10.Hari Pertama Sekolah

34 27 29
                                    

Di senin hari yang cerah, dimana disetiap sekolah selalu melakukan upacara bendera, bahkan bukan hanya disetiap sekolah saja bukan.

Banyak pelajaran yang dapat diambil dari adanya upacara bendera ini,apalagi untuk anak-anak yang sedang menimba ilmu di tiap tingkatannya.

Dari upacara bendera ini kita bisa banyak belajar untuk bersabar.

Bersabar untuk menunggu kegiatannya selesai, yang dimana mengharuskan kita untuk terus berdiri ditengah lapangan dengan tegak, dan menghiraukan panas matahari pagi yang kadang terasa menyengat di ujung ubun-ubun.

Memang matahari di pagi hari sangat sehat untuk kulit dan pertumbuhan kita, hanya saja kita tak tau berapa derajat panasnya itu.

Beruntunglah mereka yang berbaris dibarisan yang teduh, beda cerita jika mereka yang berbaris tepat dimana matahari itu berada.

Layaknya Ayana saat ini, ia sangat beruntung sekali berada dibarisan  tempat teduh.

Ayana berbaris setelah Thalia, tepatnya kedua dari depan, memang teduh tapi resiko berbaris dikedua dari barisan paling depan yaitu pegal dan harus benar-benar tegap.

Karna jika berubah sedikit, itu akan terlihat di barisan guru, dan barisan akan terlihat beda dengan awalnya.

Ayana merasakan panas dingin tiba-tiba disekujur tubuhnya, dan seketika kepalanya pun ikut berdenyut-denyut dan pusing dirasanya.

Ayana mencoba menahannya sebisa mungkin, namun saat Ayana memfokuskan matanya lurus kedepan, ia melihat seakan ada dua bayangan yang sama dimatanya.

Lagi Ayana mencoba menahannya, namun bukan membaik semuanya malah makin berat seketika, ingin rasanya Ayana duduk walau hanya sebentar saja.

Ayana pun menguatkan badanya dengan memegang pergelangan tangan Thalia, Thalia pun kaget dan langsung menggenggam tangan Ayana sebisa mungkin.

Namun usaha itu tetap gagal, dan pada akhirnya Ayana terjatuh tak kuat menahan beban tubuhnya.

Melihat itu, salah satu anggota osis dan anggota PMR yang bertugas dan menjaga barisan pun segera membawa Ayana pada tandu yang  sudah disiapkan.

Disisi lain, David melihat Ayana yang pingsan dan dibawa dengan tandu pun sedikit khawatir dan tak bisa melakukan apapun, karna dia sedang menjadi pemimpin upacara.

                                 ***

Setelah melewati beberapa urutan upacara dan penyambutan siswa baru disekolah SMA Tunas Bangsa, Akhirnya semua siswa pun dibubarkan dari barisannya.

Thalia yang dari tadi merasa sangat khawatir dengan keadaan Ayana, Thalia pun langsung mendatangi UKS dimana Ayana berada.

Saat Thalia sudah berada didepan pintu UKS, Thalia melihat Farhan yang juga baru sampai, mereka pun langsung memasuki ruangan UKS itu.

Namun ternyata Ayana tidak sendiri, ada David yang sedang memberinya roti, Thalia pun sedikit berkurang rasa khawatirnya terhadap Ayana.

"Gimana atuh keadaan Ayana teh kak?" Tanya Thalia pada David.

"Ohh gak papa kok, kata petugas UKS Ayana hanya kelelahan biasa kok,kata Ayana, tadi pagi dia belum sarapan, makanya dia pingsan."

"Oh gituh, atuh Ayana kata aku ge kamu teh kalo mau berangkat kesekolah atau kemana ajah gituh, harus makan dulu gera, biar gak salatri, kasian atuh bunda kamu suka masakin tiap pagi tapi kamunya teh gak makan."

