga berantakan seperti ini Sungchan?" Jeno menatap Sungchan dari atas sampai bawah, semua orang yang melihat juga pasti tahu jika Sungchan kurang tidur dan belum mandi.

"Bukan begini caranya jika kau ingin bisa berpisah dengannya!"

"Lalu bagaimana?! Aku sudah memberimu waktu cukup lama untuk berpisah dengannya tapi kau tidak peduli, Sungchan."

Sungchan terdiam menatap Jeno yang kini juga menatapnya dengan tajam.

"Lihat? Bahkan kau tidak mungkin sekedar menyelamatkannya, kau pasti membuatnya kembali bersandar padamu-- lebih tepatnya padaku," ucap Jeno.

"Aku tidak bisa membuangnya begitu saja! Apa yang harus ia lakukan setelahnya? Hyung, kau tahu sendiri kalian menikah karena orang tuanya tidak sudi memilikinya lagi."

"Peduli kita apa? Setidaknya ia tidak akan terlantar di jalanan. Dia anak orang kaya, ingat itu baik-baik," ucap Jeno.

"Tapi Hyung, dia berbeda."

Jeno menghela napasnya kasar. "Kenapa rasanya kau ingin sekali melindunginya?"

"Karna dia lemah dan dia berbeda dari kita. Meski dia tidak akan tidur di jalanan, tapi intinya dia berbeda. Perbedaan itu sudah cukup membuatnya menderita, aku tidak mungkin menambahnya."

"Bukankah kau sudah mengetahui semua hal tersebut sejak awal? Kenapa baru sekarang?"

Lagi-lagi Sungchan terdiam pada ucapan Jeno. Memang ada benarnya, sejak awal ia sudah tahu bahwa Yeona berbeda dan sudah sejak awal pula ia tahu tugasnya untuk menjadi Lee Jeno lalu berakhir dengan berpisah dengan gadis itu.

Tapi kenapa ia tidak menjalankan tugasnya? Bukannya mudah? Apa lagi Yeona sudah pernah bicara bahwa ia boleh meninggalkannya kapanpun.

Jeno terkekeh geli lalu menepuk-nepuk kepala Sungchan. "Seorang Sungchan, jatuh cinta pada gadis buta?"

Yeona nekat mengendap-endap keluar dari ruang rawat inapnya lalu berjalan sendirian di taman rumah sakit sembari meminum jus yang diberikan perawat.

Keadaan rumah sakit cukup sepi karena ini bukan jam besuk. Yeona jadi lebih leluasa bergerak.

Ia menghirup udara khas rumah sakit yang rasanya bagai de javu untuknya.

"Sudah lama sekali ya," ucap Yeona.

"Ah, aku kuat juga ternyata."

"Tapi aku sangat lelah."

Hujan turun bersamaan dengan air mata Yeona yang menetes.

Tbc

Komen si komen, tp jgn nyepam kaya kemarin dong :( sedi bacanya berasa ke php...

Btw ini niatnya aku update cepet makanya yg ini agak singkat.

24 Oktober 2020

All the love,
Feli

Blind (Sungchan)Where stories live. Discover now