7.Kepikiran Lagi

33 37 17
                                    

Setelah kurang lebih 20 menit Ayana dan Thalia bersepeda, akhirnya mereka pun sampai disekolahnya,Ayana dan Thalia pun langsung menyimpan sepedah nya di parkiran khusus sepeda, dan tak lupa menguncikannya.

Terlihat mungkin hampir dari setengah murid kelas X sudah menunggu di halaman sekolah,terlihat juga 3 bus besar yang sudah siap didepan sekolah.

Ayana pun semakin tak sabar, namun tiba-tiba Ayana tak sengaja melihat David bersama kak Anisha dan anggota osis lainya.

Mata Ayana dan David bertemu satu sama lain, David pun terseyum ramah pada Ayana, berbanding terbalik dengan Ayana, ia hanya melihat David biasa saja.

Setelah David dan anggota osis pergi dan tak bisa dijangkau lagi oleh mata Ayana, Ayana kembali teringat dengan isi surat perintah aneh itu, dan ia pun juga baru ingat jika surat perintah itu tertinggal dikamarnya.

Ayana semakin bingung dan gugup seketika, ia yang tadinya bersemangat saat melihat bus sekolah yang berbaris, dengan tiba-tiba semangatnya itu menurun dan menghilang saat melihat David dan kembali teringat akan surat perintahnya.

"Ayana...kamu teh kenapa kok pucet gituh, sakit? kenapa hah?" Tanya Thalia kaget yang melihat dan memegang tangan Ayana yang dingin juga pucat, badanya pun tiba-tiba melemas.

"Tapi tadi mah asa gak kenapa-kenapa da, tadi mah masih bisa marah-marah malahan...terus kenapa sekarang jadi pucet gini kayak hantu," ucap Thalia spontan dan khawatir.

Farhan pun datang dan sedikit mengagetkan Thalia.

"Itu si Ayana sakit?atau kenapa?...kalo sakit mah jangan ikut atuh bisi nambah parah, kasian Ayana nya, pulang lagi aja we," Sahut Farhan simpati pada Ayana.

"Da aku juga gak tau Farhan, tadi mah da gak gini," Jawab Thalia kebingungan.

Thalia bingung kenapa tiba-tiba Ayana seperti ini, padahal sebelumnya Thalia melihatnya sendiri Ayana baik-baik saja, bahkan sempat marah-marah juga pikirnya.

"Ayana...kamu teh kenapa sih ihh? jangan diem wae atuh jawab ihh nya!" Agak kesal dengan Ayana yang hanya diam saja.

"Euhhh...gak..pa..pa kok, gapapa kok Thalia, Farhan," Jawab Ayana pelan dan lemas sembari memegang keningnya sendiri.

"Kita ke uks aja we yuk, da belum jam sepuluh pas ini." Khawatir Thalia.

Tiba-tiba Ayana jatuh terduduk dan langsung pingsan, namun Farhan langsung menahannya dan langsung menuntun Ayana ke uks dibantu Thalia.

                               ***

Thalia sangat khawatir dengan kedaan Ayana sekarang, Ayana tiba-tiba pingsan namun dengan cepat Farhan dan Thalia membawanya ke uks.

"Ayana hanya kecapean saja, tadi Ayana berangkat pake apa ya?" Tanya petugas uks.

"Pake sepeda bu, tapi tadi mah masih baik-baik aja da bu, Ayana teh gak keliatan kecapean," Jawab Thalia khawatir.

"Iyah, gejalanya Ayana ini bukan karna dia kecapean naek sepeda aja,tapi kayak misalnya semalam Ayana gak tidur nyenyak atau mungkin belum sarapan pagi," Jelas petugas uks.

Setelah 5 menit berbincang dan mengobrol dengan petugas uks, Thalia langsung masuk kedalam uks dan melihat Ayana sudah sadar.

"Anak-anak ku sekalian...yok kumpul...kumpul...kumpul ditengah lapangan sekarang...sebentar lagi kita akan berangkat, persiapkan barang-barang kalian," Jelas petugas osis.

"Ayo ta kita kumpul, itu udah di suruh kumpul." Ajak Ayana lemas.

"E..eeh, ntar dulu, kamu baru aja bangun," Jawab Thalia menahan Ayana.

"Aku udah gapapa ayo!" Ajak Ayana lagi.

"Ntar dulu Ayana, kamu baru aja pulih atuh," Jawab Farhan pelan menahan Ayana juga.

"Nggak aku pengen ikut kemah hari ini ayo, nanti keburu ketinggalan busnya," Jawab Ayana lagi bersikeras.

