24

570 142 85
                                    

100 vote sama 50 komen bisa ga ya? :/

Sebanyak apapun Sungchan berusaha untuk bangkit, ia rasa usahanya makin mendorongnya semakin jatuh ke bawah.

Saat ini, pria itu benar-benar menjadi kurus dan pucat seperti mayat hidup.

Kesialan seperti terus menghampirinya dan menghantuinya hampir setiap hari. Seperti barusan, ia baru saja bernapas lega karena berhasil mendapat nilai memuaskan, tapi harus kembali terpuruk lebih dalam kala mendengar berita bahwa Yeona sempat jatuh sakit lagi.

Tentang Chenle, anak itu sedang ada urusan cukup lama di luar negeri, tentu saja cukup berimbas pada Sungchan yang benar-benar sendiri saat ini.

Jung Sungchan tidak lagi memiliki hasrat untuk hidup.

Raganya ada, nafasnya masih berhembus, tapi hatinya mati.

Seburuk itu kah dosa yang telah ia lakukan sehingga ia menerima semua tamparan sakit ini?

Sungchan berusaha bangkit! Berulang kali ia mencoba, tapi selalu di akhiri dengan kata 'andaikan'.

Andaikan ia tidak menyakiti Yeona.

Andaikan malam itu ia tidak memaksa Yeona.

Andaikan ia lebih memperhatikan ayahnya.

Andaikan—

Andaikan—

Andaikan—

Rasa sesak yang ia alami begitu pedih hingga untuk meneteskan air mata saja ia sudah tidak mampu lagi.

Sungchan menatap keluar jendela kamarnya, salju sedang turun cukup lebat.

Ingatan-ingatan akan hari-hari bahagia bersama keluarganya mulai terulang di pikirannya. Semua memori indah itu ia kenang di malam ini.

Ingatan tentang Yeona dan Chenle yang selalu mewarnai hari-harinya di masa SMA dulu juga muncul dengan jelas dalam benaknya.

"Aku minta maaf," lirih Sungchan.

Lirihan pedih yang makin lama berubah menjadi ringisan kala Sungchan merasakan rasa sakit yang luar biasa pada bagian kepalanya.

Sungchan tidak memiliki riwayat sakit apapun, tapi kenapa rasanya saat ini seperti ada yang berusaha mengambil nyawanya?

Ini kah yang sempat Yeona rasakan?

Ini kah akhir dari segalanya?

Akhir dari perjalanan hidupnya?

"M—Maaf..."

***

Sungchan terbangun dengan rasa sakit yang amat sangat di kepalanya. Ia meringis cukup lama sebelum para dokter dan perawat menghampirinya.

Keadaannya di periksa dan ia dinyatakan sudah cukup sehat.

"Saya ada dimana?" tanya Sungchan.

"Kamu di rumah sakit. Apa kamu tidak ingat? Kamu ditemukan pingsan di kamar kosmu oleh salah satu anak kos," ucap salah seorang perawat yang dijawab gelengan oleh Sungchan.

Beberapa detik kemudian Sungchan tersadar akan realita yang harus ia hadapi di rumah sakit. "B-Biayanya—"

"Kamu jangan khawatir, segala tagihan sudah dibayar."

Mata Sungchan membola. "Oleh siapa?!"

Seorang pria masuk ke dalam kamar inap Sungchan lalu mengisyaratkan agar yang lain meninggalkan ruangan.

"Halo Sungchan."

"Kamu siapa?" tanya Sungchan bingung.

Lawan bicaranya nampak terkejut. "Kamu tidak ingat saya?"

"Saya nggak pernah lihat kamu."

"Kamu kenal Una 'kan? Sahabat kamu."

Sungchan menggeleng. "Saya tidak kenal dan saya tidak memiliki sahabat perempuan."

"Zhong Chenle?"

"Chenle memang sahabat saya."

Pria itu nampak terkejut. Bagaimana bisa seseorang yang sangat menempel dan bersama setiap hari bisa melupakan sahabatnya? Apa Sungchan sedang bercanda?

"Ya sudah. Saya Lee Jeno, saya membantu kamu karna ayah kamu banyak memberikan kontribusi pada perusahaan saya."

Sungchan mengangguk paham. "Terima kasih Tuan Lee. Suatu saat saya akan membalas kebaikan anda."

"Panggil hyung saja, usia kita juga tidak terpaut jauh."

"I-Iya hyung."

***

Pria bernama lengkap Lee Jeno itu masih kebingungan. Bagaimana bisa? Meskipun ia sama sekali tidak dekat bahkan tidak saling kenal dengan Sungchan, tapi ia tahu betul bahwa Sungchan dan Yeona sangat menempel satu sama lain.

Ia kemudian meminta dokter memeriksa Sungchan secara berkala dan memberitahukan perkembangan pria itu kepadanya secara personal.

"Ini aneh, Yeona itu sahabat dekatnya. Bagaimana dia bisa lupa? Sudah seminggu, apa hasilnya?" tanya Jeno.

"Keadaannya memang tidak baik-baik saja," jawab sang dokter sembari menatap miris kertas di hadapannya.

Jeno menatap bingung. "Jadi— apa yang sebenarnya terjadi?"

"Hasil analisa kami, pasien Jung Sungchan mengalami amnesia disosiatif yang disebabkan oleh stres berat dan trauma yang di alaminya, hal ini menyebabkan ia kehilangan ingatan akan hal-hal tertentu yang menyakiti pikirannya."

Tbc

Mulai paham 'kan? hihihi

7 Maret 2021

All the love,
Feli

Blind (Sungchan)Where stories live. Discover now