"Iya Thalia, lagian tadi aku buru-buru, aku bangun kesiangan, jadi gak sarapan soalnya takut telat," jawab Ayana pasrah.

"Terus ai sekarang gimana, masih pusing gak, aku teh kaget tau tadi pas kamu tiba-tiba pegang tangan aku!"

"Udah gak sepusing tadi sih, soalnya barusan udah minum obat."

Farhan yang sedari tadi hanya memperhatikan keadaan Ayana, tak sedikit pun bertanya apapun kepada Ayana, walaupun jujur dari hatinya saat ini ia merasa khawatir dengan keadaan Ayana.

Bel sekolah pun berbunyi tanda waktu belajar mengajar akan segera dimulai, Thalia bingung bagaimana dengan Ayana saat ini, ingin rasanya ia menemani Ayana tapi ini hari pertama sekolahnya.

David yang sedari tadi selalu mengajak Ayana berbincang, tiba-tiba berpamitan pada Ayana untuk segera mengikuti kelasnya.

"Thalia kenapa masih diem disini? itu udah bel, cepet masuk ntar keburu ada guru lagi, sekalian ijinin aku yah," Sahut Ayana menyadarkan Thalia dari lamunannya.

"Tapi kamu kumaha disini sendirian atuh?"

Tiba-tiba Farhan berjalan memasuki ruang tidur disebelah Ayana, dan langsung meniduri tempat tidur tersebut.

"Eh Farhan naha kamu teh malah tiduran didinya nya? naha teu ka kelas eh, baru ge hari pertama udah bolos kamu teh," Tanya Thalia.

"Sok we kamu duluan, aku mah rek bolos dulu we jam pertama," Jawab Farhan seadanya.

"Tapi gak ada yang ijinin kamu dikelas gimana? masa hari pertama udah bolos aja." Tanya Ayana

Tak ada jawaban dari Farhan, yang ada hanya suara dengkuran halus yang berasal dari Farhan.

"Ya udahlah Thalia, kamu ke kelas aja sekarang, nanti keburu ada guru lagi."
Saran Ayana.

Thalia pun segera meninggalkan Ayana dan Farhan di UKS, ia segera berjalan ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran sekaligus mengijinkan Ayana yang ada di UKS.

                                   ***

Tibalah bel istirahat menyadarkan Ayana dari tidurnya, Ayana terbangun dan duduk menyamping untuk turun dari brangkar tempat tidur.

Ia rasa keadanya sudah membaik saat ini, saat ia sudah menyentuh lantai, Thalia dan Farhan pun datang dan membawa beberapa roti serta jajanan lainnya menghampiri Ayana.

Ada rasa khawatir dari Farhan melihat Ayana yang kesusahan memakai sepatunya, dan mengharuskan Ayana untuk berjongkok agar mencapai kakinya.

Farhan pun dengan segera membantu Ayana, Farhan sedikit berjongkok memposisikan pahanya menjadi dudukan untuk Ayana duduki, dan lutut satunya menahan tumpuan badanya, dengan segera Farhan memakaikan sepatunya kepada Ayana.

Ayana yang sedikit kaget dengan sikap Farhan pun hanya bisa terdiam membisu, memperhatikan Farhan memakaikan sepatunya.

Ayana pun langsung menggapai tangab Thalia dan segera pergi ke kantin yang diikuti Farhan dibelakangnya.

Ayana sempat memikirkan kejadian yang baru saja terjadi, kenapa Farhan harus merepotkan dirinya untuk memakaikan Ayana sepatu, padahal Ayana bisa memakaikannya sendiri.

Namun ketika memikirkan itu, seketika Ayana merasa pipinya panas dengan tiba-tiba, dan langsung disusul dengan bayangan seseorang yang sedang Ayana perjuangkan hatinya saat ini.

Bayangan itu mengingatkan Ayana untuk mengakhiri pikirannya terhadap apa yang Farhan lakukan.

Selamat Membaca Next Chapter

24 Jam (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang