9.Tas Makeup Hilang

34 35 12
                                    

"Iya, saya nyatain perasaan saya sama kamu sekarang. Gak perlu jawab sekarang juga gapapa kok." Ayana terus teringat perkataan David beberapa jam yang lalu.

Ayana terus mencoba menutup matanya rapat-rapat, tapi itu tak mempan sama sekali. Matanya terus saja terbuka lagi pada akhirnya.

Sebenarnya ada keinginan untuknya tidur saat ini, menutup matanya hanya sekejap sampai hari esok tiba, namun apa daya.

Ayana terus saja memikirkan perkataan David, apa yang harus ia jawab sekarang, ini tak sesuai dengan ekspetasi Ayana di awal.

Niat hati hanya ingin mengucapkan yang sebenarnya tentang perasaan yang ada di hatinya, tapi ternyata tanpa Ayana sadari David memang memiliki perasaan kepadanya.

Sampai akhirnya Ayana mencoba kembali menutup matanya lagi, ia memakaikan earphone nya lalu mencoba mendengarkan beberapa lagu penghantar tidur.

***

Seperti biasa alarm jam pada hp Ayana terdengar nyaring ditelinganya, alarm tersebut menunjukan pukul 05.00 dini hari.

Ayana pun terbangun dari tidurnya yang lelap dengan mata yang sangat berat untuk dibukanya, tapi Ayana tetap memaksakan mata sayupnya untuk terbuka segera.

Ayana langsung mendudukan badannya, sembari mengerjapkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.

Ayana sedikit mengitip pada celah tendanya yang sedikit terbuka.

Ternyata memang sudah ada beberapa peserta mos lainnya juga sudah terbangun, sehingga terlihat sedikit ramai diluar tendanya.

Saat ini Ayana masih di tempat perkemahan, lebih tepatnya dalam tendanya yang ternyata kosong hanya ada Ayana seorang diri.

Ketiga teman satu regunya sudah hilang ditelan bumi, dan hanya menyisakan beberapa pakaian kotor yang sebelumnya mereka pakai.

Thalia datang dan langsung membuka resleting tenda Ayana, dan langsung mengingat kan Ayana untuk segera shalat shubuh, sebelum waktu shubuh habis.

Setelah kurang lebih 15 menit menunggu Ayana didepan halaman masjid, akhirnya Thalia melihat Ayana keluar dari masjid dengan pakaian olahraga rapi, dan Thalia pun bisa bernafas lega.

Akhirnya sang ratu sejagat keluar juga dari persemayaman nya, pikir Thalia

Ayana itu bisa dibilang pemalu, sangat pemalu, saking pemalunya ia pasti dikira judes oleh siapapun, mau itu cowok atau cewek sekalipun.

Entahlah apa yang membuatnya seperti itu, padahal menurut Thalia tak ada yang harus dipermalukan Ayana pada dirinya sendiri.

Ayana dilihat dari manapun menurutnya cantik, apalagi Ayana selalu mengedepankan penampilanya kemanapun.

Dan itu pula yang membuat thalia kesal menunggunya sekarang, ayana selalu saja membawa peralatan makeup nya kemanapun.

Bukan Thalia iri dengan wajah mulus dan bersih Ayana, hanya saja Thalia pikir wajah semulus Ayana itu tak perlu ditambahkan lagi dengan makeup.

Tapi sebenarnya Ayana itu bukan makeup yang berlebihan, hanya makeup polos saja agar terlihat lebih rapi dan tidak pucat.

Walaupun memang tidak sedikit prodak, Ayana harus menggunakan beberapa prodak perawatan lainnya untuk kesehatan kulit wajahnya.

Thalia tau Ayana ini selalu perawatan atau skincarean, karna memang bunda Ayana yang selalu overprotetif menyarankan beberapa prodaknya itu.

Thalia malah merasa sebaliknya, ia merasa bersyukur sekali bisa membeli 2 pelembap muka merek seg***sn*w dan 3 bedak bayi jho***n, untuk distoknya.