"Ya udah atuh, pelan-pelan jalanya," Jawab Farhan pelan.

Ayana pun langsung turun dari ranjang uks, Farhan segera menangkap tubuh Ayana yang sedikit lunglai, efek dari Ayana yang baru pulih dari pisanya.

Mereka bertiga menyusuri koridor kelas, tak lama terlihatlah lapangan yang ramai akan murid kegiatan mos yang sudah berbaris rapi.

Tak lama mereka bertiga langsung ikut berbaris bersama tanpa berjauhan, karna kebetulan sekali terdapat enam banjar murid yang sedang berbaris.

Setelah kurang lebih sekitar 10 menit kepala sekolah berpidato akhirnya rombongan pun diberi satu per satu tiket nomer bangku masing-masing.

Ayana untungnya mendapatkan nomor urut yang bersebelahan dengan Farhan, walaupun kadang ia sedikit merasa risih karna teman-teman satu bus nya sering mememperhatikan nya, lebih tepatnya sih memperhatikan Farhan.

Ayana merasa canggung selama diperjalanannya, karena melihat Farhan yang sedari tadi tidak jauh dari bukunya, ada rasa penasaran di hati Ayana.

Ayana ingin sekali memulai percakapan dengan Farhan untuk menyudahi kecanggungannya, hanya saja dia ragu untuk melakukan itu, ia pikir ia akan mengganggu fokus Farhan untuk membaca.

Sembari menunggu Farhan menyelesaikan bacaannya Ayana pun membuka-buka beberapa akun sosmednya, untuk mengalihkan kebosanannya.

Tapi tak ada yang menarik didalam sosmednya, Ayana pun pasrah memasukan kembali handphonenya pada tasnya.

Ayana pun menghembuskan nafas pasrah, Farhan pun mendengar hembusan nafas Ayana yang ia artikan jika Ayana sedang bosan.

Farhan pun dengan segera menutup buku tebalnya, dan melihat sekelilingnya yang dia rasa bosan sama seperti yang Ayana rasakan.

Farhan pun melirik sekilas Ayana, ia melihat kebosanan itu terpancar dari wajah Ayana.

Farhan pun mengeluarkan radio kecil dalam kantung celananya, dan memasangkan earphonenya pada radio dan memasangkannya juga di telinganya.

Farhan menekan beberapakali tombol yang ada di radio kecil itu, setelah itu Farhan pun memasangkan sebelah earphonenya pada Ayana.

Saat Ayana sedang melihat pemandangan diluar, ia terkejut ketika Farhan dengan tiba-tiba memasangkan salah satu earphonenya, karna sedari tadi Ayana tidak menyadari jika Farhan sudah menutup buku tebalnya itu.

"I...ini apa?" Tanya Ayana.

Farhan hanya menjawab dengan sebuah tanda dimana tangan telunjuknya ia simpan didepan bibirnya.

Farhan pun menekan kembali tombol play yang ada di radionya, dan menyandarkan kepalanya pada sandaran sembari memejamkan matanya.

Ayana yang juga melihatnya, lalu ia mengikuti Farhan menyenderkan kepalanya juga pada sandaran kursi.

Setelah kurang lebih 30 menit Ayana  tertidur mendengarkan lagu, dan secara tiba-tiba mobil bus yang ditumpanginya berbelok sehingga membawa tubuh lemah Ayana pada pangkuan Farhan yang sedang memangku tas besarnya di pahanya.

Farhan yang hampir tertidur pun kembali tersadarkan karena kaget ada yang terjatuh di pangkuannya, Ayana sama sekali tak terbangun, ia malah semakin nyenyak tertidur di pangkuan Farhan.

Farhan yang melihat Ayana yang tertidur pun hanya bisa tersenyum tipis, dengan segera Farhan membenarkan posisi Ayana agar menghadap padanya.

Farhan sempat melihat sekitarnya, ternyata tak ada yang harus dikhawatirkan pikirnya, karna hampir semua murid MOS juga tertidur.

Saat Farhan akan membenarkan posisi Ayana, tiba-tiba Ayana terbangun dari tidurnya.

Ayana mengucek matanya memperjelas penglihatannya, Saat sudah dirasa ia bisa melihat dengan jelas Ayana terkejut dengan posisinya sekarang.

Dengan segera Ayana membangunkan badanya untuk duduk, Farhan hanya melihat Ayana datar dan biasa saja dan kembali duduk dengan tenang.

Selamat Membaca Next Chapter

24 Jam (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang