CHAPTER 3

6.3K 246 3
                                    

🌷HAPPY READING🌷

.
.
.
.
.

❄️❄️❄️

Saat ini Chesna dan si kembar sedang menikmati es krim yang dibelikan Chesna sesuai dengan janjinya kepada keduanya. Menikmati perjalanan menuju Resto tempat Chesna Bekerja dengan menggunakan Bus.

Es krim habis mereka pun sampai di depan halte yang berada dekat dari tempat kerjanya Chesna. Dirinya pun turun bersama keduanya dan berjalan sekitar beberapa langkah untuk mencapai Resto.

Memasuki pintu dan menuju ke arah belakang untuk mengambil pakaian kerjanya yang berada di dalam loket khusus para pekerja, dan memakainya kembali setelah tadi dirinya lepaskan karena menjemput si kembar.

Saat Chesna tengah mengganti pakaian di dalam toilet, di luar sana terjadi sedikit kericuhan akibat ulah Arin yang menganggu putri kecilnya Zia.

"Gendutt.... ko kamu tambah gendut sih, ini lagi pipinya jadi tambah chubby, bikin aunty semangat untuk nyubitinnya ih..." ucap Arin mensejajarkan dirinya sehingga sejajar dengan tubuh mungil Zia yang saat ini tengah mengerucutkan bibirnya dan menatap Arin kesal.

"Ish Aunty, Zia itu langsing tau aunty" ucap Zia tak terima dikatakan gendut oleh Arin.

"Langsing darimana coba, lemaknya udah numpuk di sini, sini, terlebih di sini" ucap Arin dengan gemas sambil mencubit pelan pipi Zia, lalu tangan Zia dan juga mengelus perut Zia menunjukkan gumpalan lemak Zia.

"Pokoknya Zia langsing, nggak gendut!orang cantik gini dikatain gendut aunty harus peliksa mata deh kayaknya" ucap Zia menatap Arin dengan cemberut disertai julid, karena tidak terima dirinya dikatakan gendut.

Sebenarnya Zia itu nggak gendut, hanya saja beberapa lemak menumpuk di tempat tertentu membuatnya terlihat gendut, tapi itu hal wajar menurut Zia, karena dirinya masih masa pertumbuhan. Tapi, aunty Arinnya ini sangat senang menjahilinya membuatnya sedikit kesal, tapi tidak terlalu sih. Aunty Arin nya ini tidak mengerti kalau Zia itu cantik langsing dan incaran para cowok ganteng diluar sana. Setidaknya itulah sedikit yang bisa Zia jelaskan mengenai lemak yang wajar ada dimasa pertumbuhannya ini.

"Zia, minta maaf" ucap Gavin yang sedari tadi melihat keduanya dengan tatapan datar akhirnya mengangkat suaranya ketika ucapan Zia sangat tidak sopan.

"Hehe, iya Avin. Aunty, Zia minta maaf ya kalau ucapan Zia bikin aunty sakit hati. Zia cuma bercanda aunty. Maaf ya" ucap Zia dengan puppy eyesnya dengan kedua tangan saling menyatu satu sama lain meminta maaf.

Arin yang melihatnya pun tersenyum jahil. "Maafin nggak ya" ucap Arin memasang ekspresi sedang berfikir.

"Aunty... Zia janji deh bakalan tlaktilin aunty lin jajan cilok di depan"ucap Zia melakukan penawaran agar permintaan maafkan diterima, dan jangan lupa tatapan memohonnya kepada Arin yang membuatnya terlihat menggemaskan.

"Baiklah kalau begitu, aunty maafkan. Jangan lupa janji Zia buat beliin aunty cilok okey" ucap Arin tersenyum puas karena berhasil menjahili Zia.

"Yah, aunty ko gitu sih. Zia kan nggak punya uang.. ish, nggak like lah sama aunty" ucap Zia membuat Arin melepaskan tawanya yang sedari tadi ia tahan agar tidak meledak.

"Ishh, sebel, sebel, sebel, kita bukan
fliend titik. Lebih baik Zia temenan sama uti Mia" ucap Zia kepada Arin sambil menghentakkan kakinya di lantai pertanda dirinya kesal abis.

"Okey, aunty minta maaf ya" ucap Arin sambil mengelus kepala Zia sayang.

"Mommy" ucap Zia ketika melihat Chesna berjalan ke arah mereka.

Surrender to love (New Version)/ Revisi Berjalanحيث تعيش القصص. اكتشف الآن