3.Hari Tersial II

60 51 19
                                    

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, bel berbunyi menandakan kegiatan Ayana disekolah barunya hari ini telah usai.

Semua murid peserta MPLS berlomba-lomba keluar dari setiap ruangan kelasnya, tidak dengan Ayana.

Ayana hanya duduk diatas bangkunya sembari mengeluarkan ponselnya dari dalam tas sekolah nya, ia mengetikan sesuatu di ponselnya.

Lorong koridor sekolah terlihat sedikit sepi, Ayana segera mengangkat tubuhnya, berdiri dan langsung keluar kelas mengikuti murid lainnya untuk segera pulang.

Ayana berjalan di koridor kelas sendiri sembari memegang ponsel nya, diujung jalan terlihat seseorang berlawanan berjalan, tapi Ayana tak menghiraukan itu, pada akhirnya Ayana kembali dipertemukan lagi dengan ketua osis pengawas kelasnya tadi, yang sekaligus penolong Ayana hari ini.

"Ayana kan? yang tadi hampir telat masuk jam awas saya kan?" Ketua osis itu membuka pembicaraan ramah.

"Ng...iyaa," Ayana menjawab seadanya.

"Kenapa yaa? Oh iyaa, em...makasih ya kak, tadi kakak dah tolongin aku," Ayana melanjutkan gugup sembari tersenyum tipis.

"Ouhh ituu...it's okee santai aja, ini kan baru hari pertama kegiatan MPLS, jadi masih diberi keringanan untuk semua peserta. Tapi beda cerita kalo besok sampai seminggu kedepan," Jelas Ketua osis.

"Ooke kak, mulai besok sampai seminggu kedepan aku usahakan gak bakalan telat lagi deh kak, janji," Jawab Ayana segan berusaha meminta kepercayaan si ketua osis.

"Lah kenapa janji nya cuman sampai seminggu kedepan? berarti kalo nanti kamu dah jadi murid, kamu bakalan datang terlambat dong?" Tanya lagi ketua osis bergurau mencairkan suasana.

"Euhh enggak, maksudnya sampai lulus sekolah disini," Sahut ayana membenarkan janjinya lagi.

Drrrt...
Drrt...

Terdengar suara getaran ponsel digenggaman tangannya.

Ayana diingatkan akan pesan yang ia kirimkan untuk seseorang yang mungkin saat ini sedang menunggunya didepan gerbang sekolah pikirnya.

Dengan semangat Ayana hingga tak berniat membuka isi chat seseorang tersebut, ia segera memotong pembicaraan dan berpamitan pada ketua osis.

***

Sampai di depan gerbang sekolah, ternyata Ayana tak melihat siapa pun disana. Ia mencoba bertanya pada satpam sekolah mencari informasi, tapi yang Ayana dapatkan hanya sekedar gelengan kepala saja sebagai jawaban pertanyaan Ayana.

Ia sama sekali tak mendapatkan jawaban apapun dari pertanyaannya pada satpam sekolahnya, bahkan Ayana sendiri tak melihat keberadaan seseorang itu di sekitar sekolah nya.

Ayana melihat ponselnya kembali dan membuka aplikasi chatnya, ternyata seseorang yang ia tunggu sekaligus orang yang dikirimi pesan olehnya itu sama sekali tak ada membalas pesannya.

"Hufft...ini notifikasi operator ternyata." Expresi Ayana seketika berubah kecewa.

"Ishh...aku pikir notif ini tuh dari dia!" Kesal Ayana dengan ekspetasi nya sendiri sembari mengetuk handphonenya kesal.

Dengan berat hati Ayana berjalan menuju halte bus, menunggu angkot yang menuju ke arah jalan pulangnya seorang diri.

Sepeda motor matic berhenti didepanya, Ayana tak menghiraukan keberadaannya sama sekali, Ayana hanya sibuk memainkan ponselnya asik dengan kegiatannya sendiri, menscroll beberapa postingan reels di instagram nya.

Seseorang turun dari atas motornya, lalu menyapa Ayana, Ayana yang mendengar tegur sapanya pun langsung teralihkan padangan nya dari ponselnya, langsung melihat keberadaan seseorang tersebut.

24 Jam (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang