5.Ke Khawatiranku

37 34 24
                                    

Hari kelima dari kegiatan MPLS ku,yang bertepatan dengan hari jumat.Aku berharap di hari jumat ini, aku diberikan keberuntungan...Amiin.

Aku berharap seperti itu, karena ya kalian tau kan ini hari kedua dimana kakak Anisha mengawas kelasku. Tapi bukan ini masalah yang sedang aku khawatirkan, aku berharap jika hari ini merupakan hari keberuntunganku, semoga aku tak mendapatkan perintah aneh-aneh dari teman sekelasku.

Dari kemarin banyak sekali yang mendapatkan perintah aneh-aneh dari game itu, contohnya salah satu teman baruku yang menjadi korban dari game ini, dimana ia harus bejoget layaknya seekor moyet yang sedang dalam pertunjukan. Ya walaupun temanku tak mempermasalahkan akan hal itu, tapi menurutku ini agak keterlaluan bukan?...

"Namanya juga game kan, mau gak mau ya harus mau atuh, di bikin asik aja we, sekalian ngehibur kamu sama yang lainnya juga kan, biar kamu teh gak bosen," Katanya seakan menyudutkanku untuk setiap protesan yang keluar dari mulutku.

"Ya game sih game, tapi emang gak keterlaluan gitu?" Tanyaku masih mencari pembelaan darinya.

"Ya udah atuh ahh, jangan dipikirin wae, bisi gelo nanti teh. Sekarang mah kamu harus nyiapin mental buat nanti ngelakuin game itu," Katanya lagi.

"Hayu ahh cepet, bisi telat!"

Ya sudahlah, aku tak mau memperpanjang lagi. Toh temanku sendiri berkata seperti itu.

***

Saat ini aku sedang berada dikelasku,menunggu jam masuk sembari mengobrol dengan ketiga teman baruku ini, salah satunya adalah laki-laki yang duduk sebangku denganku.

Dia Farhan maulana, dia adalah teman sebangkuku, kalian pasti tau kan lelaki yang berperawakan rapih dan rambutnya berponi, memakai kacamata bulat, dan yang paling banyak diperhatikan oleh banyak siswi disini karena apa lagi coba?

Ya, karna penampilannya itu, yang menurut mereka disini merasa aneh.

Dan kadang juga sering banget aku denger dia dikatai cupu oleh siswa-siswa baru disini, ya balik lagi karna penampilannya itu.

Aku sebagai teman sebangkunya mencoba memberikanya solusi "Coba deh kamu ubah penampilan kamu!" Kataku hanya memberi saran.

Tapi dia langsung berkata "Gak,jangan,,,Biarin aja kayak gini!" Katanya datar.

aku merasa aneh dengan kata-katanya itu, dia terlihat seperti takut untuk merubah penampilannya.

Ya udah lah terserah.

Author POV

Waktu yang ditunggu-tunggu Ayana pun telah tiba, saat ini adalah gilirannya untuk maju kedepan dan membuka gulungan kertas perintahnya.

Dalam hatinya tak henti-hentinya ia berdoa agar hari ini adalah keberuntungannya, dan juga mengumpulkan keberaniannya jikalau keberuntungan itu tak berpihak padanya.

Tiba-tiba ia merasa keberuntungan itu sepertinya takan pernah terjadi dan takan berpihak padanya saat ini,karna saat ia membuka kertas gulungannya kata pertama yang dilihatnya bertuliskan,
"Tembak"

Dan ia pun bisa menebak kata selanjutnya seperti apa, ia pun sekilas melirik teman-temannya yang membeku seketika, sepi dan kondusif, menunggunya membuka semua kertas perintahnya.

Sembari membuka kertasnya, ia tiba-tiba merasakan suhu diseluruh badannya telah turun dengan sekejap, tiba-tiba badanya terasa dingin saat itu juga.

Ia pun melihat kelanjutan kata demi kata berikutnya.

"Tembak ketua osis didepan semua angkatan peserta MPLS,saat acara berkemah nanti. Dan pacaran selama 1 minggu kedepan."

Ayana pun terdiam dibarengi dengan suara cegukan, salah satu temannya pun merasa aneh dengan tingkah Ayana, dan langsung mendekati juga menyadarkan Ayana dari keterdiaman Ayana.