Karna uang sehari-harinya sengaja ia tabung, untuk keperluan yang lainnya yang lebih penting menurutnya.

Keluarga Thalia tidak sekaya keluarga Ayana, Thalia berada di keluarga yang bisa dibilang cukup.

***

Tepat pukul 05.50, semuan peserta mos dibariskan lagi di halaman perkemahan bersiap-siap untuk melakukan senam pagi.

Semua peserta telah berbaris dengan rapi, di ujung halaman perkemahan anggota osis sudah siap menyalakan speker untuk irama musik senam.

Semua peserta dan para petugas osis semua ikut senam pagi bersama mengikuti instruktur senam.

Setelah senam pagi bersama kembali petugas mengumpulkan peserta mos, dan langsung memberi pengumuman lagi.

Petugas itu memberi pengumuman untuk segera membereskan dan membersihkan halaman perkemahan ini sesegera mungkin, untuk persiapan mereka pulang.

Setelah itu barisan dibubarkan, dan semua berhamburan kesana kemari membereskan barang-barang pribadi mereka.

Sama halnya dengan Ayana ia segera mengecek beberapa barang bawaanya yang sebelumnya sudah ia kemasi dalam tasnya.

Namun Ayana kaget ketika, tas makeup nya tak ada di tenda maupun didalam tasnya.

Dengan cepat Ayana menghampiri Thalia dan langsung menceritakannya pada Thalia.

"Thalia, tempat makeup aku kok gak di tas ya? Ditenda juga gak ada, kemana ya? Kamu liat?" Tanya Ayana cemas mendatangi Thalia yang sedang

"Lah kenapa nanyain ke aku, aku mah da gak liat. Ketinggalan meren di kamar mandi mesjid tadi," Jawab Thalia yang sedang memisahkan beberapa baju nya.

"Emang iya ya, perasaan tadi aku langsung bawa kok, ya udah aku coba cari aja kesana deh," Jawab Ayana kurang yakin.

Ayana pun langsung pergi menuju masjid yang dibicarakan Thalia, namun tanpa disadari Ayana, Farhan baru saja berpapasan dengan Ayana.

Ternyata Farhan baru saja berjalan dari arah masjid, dan ia berjalan menghampiri tenda Thalia.

"Itu...si Ayana kenapa? jalannya meni buru-buru gitu?" Tanya Farhan pada Thalia yang jongkok memunggunginya.

"Ini punya siapa nya? tadi nemu,punya kamu bukan?" Tanya Farhan pada dirinya sendiri sekaligus pada Thalia yang sedang sibuk.

Farhan terus melihat barang yang ditemuinya, sebuah kantung kecil yang padat berisi, dengan warna dan motif bunga matahari.

Saat Thalia berdiri dan berbalik badan untuk melihat barang tersebut, tiba-tiba Ayana datang berlari menghampiri Thalia.

"Thalia...gak ada loh, aku udah cari dikamar mandi masjid sama ditempat sholatnya juga gak ada, kemana ya? kalo sampe hilang, gimana aku bilang kebunda nanti," Sahut Ayana sedikit kecewa dan cemas karna barang yang dicarinya tak ia temukan.

"Ai tadi kamu nyimpenya dimana, pas udah pake tadi pagi? pohoan atuda kamu mah," Jawab Thalia bingung, pasalnya semenjak Ayana keluar masjid tadi, Thalia tidak begitu memperhatikan barang bawaan Ayana.

"Euhh atuh meni aya-aya wae, kemana atuh." bingung Thalia.

Sementara Farhan hanya diam memperhatikan kedua temannya berbicara, dan tak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.

Thalia tak sengaja melihat ada benda tergantung dipergelangan tangan Farhan.

"Farhan...ai eta kamu bawa naon?" Tanya Thalia penasaran. Dengan santainya Farhan memberikan barang tersebut kepada thalia dan Ayana.

"Itu kan tas makeup aku!" Jawab Ayana jelas.

Selamat Membaca Next Chapter

24 Jam (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang