CHAPTER 10

5.3K 246 2
                                    

🌷Happy Reading🌷

.
.
.
.
.
.
.
.

Kenapa dari banyaknya manusia dibumi ini kenapa harus kamu...

️❄️❄️❄️

Tepat pukul 10.00 wib Sean bersama emil sekretarisnya telah berada di depan gerbang yayasan tk yang dimilikinya. tk ini ia beri nama se-cha pengabunggan namanya dan chesna. Fasilitas di tk ini sudah tidak perlu diragukan, dengan kecanggihan teknologi dan pengajar yang profesional menjadikan tk se-cha ini menjadi incaran para ibu ibu muda agar dapat menyekolahkan anaknya di tk ini dan salah satunya adalah chesna.

Entah ini kebetulan atau tidak yang penting Sean bisa melihat kedua buah hatinya. Sejak tadi Sean merasakan perasaan bahagia diselingi rasa gugup. Sean hanya merasa gugup karena sebentar lagi dirinya akan bertemu dengan kedua buah hatinya. Zia dan Gavin. Meski belum tentu keduanya adalah anaknya, tapi Sean yakin jika keduanya adalah anaknya dilihat dari foto gavin yang begitu mirip dengan Sean kecil.

"Mari kita masuk tuan" ucap emil yang dibalas anggukan dari Sean.

Keduanya pun berjalan masuk ke dalam pekarangan tk se-cha. Saat masuk ke dalam dirinya disuguhi pemandangan anak-anak yang sedang bermain. Mengedarkan pandangannya Sean tersenyum tipis bahkan saking tipisnya emil yang berada disampingnya tak dapat melihatnya.

"Ruangan" ucap Sean membuat emil paham dan langsung menuntun Sean menuju ruangan kepala yayasan.

Kedatangan Sean dan emil memang mendadak karena Sean ingin melihat kedua putra dan putrinya meski belum pasti. Namun ketika dirinya mendengar dari darren bahwa gavin dan zia sering terkena bully dengan anak yang bernama raka kalau tidak salah.

Saat tiba di ruangan kepala yayasan emil mengetuk pintu ruangan itu dan muncul lah kepala sekolah bernama mela kalau Sean tidak salah ingat. Entahlah Sean tidak peduli.

"Mr. Alison mengapa anda datang kemari?. Silahkan masuk mr"ucap mela kepala yayasan dengan wajah terkejut yang begitu kentara di raut wajahnya.

Baik Sean maupun emil tidak lantas membalas ucapan mela. Mereka masuk dan duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut.

"Jadi Mr. Jika boleh saya tahu apa maksud kedatangan Mr dengan tuan emil kesini?" Ucap mela dengan nada sopan namun rasa takut begitu kentara di wajahnya.

"Sebelumnya saya meminta maaf kepada anda karena datang tanpa pemberitahuan sebelumnya..."ucap Emil menatap mela yang menganggukkan kepala seakan berucap "tidak apa apa tuan". Emil lalu menyambung kembali ucapannya. "Kedatangan saya dan Mr kesini ingin menanyakan tentang anak yang bernama gavin dan zia yang bersekolah disini" ucap emil melengkapi ucapannya.

"Gavin dan Zia? Sebelumnya ada apa dengan mereka ya Mr sehingga anda mencarinya?" Tanya mela kepada Sean dan emil meski lebih ke emil sih.

"Tidak ada. Saya ingin bertanya mengenai pembullyan yang terjadi kepada keduanya! Apakah benar mis?"ucap Emil membuat sekujur tubuh mela menegang.

"Be..nar Mr gavin dan zia memang terkadang dibully dengan menyebutkan mereka tidak mempunyai ayah, hal ini dikarenakan mereka selalu diantar ibunya tanpa adanya ayah yang menemaninya"ucap mela dengan tebata-bata menjelaskan perihal yang sebenarnya kepada Sean dan emil.

"Siapa?" Tanya Sean menatap mela tajam membuat mela tidak berani mengangkat kepalanya menatap Sean.

"Namanya raka tuan, tapi sekarang mereka sudah tidak dibully lagi karena Mr Fransisco datang dan mengaku sebagai papanya gavin dan zia Mr." Ucap Mela kembali menjelaskan dengan nada gemetar yang terekam jelas di suaranya.

Surrender to love (New Version)/ Revisi BerjalanWhere stories live. Discover now