Ayana pun mengerjapkan mata beberapa kali dan sadar akan kondisi sekitarnya yang berbeda, yang dimana semua tiba-tiba rame dan tidak sekondusif tadi.

Dan karena itu pula David masuk keruangannya, mencoba menertibkan dan akhirnya ikut mengawas ruangan Ayana bersama pengawas Anisha dan teman-temanya.

Karena penasaran Anisha pun merebut kertas tersebut dan membacanya, Anisha ikut kaget saat membaca surat ini.

Tak banyak yang tau jika Anisha itu menyukai David, tapi ia tak pernah menyatakan perasaannya itu pada David.

Anisha pun kembali melihat Ayana yang gugup, Anisha sebisa mungkin menyembunyikan perasaan sakitnya itu, karna ada David disisinya.

"Ayana..kamu kenapa?" Tanyanya santai kepada Ayana dengan David disisinya yang melihat Ayana penasaran.

"Ii.i..itu...apa gak salah perintahnya?" Tanya Ayana yang bodohnya dia bertanya didepan David, orang yang bersangkutan dengan isi perintah itu.

Karena David penasaran,David pun merebut kertas itu dari tangan Anisha.

David pun membaca semua isi perintahnya dengan lantang, sehingga semua teman satu ruangannya pun mendengar isi perintah tersebut.

Jelas sekali Ayana kaget atas perbuatan David itu, dan Ayana melihat semua teman perempuanya serentak berteriak kaget dan sebagian terlihat tak terima dengan perintah ini.

Bahkan si kakak pengawas yang pernah mendekati David terlihat dengan jelas, sangat kesal kepada Ayana, dan terus melihat Ayana dari belakang bangku para peserta mpls bersama kawannya.

Ayana hanya bisa membisu melihat semuanya, dan tiba-tiba saja Thalia berbisik.

"Ini mah gak salah atuh Ayana, malah bagus atuh, kamu mah gimana sih,kalo aku jadi kamu mah sekarang juga aku langsung omongin kesemua orang bukan ke angkatan mpls aja,udah atuh terima ajah, da si aa David mah banyak yang suka, udah kasep,pinter, anak basket lagi makanya banyak yang ngincer, udah syuutt aja diem terus ambil itu suratnya, cepet,,terimain aja," Katanya memberitahu Ayana dengan logat sundanya yang khas dipendengaran Ayana dan juga tak lupa menyimpan telunjuknya di bibirnya.

"Apanya yang bagus sih, malahan karna kak David banyak yang ngincer,pinter, anak basket, dan apa tadi kata kamu...euhh kasep apalah itu pokonya, aku tuh gak mau, aku gak mau orang-orang...," Jawab Ayana yang tiba-tiba di potong oleh David.

"Gak mau kenapa?...apa takut jadi perbincangan disekolah ini?" Sela David sembari tersenyum ramah pada Ayana.

Ayana pun tak bisa meneruskan dan menjawab perkataanya, ia hanya membalas pertanyaan David dengan senyuman terpaksanya.

Karna secara tidak langsung perkataannya sudah terjawabkan oleh David, dan sebenarnya juga ada orang lain yang sedang Ayana kejar saat ini.

                                ***

Karna kejadian ini, Ayana kembali menjadi bahan pembicaraan disekolah.

Sampai saat ini, saat Ayana sedang bersiap membawa sepedanya untuk pulang, masih ada aja yang membicarakanya didepan matanya sembari memainkan telunjuknya yang mengarah padanya.

Ini yang Ayana khawatirkan, bahkan dari awal saat ia pertama kali diantar pulang oleh David.

Ia sudah berjanji pada dirinya untuk tidak berhubungan lagi dengan David,ia tak mau dibicarakan seperti ini lagi seperti kemarin-kemarin.

Dan sekarang malah sebaliknya, dia harus berurusan lagi dengan David,bahkan bisa dikatan lebih parah dari kemarin.

Ia harus menyatakan perasaannya pada kakak ketua osis yang banyak disukai oleh hampir semua angkatan disekolahnya.

Dan Ayana tidak tau harus menyatakan perasaannya seperti apa,karena dia tak memiliki perasaan apapun pada David.

Ayana pun pergi melajukan sepedahnya dengan kecepatan tinggi sampai didepan gerbang dia berhenti dan kembali melajukan sepedanya lagi.

Selamat Membaca Next Chapter

24 Jam (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang